Mentari

4.6K 190 0
                                    

Fauzan memberikan air mineral yang baru saja ia belikan untuk sang pacar.
Dari tadi siang ia dan Lisa mencari Toko yang tidak di gunakan atau di sewakan untuk dibuat toko roti.

"Besok aja lanjutin,panas gini"ucap Fauzan membujuk Lisa untuk pulang.

"Aku udah dapat nomor hand phon yang punya besok mau jumpa"jawab Lisa tersenyum ceria.

Fauzan menghemhuekan nafas pasrah ketika Lisa ngotot untuk buat toko roti bersama Mamanya.

"Kamu gak suka ya,aku buat toko roti sama Mama kamu?"tanya Lisa curiga memandangi gelagat sang pacar.

"Hah,gak kok"Fauzan mengedikkan bahunya lalu berjalan menuju mobil sedan hitam miliknya.

"Kamu itu aneh ya.."Lisa mengelengkan kepalanya dan ikut masuk ke mobil sedan Fauzan.

***

"Zan,aku sendirian di rumah. Numpang ke rumah kamu ya?"Lisa menatap Fauzan sambil mengedipkan matanya mengeluarkan mata manjanya membujuk Fauzan.

"Teserah.."jawan Fauzan kembali fokus dengan jalanan yang padat.

Setelah sampai di rumah Lisa langsung masuk ke rumah tanpa menunggu Fauzan turun dari mobil.

"Gue aja anak kandungnya gak semangat baget perasaan jumpa sama orang yang ngelahirin gue"Fauzan mengembuskan nafas pasrah lalu berjalan mengikuti masuk ke rumah.

"Tante,aku kemarin udah telfon yang punya ruko besok kita jumpa di cafe dekat situ ya tan?"ujar Lisa semangat. Lily menganguk tersenyum ketika Lisa bersemangat membantunya.

"Zan,malam ini ada undangan dari kawan kamu Smp dulu dia tunangan jangan gak dateng ya!,bareng sama Lisa perginya"Fauzan menatap Mamanya sekilas lalu beralih menatap Lisa. Lisa mengangguk setuju Fauzan mengiyakan ucapan Mamanya lalu naik ke kamarnya tanpa ucapan lain.

"Tan,Fauzan memang dingin gitu sama Tante?"Lily tersenyum miris mendengar ucapan Lisa.

"Dulu dia kalau gak ada Tante gak bisa tidur,tapi kenyataan telah berubah Fauzan sudah menjadi orang yang susah Tante genggam"Lily menatap lurus ada kilatan sakit dan kecewa bercampur menjadi satu.

"Tan,aku bakalan bantu yang terbaik untuk Tante dan Fauzan"Lisa menepuk pundak Lily menyalurkan kesenangan di dirinya ke badan Lily.

Setelah itu Lisa pamit ke kamar Fauzan karna Lily sedang sibuk masak untuk makan siang mereka.

Lisa berdiri di pintu berwarna abu abu tersebut. Ia menarik knop pintu dan tak menyangka bahwa tidak terkunci.

Kaki jenjang Lisa memasuki kamar bernuansa monokrom tersebut. Matanya maneliti semua barang barang yang menghiasi kamar Fauzan.

Dari lemari pakaian tempat tidur king size lemari penuh berisi buku buku tebal serta cermin hias yang cantik.

Lisa juga melihat foto foto yabg tergantung di kamar Fauzan. Ada foto dia yang berada di laut dengan senyum mengambang, ada juga fotonya masih kecil yang giginya ompong,ada juga foto Fauzan berangkulan dengan lelaki yang sangat mirip dengan Fauzan.

"Apa dia kakaknya si Fauzan?"tanya lisa mengerutkan kening.

"Iya dia kakak aku"Lisa terlonjak dan menoleh mendapati Fauzan yang bertelanjang dada berdiri di sebelahnya dengan handuk yang ngelap rambutnya.

Wangi mint menguak di indra penciuman Lisa ketika jarak badan dia dan Fauzan menipis.

"Tapi sayang udah mati!"Ucap fauzan penuh penekanan.

Lisa terlonjak lalu menatap Fauzan tajam.
Fauzan hanya mengangkat bahunya acuh.

"Faktanya kalian dibuat dan di lahirkan dengan orang yang sama"ucap Lisa menantang Fauzan.

Ketua Osis Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang