peratian

4.9K 206 2
                                        

Fauzan menatap langit malam yang cerah.
Ia jadi teringat sama senyum Lisa yang membuat ia seperti terhipnotis untuk beberapa saat.

Ia akui memang sedikit lebai. Emangnya juga orang jatuh cinta.ya, jatuh teruslah itu walaupun lebai lebai manja gitu.

Malam ini ia ada janji dengan kawannya untuk balap liar.

Uang yang baru papanya kirim telah habis ia gunakan untuk membelikan Ibuk cincin Emas yang udah tergadaikan Karna masukin ia les model.

Sudah seharusnya Fauzan mengantinya Karna Sekarang ia telah berhasil menjadi model.

Memang uang ini hasil taruhan tapi Fauzan tidak akan menggunakan nya. Mungkin ia bakalan kasih ke teman temannya uangnya agar ia tak memakannya.

Fauzan hanya mencari kesenangan belaka saja untuk menghibur dirinya ketika malam.

Lisa calling you.

"Zan,rindu ke rumah aku dong"

"Yaudah,aku otw ya...."

"Beliin martabak coklat keju. Gak pakai lama"

"Iya,sayang......"

"Hati hati my dear....."

Tuttttt......

Fauzan tersenyem menatap layar ponselnya yang telah hitam. Ia segera mengambil jaket serta kunci kereta miliknya Dan langsung pergi ke rumah Lisa.

***

Lisa berdecak ketika nyamuk malam ini sangat ganjen gak berhentinya ia menciumi kulit Lisa.

Lisa tersenyum lega ketika orang yang ia nantikan datang juga dengan satu kantung pelastik putih di tanganya.

"Lama banget,udah lumutan"cibir Lisa menatap Fauzan yang terlihat sangat ganteng malam ini.

"Antriannya panjang kayak mau naik odong odong tau gak?"Lisa terkekeh menatap wajah Capek Fauzan yang mengantri.

Ia membawa Fauzan masuk ke rumahnya.
Malam ini Mama Dan papa lagi keluar sedangkan Varo pergi untuk olimpiade Dari sekolahnya Dari pagi hingga malam gini belum pulang juga.

"Pantes alesan kangen,bilang aja takut di rumah sendirian"Lisa tersenyum menatap Fauzan yang pekaan.

Hand phone Fauzan berbunyi lantas saja Fauzan mengangkatnya.

"Sayang ambil minum aku ya?"suruhnya ke Lisa.

Lisa mematuhi lalu ia beranjak ke dapur untuk mengambil minum Fauzan.

"Okey.."

"Taruahan nya gedekan?"

"Geu nanti bakalan datang"

"Pasti gue gak ngecewaiin lo,lo man tau kalau gue pembalap jagoan komplek"

Lisa berdesis ketika ia sedikit menguping pembicaraan Fauzan.

Jadi dia mau balap liar?!,liat aja yang Lisa perbuat.

"Itu minumnya"Lisa menyerahkan segelas jus jeruk ke Fauzan.

"Makasih sayang"ucapnya lalu meminum minuman tersebut.

Lisa masih saja menatap Fauzan penuh curiga. "Masih gue liatin!"gumamnya dalam hati.

"Hmmm,kamu Sama siapa di rumah?"Lisa semakin curiga bahwa Fauzan akan menuju ke tempat balapan liar tersebut.

"Sendiri.."Fauzan memanggut memasukkan hand phone miliknya ke saku jacket lalu tersenyum menatap Lisa.

"Aku pergi ke toko bentar ya,nanti aku balik"Lisa lantas saja mengelngkan kepalanya.

"Bentar aja kok"Pastiin Fauzan.

"Ohhhh. Yaudah besok kalau Ada berita anak perempuan mati di perkosa kamu jangan terkejut"Lisa membuang mukanya melipat tanganya di dada.

"Wushhhh,kamu ngomong apaan sih?"Fauzan berdecak lalu merangkul Lisa.

"Kamu tau lagu jauh di Mata dekat di hati gak?"Lisa mengangguk pelan.

"Itu ibarat kita walaupun gak selalu bersama,kan hati kita tetap satu"Lisa memutar bola matanya.

"Basi tau gak!"Lisa berdiri Dari duduknya lalu berjalan ke jendela besar di belakang sofa yang ia dan Fauzan duduki.

"Kok basi sih?"Lisa tak memeperdulikan Fauzan.

Yang penting ia bisa menahan Fauzan di sini dan tidak pergi ke Sana.

Lisa menatap keluar jendela. Ia sayang Fauzan Dan ia harus membawanya ke arah yang benar. Maka ia harus menahan dan tidak beri izin pads Fuazn untuk meninggalkan rumah.

"Kenapa sih?"Fauzan mendekat lalu meraih pinggang mungil Lisa ke dekapannya.

"Jangan pergi,Aku sendirian loh"Lisa cemberut mengadahkan wajahnya menatap wajah Fauzan yang di atas kepalnya.

"Iya gak pergi kok,bentar aja"Lisa melepaskan secars paksa tangan Fauzan di pinggangnya.

"Kalau gitu aku ikut"Lisa melipat tanganya di dada menata Fauzan.

Fauzan memijit pelipisnya. Kenapa Lisa menjadi bawel gini sih?.

"Kamu ngupingin aku nelfon tadi?"Fauzan mencium gelagat aneh Lisa yang mencari Cari alasan yang tepat untuk pertanyaan.

"Gak sengaja"Fauzan terkekeh melihat Lisa yng membuang muka malu Karna ketahuan.

Fauzan berjalan mendekat meraih dagu Lisa agar menatap ke arahnya.

"Kamu terlalu baik untuk ke sana,sayang"Lisa menarik tangan Fauzan yang berada di dagu Lisa.

"Kamu juga baik jadi gak usah ke sana"Lisa meninggalakn Fauzan dan duduk di sofa.

Fauzan menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

Malam balapan ia pasti hancur sudah,dari pada hubungannya dengan Lisa yang hancur.

"Tapi Lis--"

"Kalau kamu mau pergi,yaudah sana jangan pernah balik lagi ke sini!"Lisa geram sendiri menatap Fauzan yang terbenggong akbiat Lisa bentak.

Ada rasa bersalah ketika Lisa melihat mimik wajah Fauzan.

"Aku tau kamu sayang Sama aku Lis,aku gak kesana tanpa kamu bentak kayam gitu"Lisa menunduk mendengar ucapan Fauzan yang memarahinya.

"Maaf"cicit Lisa.

Fauzan mengembuskan nafas panjang ia berjalan mendekat ke Lisa lalu mengecup singkat puncuk kepala Lisa.

"Aku takut kamu menjadi patah hati ketika mengenal Ku".

Ketua Osis Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang