Chapter 19 : Mike

90 9 0
                                    

-She broke her own heart, holding onto him- r.h. Sin

○●○

Suasana hati Alsa tak terlalu baik setelah bertemu Israel. Banyak hal yang memenuhi kepala gadis itu.

Beruntung, Ale menyadarinya. Dan tentu saja ia akan meminta Alsa untuk berbagi dengannya.

Ia menyerahkan segelas coklat hangat kepada gadis berambut dirty blonde itu.

"Thanks," lirih Alsa.

Ale mendudukan dirinya disamping Alsa. "Mau cerita ke gue?"

Alsa pun mulai bercerita mengenai dirinya dan Israel kemarin. Menceritakan bagaimana ia mencoba untuk tidak lemah dihadapan orang yang telah menghancurkan hatinya.

Dibalik kata-kata pedas dan sok cuek yang terlontar dari mulutnya, sesungguhnya ia selalu memikirkannya setelah itu.

Seberapa banyak usahanya untuk merubah dirinya sendiri, tetapi hatinya masih seperti Alsa yang dulu. Masih terlalu lembut dan mudah tersakiti. Namun tak satupun yang tau tentang itu. Semua orang menganggap dirinya sudah berubah total. Dan memang itulah yang diharapkannya.

Tetapi, kini, Ale pun tahu. Bahwa gadis dihadapannya ini masihlah sama dengan dulu. Mudah rapuh.

"Apa itu nyakitin banget buat lo?" tanya Ale sembari mengusap helaian rambut Alsa lembut.

"Ngelepasin dia?" tanya Alsa balik.

Ale mengangguk.

"Nggak sesakit waktu gue bertahan buat dia," jawab Alsa.

Ale tersenyum simpul dan memeluk erat gadis yang telah dianggapnya sebagai kakak perempuannya sendiri. "Kalo gitu, berarti lo dah ngelakuin hal yang bener, Sa."
.
.
.
Sepulangnya entah dari mana, Mike mengumpulkan seluruh penghuni rumah. Seakan ada hal penting yang disampaikannya.

"Jangan bilang lo mau pergi juga kayak cowok brengsek itu," cetus Jeremy. Ia masih mengingat hari terakhir Israel berada di rumah ini. Dan sekarang, semua perkataannya pada malam itu terasa hanya omong kosong. Apalagi setelah mengetahui apa yang dirasakan Alsa setelah kepergian Israel.

Mike tertawa renyah. Sebenarnya ucapan Jeremy bukanlah lelucon, tetapi Mike tidak ingin menanggapinya terlalu serius.

"Enggaklah. Gue ada kabar baik," ucapnya sejalan dengan senyumnya yang mengembang.

"Oke, gue dengerin," ucap Alsa sembari memakan kripik di toples yang dipeluknya.

Mike membersihkan suaranya terlebih dahulu. "Akhirnya gue dikontrak salah satu lebel ternama!" serunya heboh.

"SUMPAH? GILAK!" teriak ketiga pendengarnya bersamaan.

Seperti yang diperkirakan, Alsa lah yang paling heboh. Gadis itu melompat-lompat girang lalu memeluk Mike bangga. "Whoa. Ternyata selama ini gue tinggal serumah sama artis. Semoga aja karir lo cemerlang kayak Shawn Mendes. Congrats Mike!" ujar Alsa senang.

"Thanks, Sa. Ini semua juga berkat kalian yang selalu ngedukung gue," kata Mike sembari memeluk Alsa sama eratnya.

Ale menarik Alsa menjauh dari Mike. "Gantian, bego. Lo mulu," protes Ale membuat Alsa terkekeh.

"Selamat ya, bro. Jangan jadi 'kacang lupa kulit' ya," sindir Ale sambil memeluk Mike.

"Enggak lah. Lagian lo tu nyindir siapa? Percuma orangnya gak disini," ujar Mike lalu melepaskan brohug-nya.

"Kan gue cuma ngingetin elo," kekeh Ale.

Setelah mengambil polaroidnya, Jeremy tak lupa memberi selamat pada Mike.

"Kita foto bareng dulu sama artis sebelum tenar," kata Jeremy lalu mengajak Ale dan Alsa untuk ikut.

Setelah berfoto ria, mereka kembali tenggelam kegiatan masing-masing.

Mike menghampiri Alsa yang sedang asyik bermain billiard di ponselnya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo," kata Mike lalu memaksa Alsa untuk bangkit agar ia dapat duduk disamping gadis itu.

Alsa menggumam mempersilahkan.

"Gue pengen lo jadi model di video gue entar."

Satu kalimat itu langsung membuyarkan fokus Alsa terhadap game dihadapannya. "Apa?" tanya Alsa sekali lagi.

"Gue pengen lo di video gue. Tapi gak sendirian. Agency gue bakal nyariin model cowonya," jelas Mike.

Alsa belum sepenuhnya mengerti. "Kenapa harus gue?"

"Karena lo cewek paling berharga dan berjasa dalam karir gue. Sebenernya Agency gue yang nyariin model. Tapi gue mau model ceweknya itu harus elo," jelas Mike lebih detail.

Senyum mengembang menghiasi wajah cantik Alsa. "Uh... so sweet. Thanks, Mikey," ujar Alsa terharu.

"Model cowoknya ganteng gak?" tanya Alsa yang akhirnya mengutarakan pertanyaan paling utama di otaknya.

Mike memutar kedua bola matanya malas. "Gak tau. Katanya sih modelnya dari New York," ucap Mike tersenyum jahil.

Kedua mata Alsa melebar sempurna. Pikirannya langsung tertuju pada sosok yang selama ini menghantuinya.

"Kalo sampe agency gue milih dia, gue bakal minta ganti, kok. Santai aja. Yang penting lo harus ada di video gue," kata Mike seakan dapat membaca pikiran Alsa.

Dan Alsa pun menghela napasnya lega.

○●○

14/06/2017

Los(t) AngelesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang