"Don't say you miss her when it's your fault she's gone."
○●○
Suara nyaring nada dering ponsel Alsa membangunkan sang pemilik. Dengan malas ia menerima panggilan itu dan menepelkan ponselnya pada daun telinganya.
"Morning, Sa," sapa penelpon ceria membuat kedua alis Alsa tertaut bingung. Dengan energi yang baru saja terkumpul, ia membuka sedikit kelopak matanya untuk melihat nama sang penelpon.
"Ada apa lo nelpon pagi-pagi gini? Ganggu orang tidur aja lo," ucap Alsa malas.
"Dasar kebo. Gue lagi free nih. Lo mau jalan sama gue gak?" tawar sang penelpon.
Kesekian kalinya ia melihat nama sang penelpon untuk memastikan bahwa ia tak salah mengeja nama. "Lo sehat? Pacar lo kemana emang?"
"Lagi liburan sama keluarganya. Hari ini temenin gue ya?" pinta sang penelpon yang terdengar sedikit memaksa.
Alsa pun mendudukan dirinya. "Nanti gue disangka jadi selingkuhan. Ogah gue," tolak Alsa bergidik ngeri membayangkan tuduhan orang-orang yang akan dilemparkan padanya nanti.
Sang penelpon terkekeh. "Enggaklah. Gue udah izin dulu sama pacar gue tadi. Pokoknya hari ini lo harus temenin gue. Gak ada penolakan. Jam 10 gue udah di rumah lo, okay? Sip," kata sang penelpon lalu mematikan panggilannya secara sepihak sebelum Alsa sempat memprotes keputusan-seenak-jidatnya.
Alsa mendengus kesal dan membanting ponsel di tempat tidur lalu berjalan gontai masuk ke kamar mandi.
.
.
.
"Udah siap? Let's go," ajak pemuda yang tadi telah membuat keputusan secara sepihak kepada Alsa."Kok lo masih disini? Gak balik ke New York?" tanya Alsa setelah mendudukan diri di kursi samping pengemudi.
"Gue sama Israel emang dijadwalin seminggu di sini," jawab Luke sembari mulai menjalankan mobilnya ke jalanan.
Gadis blonde itu menghela napasnya. "Gue tanyanya lo doang. Gak pake Israel," gerutu Alsa. Luke pun menggelengkan kepalanya sembari tertawa kecil.
.
.
.
"...Alsa sang aktris pendatang baru," ujar Luke antusias seperti presenter yang membacakan pemenang nominasi pada suatu acara penghargaan.Alsa tertawa renyah. "Apaan sih. Norak deh lo. Cuma acting sekali udah dibangga-banggain sampe segitunya," kata Alsa meminta Luke untuk berhenti membanggakan dirinya.
"Yee... semua itu harus dibanggakan. Btw, Israel juga bangga sama lo," ucap Luke yang membawa nama Israel untuk kesekian kalinya.
Alsa memutar kedua bola matanya malas. "Udah. Gausah bawa-bawa nama dia lagi," tegas Alsa.
Luke mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar tak tahu harus bagaimana memperbaiki hubungan kedua orang ini. Disaat satu orang berjuang, satu orang yang lain hanya diam. Sangatlah sulit untuk mempersatukan kembali jika keadaannya seperti itu.
"Lo gak tau, Sa. Israel sekarang bener-bener menderita," ujar Luke memberitahu keadaan Israel pada Alsa.
Melihat Alsa tak berniat menanggapi ucapannya, ia pun memilih untuk tetap melanjutkan usahanya membantu sang sahabat agar dapat kembali dengan mantan gebetannya ini. "Dia udah ngelakuin segalanya demi lo."
Manik mata Alsa mulai menatapnya kembali. Tanda bahwa gadis itu mulai tertarik dengan ucapannya. "Setelah ketemu elo, dia langsung mutusin Cindy. Dia juga nge-cancel jobnya demi bisa lebih lama disini dengan harapan lo berubah pikiran," lanjut Luke.
"Dia terus-terusan cerita ke gue tentang kedekatan kalian dulu. Sampe puncaknya, kemarin setelah gue bawa dia keluar, dia mohon ke gue biar bantuin dia," jelas Luke lalu menghela napasnya--pasrah.
Luke menggenggam kedua tangan Alsa erat. Berusaha meyakinkan kepada gadis itu mengenai kebenaran dari ceritanya.
"Dia butuh elo, Sa," kata Luke mengakhiri ceritanya.
○●○
Uluhuluh:( Israel yang malang:(
Gimana tuh? Enaknya baikan apa engga?
Don't forget to voment gaes, thanchu!
Xoxo,
23/06/2017
![](https://img.wattpad.com/cover/102426936-288-k396066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Los(t) Angeles
Storie d'amore[COMPLETED] ▪Judul awal : Two Sides▪ ▪Seri pertama dari America Series▪ Seorang gadis tinggal bersama empat pemuda yang terkenal dan tampan?! Awalnya semua baik-baik saja hingga salah satu dari mereka memutuskan untuk pergi. Dan dengan seiring berj...