87 - Cerpen

77 7 2
                                    

Judul: Resiko Mencintai, Patah Hati
Uname Wp: carol_gh04
Tema: Patah Hati
Drabble/Cerpen: Cerpen

Saat awal kudengar kata 'cinta', terlintas di pikiranku sesuatu yang indah, seulas senyuman dan sebuah kegembiraan.

Warna merah-yang biasa digunakan sebagai warna hati-menjadi lambang sebuah kebahagiaan.

Kukira, kisah cintaku akan berakhir bahagia.

Tetapi, kenyataannya berbeda.

Nyatanya, cinta itu luka.

Nyatanya, bagian terindah cinta adalah rasa sakit itu sendiri.

Nyatanya, tak semua cinta akan berakhir manis.

Ternyata, mencintai seseorang tidaklah mudah. Hati harus siap menerima goresan luka yang datang tiba-tiba, atau tusukan tajam dimana-mana.

Kuletakkan pulpen di atas meja dengan pelan. Mataku kembali memandang tinta hitam yang membentuk kalimat-kalimat di atas kertas HVS putih itu.

Kelopak mataku kembali basah bila mengingat kisah cinta pertamaku.

Cinta tak semudah yang kubayangkan. Patah hatilah resikonya.

~~~

Mataku berkeliling melihat ruangan kelas XI IPA 2 yang sekarang dipenuhi oleh siswa-siswi berseragam putih abu-abu.

Mereka sedang sibuk mempercantik ruangan itu. Empat orang siswi sedang menempel balon warna-warni di pojok kanan kelas.

Papan tulis di depan kelas sedang dihias oleh 2 orang siswa dan 2 orang siswi dengan origami-origami. Mereka juga telah menulis satu kalimat di atas papan tulis.


Jika kau tanya apakah ini acara ulang tahun, maka jawabannya adalah tidak.

Sungguh tidak.

Ini adalah sebuah kejutan kecil dariku untuk seseorang spesial.

Spesial, yang berarti orang yang berhak untuk menerima cinta tulusku ini.

Aku melihat tulisan di papan: I LOVE YOU, REY! -ADINDA

Perfect! batinku. Tulisan itu sempurna dengan tempelan hiasan bunga dan hati yang terbuat dari kertas lipat di sekitarnya. Dengan begini, Rey pasti menyukainya.

Ah, iya! Aku lupa memberi tahu kalian tentang Rey. Reyhan nama lengkapnya, namun aku terbiasa memanggilnya dengan sebutan 'Rey'.

Dia adalah temanku sejak SMP. Dia lelaki yang baik, pintar, manis, dan juga lucu.

Tubuhnya tinggi, berat badannya ideal-tidak terlalu kurus, tidak terlalu gemuk. Ketahuilah, ia berbeda dengan semua siswa di SMA Garuda ini.

Ia hanya satu-satunya teman pria yang peduli denganku di sekolah ini. Di saat aku mengucapkan sebuah lelucon garing, hanya Rey saja yang mau tertawa. Di saat aku bersemangat menceritakan pengalamanku, hanya Rey saja yang mau mendengarkan. Di saat aku tidak memiliki teman makan siang, hanya Rey saja yang mau menemaniku.

Apa lagi alasan lainnya selain dia menyukaiku?

Sebenarnya, perasaan ini sudah mengganjal dalam hatiku sejak pertama kali bertemu dengannya.

Saat itu, aku kehilangan kartu namaku di hari pertama MOS, dan hanya dia yang mau membantuku. Hanya Rey, tidak yang lain.

"Eh, Dinda!" Panggilan itu membubarkan lamunanku. Kutolehkan kepala ke belakang, mendapati seorang gadis berambut ikal yang sedang berjalan menghampiriku.

Mensive 5th Month Wattpedia [CLOSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang