106 - Cerpen

120 6 0
                                    

Judul: Bintang dan Harapan
Uname Wp: NOktav21
Tema: Masa Lalu
Cerpen/Drabble: Cerpen

Ilalang berwarna hijau kekuning-kuningan menari-nari dengan lemah gemulai, mengikuti alunan angin yang berdesir lembut ditelinga. Burung-burung berkicau bergerumbul pada dahan pohon yang tertutup daun rimbun. Gurat-gurat cahaya kekuningan mulai memenuhi langit senja, menandakan mentari harus segera kembali ke peraduannya.

Gelembung-gelembung yang berasal dari sabun dibiaskan sisa sinar matahari, membuat sisi-sisinya terlihat seperti pelangi. Kirana tersenyum kecil melihat gelembung itu, diraihnya ranting pohon yang ia bentuk melingkar diujung lalu ia celupkan dalam cairan yang berisi campuran sabun dan air dalam perbandingan yang sama kemudian ia tiup lembut lapisan cairan tersebut, menghasilkan bulatan-bulatan setipis kertas yang sekali sentuh langsung pecah.

Kirana tertawa.

"Norak banget seperti tidak tau gelembung saja." Lelaki berambut cepak mencibir kearah Kirana, membuat gadis manis itu merengut kesal.

"Soalnya cantik gelembungnya, jadi aku suka." Jawab Kirana dengan asal.

"Tidak seperti kamu. Kamu kan jelek, Ray." Lanjutnya tak lupa dengan tawa yang mengejek. Kini Ray yang merengut. Dengan cepat ia merebut botol yang berisi cairan dan ranting pohon yang Kirana genggam.

"Ih, Ray! Jangan!" Pekik Kirana keras. Wajahnya mulai kesal.
Namun Ray tidak memperdulikannya. Ia sudah asyik dalam gelembung-gelembung yang muncul saat ia meniup lingkaran diujung ranting.

Kirana mulai bosan, masih tersisa 15 menit lagi untuk pulang kerumah. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri jalanan terjal yang menuju atas bukit, melewati ilalang-ilalang yang tak henti-hentinya melambai-lambai karena angin.

Mulut Kirana menganga, melihat keindahan yang tak ada duanya. Dari atas bukit Kirana dapat leluasa menikmati pemandangan kota Bandung yang sangatlah padat, tak lupa dengan panorama cahaya kekuning-kuningan yang mulai terbenam diufuk barat. Kirana benar-benar kagum dengan keindahan yang ada.

"Jangan melongo gitu atuh neng wajahnya." Kirana berjengit kaget. Ia menatap tajam kearah Ray yang tiba-tiba muncul dari belakangnya.

"Kamu mau buat aku jantungan Ray?" Tanya Kirana dengan sinis. Ray terkekeh hebat, seolah-olah berhasil membuat mangsanya kalah.

"Ih Ray! Jangan ketawa!" Kirana menghentak-hentakkan kakinya kesal tak lupa dengan mulutnya yang cemberut.

"Aduh duh, eneng cantik banget waktu cemberut." Goda Ray dengan tawa yang tak kunjung mereda. Kirana memutar bola matanya malas. Ia mengambil botol beserta ranting pohon yang dibawa oleh Ray.

"Ray!" Panggil Kirana saat merasa tak ada tanda-tanda Ray dibelakangnya.

"Hmmm..." Kirana mendesah lega, ia kira Ray dengan jahil meninggalkannya.

"Kamu ngapain sih? Tumben diam aja?" Tanya Kirana tanpa menoleh kebelakang, ia masih asyik pada gelembung-gelembung cantiknya.

Ray diam, tak berniat menjawab pertanyaan Kirana.

"Ray, kok... Eh?" Kirana terserentak merasakan sesuatu yang melingkar diatas kepalanya.
"Nah, kan gini bagus." Ray tersenyum kecil melihat flower crown ala-alanya melingkar dengan cantik dikepala Kirana yang ia buat dari ranting pohon yang berjatuhan disekitar bukit, tak lupa dengan bunga-bunga kecil berwarna-warni yang ia selipkan diantara celah ranting sebagai pemanis tampilan.

"Bagus banget Ray." Puji Kirana dengan kagum.

"Buat aku ya?" Ray menggeleng cepat

"Ray!"

Ray terkekeh. "Iya, iya. Apa yang nggak buat kamu?"

Kirana memutar bola matanya malas. Namun, tak dapat ia pungkiri ada getaran yang ia rasakan akhir-akhir ini dihatinya.

Mensive 5th Month Wattpedia [CLOSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang