E: Tenebris

12 2 0
                                    

2 tahun setelah kejadian itu. Kami, sisa-sisa dari manusia, hidup dengan tenang tanpa adanya gangguan dari makhluk-makhluk itu. Manusia kini dapat secara bebas pergi keluar tanpa harus takut akan ancaman yang dapat mengancam nyawa mereka.

Ini adalah berkat Astrea, Shannon dan Adelicia. Tanpa mereka bertiga, dunia tidak akan dapat kembali seperti 1500 tahun yang lalu. Kak, sekarang kau dapat beristirahat dengan tenang.

Banyak hal yang membuatku bingung. Tidak usah jauh-jauh dulu, seperti fakta kalau aku masih hidup. Seharusnya aku sudah tewas jauh hari. Aku seharusnya sedang mengobrol asyik dengan kakak dan Astrea. Oh, juga ayah dari Adelicia.

"Tomino ayo bangun, kita harus siap-siap dengan hari ini.."

Tepukan tangan mulai terasa di pipi kananku. Awalnya aku merasa nyaman, lama-lama aku geram juga.

"5 menit." Kataku sambil menguap.

"Hei ayo... hari ini adalah acara pernikahan kita. Yang lain sudah tau akan pernikahan ini kok." Ujarnya dengan manis.

26 Oktober 3518. Aku dan Adelicia akan segera menikah. Butuh waktu dan kesabaran yang luar biasa. Tapi, dengan pendapat warga-warga yang sudah dewasa, kami akhirnya dinyatakan siap.

"Ayo sayang bangun." Ujarnya.

"Baiklah."

Aku bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi. Ngomong-ngomong, aku dan Adelicia sudah tinggal bersama. Kami tinggal di rumah Adelicia. Tadinya, aku ingin kita tinggal di rumahku, tapi karena beberapa hal akhirnya kami memutuskan untuk tinggal di rumah Adelicia saja.

Aku mandi dan menggosok bersih seluruh tubuhku. Tak lupa, aku menyikat gigi, mencuci muka dan menyisir rambut setelahnya. Sialnya, aku lupa membawa handuk. Adelicia kemudian mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

"Sayang, kamu pasti lupa membawa handuk kan?" Tanyanya.

"Iya maaf."

Aku membuka pintu kamar mandi sedikit. Lalu aku mengambil handuk itu dan menggunakannya untuk mengelap tentunya.

"Baju sudah kusiapkan. Aku keluar dulu ya."

Aku tetap sibuk mengelap-elap tubuhku. Lalu, aku keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawahku. Aku langsung memakai kaus dan celana yang disiapkan oleh Adelicia. kaus ini mengingatkanku kepada masa lalu karena aku memakai kaus polos berwarna hitam dan celana berwarna coklat kental.

Adelicia masuk kembali sambil membawa baju gantinya.

"Baju kotormu kamu taruh saja di atas kasur, nanti akan kucuci." Katanya dengan lembut.

Aku mengangguk dan berjalan melewatinya. Sesempatnya, aku mengusap-usap kepala Adelicia. Hal ini biasa aku lakukan kepadanya untuk menunjukkan sebuah afeksi.

Aku membuka pintu dan hal pertama yang menyapaku pada pagi hari ini adalah sinar matahari. Aku membuang nafas segar sambil melihat ke sekeliling. Banyak orang-orang yang sedang berolahraga, berjualan dan melakukan aktifitas-aktifitas bak orang zaman dulu.

"Selamat pagi Hanabusa-san.." Sapa seorang nenek.

"Selamat pagi nenek Hallensky." Balasku.

"Hari ini kau akan menikah ya? Ohohoho.... kau sangat beruntung ya... kau memiliki pasangan yang paling cantik di Alstadt... oh tidak, maksudku Paris. Selamat ya, semoga menjadi keluarga yang saling mencintai." Ujar nenek itu dengan ramah.

TenebrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang