Judul: Terekam
Uname Wp: viraable
Tema: Masa Lalu
Drabbel/Cerpen: CerpenMengintip cahaya matahari dari balik awan membuat langit cakrawala terhiasi cahaya kemilauan oranye keemasan. Keramaian orang bertambah pesat karena waktunya orang pulang bekerja. Namun berbeda halnya dengan keadaan di samping sebuah sekolah, tersisa seorang gadis kecil yang termenung sendiri dibawah guguran daun, ditemani dengan hembusan angin. Memandang ke atas langit, terdapat sekumpulan burung-burung kecil yang terbang kesana kemari, seakan-akan ingin mencuri perhatian gadis itu, namun nyatanya gadis yang kerap disapa Diva itu masih asyik bergelut dengan pikirannya sendiri.
Tin!!!
Terdengar bunyi klakson mobil yang mengagetkan gadis kecil itu. “Diva, Ayo kita pulang!” suara seorang pria paruh baya dari kaca mobil memanggil gadis itu. Segera saja gadis itu mengubah ekspresi wajahnya menjadi sumringah saat tahu ayahnya telah menjemput dari tempat penitipan anak. Lalu menaiki mobil yang dikendarai oleh ayahnya dengan semangat. Tak dapat dipungkiri di hati Diva, ia sangat merindukan ayahnya, padahal baru beberapa jam ia tidak bertemu dengan ayahnya.
Ketika waktu telah menunjukkan pukul 7 malam, Diva bergegas menuju ruang makan. Disepanjang menuruni anak tangga, ia menyenandungkan beberapa nada yang dipelajarinya di sekolah, walaupun masih kacau. Dari kejauhan dilihatnya punggung sang ayah yang sepertinya masih membaca sebuah dokumen yang membuat siapapun pusing membacanya.
“Untuk apa kau kemari, anak sialan?!” suara dingin dan tajam yang keluar dari mulut seorang wanita satu-satunya disana, menyambut kedatangan Diva begitu ia telah duduk di kursi makan.
Mendengar suara itu mata Diva langsung berkaca-kaca, hatinya remuk redam saat sang Bunda, wanita yang ia cintai sepenuh hati memanggilnya dengan “anak sialan”. Ia selalu bertanya kepada ayahnya, mengapa Bunda begitu membencinya? Apa salahnya? Apakah ia tidak diperbolehkan oleh Tuhan untuk memiliki seorang Bunda? Bahkan Bundanya pun enggan memanggilnya dengan nama “Diva”. Ia masih berusia 10 tahun, dan ia masih membutuhkan kasih sayang seorang Bunda. “Kenapa Bunda benci Diva, Apa salah Diva?” Tanya Diva dengan nada sesegukan menahan tangis. “Kau bertanya apa salahmu? Dan jangan kau panggil aku Bunda karena kau anak…”
BRAK!
“Erika, jaga ucapanmu! Ini masih di meja makan.” Suara tegas sekaligus gebrakan meja makan menghentikan ucapan Erika. Walaupun keadaan sudah hening, namun Erika tetap memandang Diva dengan pandangan yang sarat akan kebencian.
“Lebih baik aku pergi saja daripada harus makan satu meja dengan anak itu.” Erika langsung pergi meninggalkan meja makan.
Menekan kuat seluruh perasaan pada hatinya, Diva masih setia memandangi punggung sang Bunda dengan nanar. Ingin rasanya ia memeluk tubuh Bundanya, merasakan dekapan hangatnya tubuh Bunda yang tidak pernah ia rasakan semenjak ia terlahir di dunia ini.***
Dentingan bel sekolah disambut dengan penuh suka cita oleh ratusan anak sekolah dengan seragam merah putihnya. Hari ini adalah hari penerimaan raport, tentunya suasana hati Diva sangat senang, apalagi sang Bunda akan menjemputnya hari ini.
“Bunda lihat… aku dapat juara lima di kelas.” Suara cempreng anak umur 6 tahun menghiasi dalam mobil seraya menunjukkan raport pada sang Bunda.
“Oh, betapa pintarnya anak Bunda yang satu ini.” Ucap Erika membanggakan anaknya walaupun ia sedang fokus menyetir mobil.
“Jadi apakah Bunda akan memberikanku hadiah?” tutur sang anak dengan semangat.
“Tentu sayang, apa yang tidak untuk Karin, putri Bunda tersayang ini.” Ucapnya seraya mengelus rambut Karin dengan lembut. Seakan tak ingin kalah dengan sang adik, Diva pun segera memperlihatkan raport yang ia terima tadi pagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/110759987-288-k460830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mensive 5th Month Wattpedia [CLOSE]
De Todo[CLOSE] -Covers Contest -Menulis Drabble/Cerpen -menulis Puisi Total hadiah : 9 novel + sticker/theme line + 35 E-book