Aku berlari dan terus berlari, berlari dari kejaran makhluk-makhluk itu yang terus mengejarku tanpa henti. Lari dan lari, manusia lemah sepertiku hanya mampu untuk berlari. Andai aku memiliki kekuatan yang tak terbatas, mungkin saja aku dapat membunuh mereka dan kembali ke Alstadt untuk bertemu dengan Adelicia. Lalu, andai Shannon ada di sampingku sekarang, aku dapat meminjam kekuatannya untuk menyapu bersih makhluk-makhluk ini.
" Aaaaahhhhhh!!!!!"
Makhluk itu menyakar bahuku sehingga aku terjatuh terguling-guling. Kerasnya tanah yang meninju punggung dan wajahku dapat terasa, ini membuat tubuhku lemas. Ketika aku berdiri, aku sudah dikepung oleh tiga ghoul. Situasi ini membuatku tidak bisa berkutik. Aku sudah lelah dan nafasku sudah tidak teratur. Aku sedikit berharap agar seseorang dapat menyelamatkanku sekarang juga.
"Aaaahhhhh......."
Satu ghoul sudah membuka mulutnya yang sangat lebar. Air liur mulai tumpah dari mulutnya itu dan membasahi wajah ini.
Baunya sangat busuk. Apakah ini akhir dari seorang Tomino? Ending yang sangat disayangkan... aku kira, aku dapat melihat senyuman miliknya lagi.
Aku memejamkan mata dan membiarkan kematian mendekatiku secara cepat. Namun, aku tidak merasakan apa-apa. Sakitpun tidak, mungkin proses untuk memakan jiwa tidak menyakitkan seperti yang aku kira sebelumnya. Pelan-pelan, aku membuka mataku dan aku melihat kalau mereka sudah tidak ada.
"Hah? Apa yang terjadi?" Tanyaku dengan heran.
Aku berdiri lalu melepas bajuku dan membersihkan wajahku dengan baju hitamku ini. Lalu, aku membuangnya dan lanjut berlari sambil berfikir. Aku hanya melilitkan syal yang diberikan kakakku untuk menutupi sebagian leherku. Apa maksudnya ini? Kenapa mereka tidak ingin memakanku? Apa diriku terlalu lemah untuk mereka?!
Aku berlari dan terus berlari hingga satu ghoul tiba-tiba melompat dan mendarat tepat di depanku. Makhluk itu berputar dan menghadapku dengan matanya yang berwarna merah terang. Wujudnya berbeda, tubuhnya sedikit lebih besar dan tubuhnya ditutupi oleh bulu tebal yang berwarna putih, seperti manusia es yang berasal dari zaman dahulu. Dari mulutnya keluar asap, ia mengepalkan tangannya lalu meraung dengan amat keras. Aku menutup kupingku agar aku tidak dapat mendengar raungan kerasnya itu.
Sial! Kenapa dengan makhluk yang satu ini?! Dia lebih buas dari yang biasanya!
Ghoul itu melompat kearahku namun aku berhasil menghindar dengan melompat ke arah kanan.
"Apa-apaan makhluk ini?! Kenapa bisa----!!!!"
Makhluk itu lalu menyerangku lagi dengan tangannya yang panjang. Secara reflek, aku menahan serangannya itu dengan kedua tanganku.
"Agh!"
Kekuatannya sangat luar biasa, beruntung aku tidak terpental. Aku berusaha untuk menahan serangan yang pasti akan membunuhku jika makhluk ini berhasil memukulku.
Aku masih memiliki kekuatan dari Shannon yang belum pernah aku pakai. Aku, harus memakainya!
Aku menemukan celah dari kekuatan tangannya. Dengan seketika, aku menggunakan skill bertarungku yang kudapat dari mendiang kakakku dan langsung berlari ke arah gedung terdekat. Sepertinya, makhluk ini lebih bodoh dari yang lain. Ketika aku bersembunyi, ghoul itu sedang sibuk mencariku sambil meraung-raung tidak jelas. Beruntung, aku sedang berada di sebuah bagian kota yang penuh dengan gedung-gedung yang rusak dan tanah yang bolong-bolong. Jika aku dapat bertindak cepat, aku bisa lari.
![](https://img.wattpad.com/cover/111671356-288-k606575.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenebris
Fantasy(18+) Genre: Dark Fantasy, Romance, Psychological Emosi negatif adalah sebuah kutukan yang dilahirkan dari sisi tergelap manusia, semua orang memilikinya. Namun apa yang terjadi jika emosi itu dapat merubah seseorang menjadi makhluk keji yang tidak...