Judul : Lost in Thought
Uname Wp : MosaicRile
Tema : Perpisahan"How many times does a butterfly blink
Before it learns to fly?
The sky is sprinkled over with countless stars
But how many there will remain?"
____________________________________Aku ingat kala itu bintang bertaburan di langit yang cerah, kau menerka-nerka rasi bintang di atasmu, kita berbaring di rerumputan dengan tangan saling mengenggam satu sama lain, begitu erat, begitu hangat, menenangkan.
Senyummu terbentuk ketika aku menyambut setiap belaian sayang yang kau curahkan padaku, degup jantungmu berdetak cepat di telingaku. Saat itu yang ada dalam benakku adalah aku bersisian dengan seseorang yang amat kucintai.
Malam itu adalah malam di mana impianku berubah menjadi wujud nyata, sebuah hadiah terindah darimu. Aku mengagumi bintang, mencintai udara dingin dan suasana malam. Aku berimajinasi atas berbaring di rerumputan bersama dengan seseorang, sambil memandang bintang-bintang itu bersama, dan kau adalah seseorang yang menghampiriku dan menawariku untuk mengunjungi impian itu.Mencintai Shawn waktu itu adalah, pilihanku.
***
Genap setahun hubunganku dengan Shawn berjalan, dan aku merasa tak ada yang berbeda dari dirinya. Ia tetap Shawn yang memperlakukanku dengan hangat, ia tetap pria yang menghargaiku sebagai kekasihnya. Waktu-waktu yang kami lewati membuat kami berpikir untuk merancang kehidupan masa depan bersama-sama.
Malangnya, peristiwa itu terjadi.
Melihat Shawn tak lagi mencintaiku adalah, sesuatu yang menyakitkan.Telepon berdering terus-menerus membuat kepalaku hampir pecah. Aku baru saja selesai rapat dengan klien dan menolak menjawab panggilan telepon itu, tapi ia berbunyi tanpa ampun.
"Halo?"
"Ini dengan siapa?"
Aku mengerutkan dahi. Siapa yang menelepon, siapa yang bertanya. "Ah?"
Wanita di seberang telepon itu berdeham, "Uhm, maaf aku tak tahu ini siapa tapi di layar ini tertera bahwa Anda adalah kekasih Shawn."
"Shawn? Ya, benar. Kau siapa?" tanyaku.
"Dari rumah sakit," jawab wanita itu cepat, jantungku berdegup. "Shawn mengalami kecelakaan dan berada di ruang gawat darurat. Anda bisa datang?"
Kakiku lemas seketika. Aku mencatat alamat rumah sakit itu dan bergegas melarikan mobilku ke sana, berdoa dalam hati semoga tak ada sesuatu yang buruk terjadi pada Shawn.
Harapanku tidak terkabul semudah aku mengucapkan kalimat-kalimat permohonan bagai mantra. Aku menatap Shawn yang terbaring dengan darah di sekitar wajah dan tangannya, melihat selang oksigen yang terpasang di hidungnya membuatku nyaris tak berani menduga seberapa parah kondisinya.Aku duduk di ruang tunggu itu berhari-hari lamanya, orang tua Shawn dan teman-temannya datang dan pergi mengunjunginya, menawariku untuk bergantian menjaga Shawn, tetapi aku tak mampu meninggalkannya bahkan sedetik pun.
Dan hari itu, hari di mana Shawn membuka matanya. Aku bergegas cepat mendatangi Shawn, ia sudah dipindahkan dari ruang gawat darurat dan kulihat ia sedang duduk memandang jendela. Aku tersenyum lega begitu melihatnya membuka mata dan membalas tatapanku. Aku bergegas memeluknya erat-erat.
"Kau baik-baik saja, kan?" tanyaku memastikan.
Ia hanya diam.
Aku melepas pelukanku untuk melihat wajahnya.
Wajah itu datar, mata itu sayu. "Kau siapa?"
Pertanyaan itulah, yang membuat dunia kami tak lagi sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mensive 5th Month Wattpedia [CLOSE]
Random[CLOSE] -Covers Contest -Menulis Drabble/Cerpen -menulis Puisi Total hadiah : 9 novel + sticker/theme line + 35 E-book