X: The Path Beyond

7 2 0
                                    

"Julius?" Gumamku dengan tanya.

"Ya. Julius adalah... adikku. Karena dengki, ia berubah menjadi sesuatu yang jelek. Memang ya, sifat negatif manusia dapat merubah derajat manusia itu sendiri menjadi lebih rendah." Ujar Shannon dengan sedih.

Julius, yang kini adalah satanikos, meraung dengan keras dan mempercepat larinya dengan berlari layaknya seekor harimau. Aku seperti melihat seekor binatang dengan tubuh yang mirip dengan bayangan manusia. Shannon melakukan sebuah pemanasan yang menurutku tidak perlu. Karena, Julius sudah dekat dengan Shannon.

"Adikku, aku akan membebaskanmu!" Kata Shannon sambil mengepalkan kedua tangannya.

Julius melompat ke arah Shannon sambil membuka mulutnya layaknya seekor harimau yang sangat lapar. Shannon yang berdiri tegak mengambil langkah mundur lalu ia menendang wajah Julius dengan kaki kanannya ke arah atas.

Julius terpental ke atas layaknya sebuah bola yang terpantul dari tanah.

"Adelicia, nih aku kasih tau. Mengeluarkan energi sampai tanganmu terbakar seperti barusan adalah hal yang konyol loh. Kau terlalu boros." Kata Shannon sambil mengacungkan jempol kepadaku.

Shannon melemparkan sebuah api hijau ke arah Julius yang membuatnya terbakar dan jatuh layaknya meteor.

Julius yang kini sudah terpuruk di tanah dihampiri oleh Shannon dengan wajah yang sedih. Api hijau itu hilang dan meninggalkan tubuh Julius yang penuh luka

"Adikku sayang... Shan tidak mau menyakitimu sama sekali... tapi, Shan harus. Shan harus membersihkanmu, ya?"

Julius mengendus layaknya banteng. Shannon yang terlihat tidak tega lalu meringkuk dan mengelus-elus kepala adiknya yang kini sudah berubah.

Aku membayangkan sebuah skenario. Andai kak Alisa yang ada di depanku dan satanikos itu ternyata adalah Tomino, entah perasaan seperti apa yang akan aku rasakan.

Melihat Shannon yang seperti ini, aku merasa sedikit senang karena aku sedang tidak di posisinya. Meskipun aku tahu, aku pasti akan harus melakukan purification ke Tomino.

"Shan sayang Julius. Selalu." Ujar Shannon sambil tersenyum.

Shannon berdiri lalu dia berjalan melewatiku dengan santainya. Aku tetap melihat ke arah Julius yang tidak terjadi apa-apa.

Jadi... apa lanjutannya?

Julius kemudian terbakar oleh api hijau muda yang membersihkan seluruh "kotoran" yang melekat di tubuhnya. Julius berdiri sambil mendapati tubuhnya yang perlahan kembali menjadi manusia yang normal.

"Kakak.... terimakasih..." ujar Julius dengan lemas.

Julius tersenyum lembut kepadaku sebelum ia menghilang dan menjadi sebuah cahaya indah yang melambangkan ketenangan. Seketika, sisi kota ini sudah aman. Tinggal bagaimana cara menutupi lubang yang besar ini.

"Ah! Astrea!" Ujarku dengan panik.

Aku berlari ke arah dalam kota dan meninggalkan Shannon yang santai berjalan entah kemana.

Sambil berlari dan membantai ghoul-ghoul yang tersisa, aku kerap memikirkan keadaan psikologis Shannon yang terlalu santai dan senang-senang saja. Jika itu semua palsu, pasti ada sebuah gemetar di tubuhnya. Tapi, hal itu tidak ada.

Apakah, lukanya begitu dalam? Melihat adiknya menjadi seperti itu dan yang lebih parahnya lagi.... dia harus "membersihkan" adiknya itu sendiri.

TenebrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang