"Astrea, aku akan mengurus blok ini! Kau pergi ke sana!" Perintahku.
"Siap nona!" jawab Astrea.
Aku dan Astrea memutuskan untuk berpencar. Astrea akan mengurus sisi dalam kota sedangkan aku akan mengurus bagian kota yang dekat dengan lubang masuk para makhluk itu.
Para ghoul seperti telah menemukan main dish. Ketika mereka melihatku, mereka langsung melompat dan membuka mulut mereka dengan lebar. Air liur bertebaran dimana-mana, mereka terlihat sangat lapar. Tangan mereka mencoba menggapaiku yang di mata mereka, mungkin terlihat seperti sebuah makanan lezat.
"Theo, bantu aku." Gumamku.
Sarung tanganku menyala dengan api berwarna biru. Dengan perasaan yang bercampur aduk, aku membantai ghoul itu satu persatu.
Butuh proses memang, namun pada akhirnya aku berhasil melakukan purification kepada mereka. Mereka yang mendapatkan wujud manusianya kembali seperti sudah terbebas dari rantai emosi negatif yang mengikat mereka lebih dari puluhan tahun.
Mereka berdiri dan memberi sebuah senyuman sebelum pada akhirnya menghilang. Ada satu hal yang membuatku sedih. Ternyata, ada seorang anak kecil yang telah menjadi ghoul. Bocah laki-laki itu tersenyum kepadaku dengan manisnya dan lalu menghilang menjadi cahaya yang dengan cepat melesat ke arah langit yang berwarna kuning.
Aku mengepal kedua tanganku dengan kesal. Sambil menunduk kebawah, aku menggigit bibirku dengan perasaan jengkel yang dahsyat. Aku masih tidak bisa menerima kejadian ini. Semua berlalu dengan amat cepat.
Aku tidak ingin Tomino pergi. Aku ingin selalu berada di sampingnya dan aku ingin dia selalu berada di sampingku. Aku tidak ingin melawannya. Aku tidak ingin menjadi musuhnya.
Aku tahu, ini adalah kenyataan. Aku tahu kalau hidupku tidak akan seindah novel yang isinya menggambarkan sebuah cerita yang memiliki kisah hidup yang serba mudah.
Aku ingin berhenti. Aku ingin Tomino kembali... aku tidak mau menjadi geist. Jika aku harus melawannya, aku lebih baik berhenti.
Belum sempat aku membereskan apa yang ada di hati dan di otakku, ghoul yang berjumlah banyak kembali memasuki kota. Salah satunya berbentuk agak aneh. Ia lebih kecil dari yang lain dan memiliki bentuk tubuh yang paling beda sendiri.
Tubuh dari ghoul itu kecil seukuran manusia. Tubuhnya berwarna hitam. Seluruh tubuhnya hanya berwarna hitam. Bentuknya seperti bayangan sebuah manusia.
Ini... apakah ini satanikos yang dibicarakan Theo?!
Satanikos itu maju selangkah lebih maju dari ghoul yang lain. Seluruh ghoul yang ada di belakangnya mendadak berhenti total, benar-benar berhenti seperti terbeku.
Apa yang ingin kau lakukan?
Aku mulai waspada. Di sekelilingku, tidak ada orang yang dapat aku mintai bantuan. Ya, jika mayat seorang manusia dapat hidup kembali, mungkin itu dapat membantuku. Seperti sebuah buku komik yang aku punya di rumah, andai aku memiliki jurus seperti itu, mungkin aku dapat melawan.
Satanikos itu membuka matanya yang berjumlah empat. Masing-masing memiliki warna yang beda. Ada putih, hijau tua, merah darah dan kuning pekat. Satanikos itu mengepalkan kedua tangannya layaknya seorang petinju profesional.
Aku tidak boleh lengah. Aku harus menghindari tinju dari makhluk itu.
Thymos saja sudah bahaya, apalagi makhluk ini? Dari pagi yang penuh kasih sayang menjadi sore yang penuh perjuangan. Aku ingin semua ini berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenebris
Fantasy(18+) Genre: Dark Fantasy, Romance, Psychological Emosi negatif adalah sebuah kutukan yang dilahirkan dari sisi tergelap manusia, semua orang memilikinya. Namun apa yang terjadi jika emosi itu dapat merubah seseorang menjadi makhluk keji yang tidak...