Judul : Dia Datang Kembali
Uname Wp : mariasndrr
Tema : Masa lalu
Cerpen/ Drabble : CerpenJakarta 2010,
Aku menuangkan kecap di atas ayam yang sedang ku semur, wangi harum masakanku sudah menjamur menjadi satu di seluruh penjuru rumah.
Bunyi kekehan pula mengiringi harum masakanku yang tengah mengudara, bunyi kekehan yang berasal dari ruang tamu dimana Mas Ghany sedang bermain dengan putri kecil kami yaitu Adara.
"Mpun yah mpun, Alala tayang ayah," tuturnya disertai tertawaan yang lama-kelamaan menghilang. Sepertinya tadi Mas Ghany menyuruh Adara untuk mengatakan bahwa Adara menyayangi Ayahnya.
(Alala: Adara)Aku terkekeh sendiri mengingat kelakuan Mas Ghany yang menggoda Adara. Aku sudah menikah dengan Mas Ghany dua tahun yang lalu, tepatnya setelah kejadian memilukan itu terjadi.
Aku merasakan Adara kini memelukku, lebih tepatnya memeluk pinggulku karena tentu saja tinggi Adara memang layak seperti anak berumur satu tahun setengah.
"Mamaaaaaa," rengeknya kepadaku sambil memajukan bibirnya itu.
Aku mengecilkan api kompor lantas berbalik dan mensejajarkan tubuhku dengan Adara, tak lupa aku menghujani Adara dengan ciuman di sekujur wajahnya.
"Apa sayang?" aku menyingkirkan rambut keritingnya dari wajah Adara.
"Ayah natal mama," tangan Adara menunjuk Mas Ghany yang sudah duduk di meja makan, menonton aksi kami berdua.
(Natal: Nakal)Aku berdiri lantas berkacak pinggang sambil memelototkan mataku kepada Mas Ghany. "Ayah jangan nakal ya. Adara jadi jelek kalo ngerengek dengan manyun gini."
Dengan sigap Mas Ghany langsung menarik Adara ke dekapannya sambil menggendongnya. "Masa ayah nakal sih sama Adara."
Lantas, suara ketukan pintu merasuki pendengaranku. "Mas itu tolong bukain pintu, kayaknya ada tamu?"
Sebelum Mas Ghany membukakan pintu, ia mengecup keningku sekilas, lalu mengarahkan kaki dimana sumber suara itu berada.
Menit kemudian masakkanku sudah tertata rapi di atas meja. "Mas, Adara masakan mama udah mateng nih."
Pikiranku bergidik aneh ketika keduanya tak kunjung datang dan siapa pula tamunya? Aku melangkahkan kaki ke arah pintu.
Aku melihat orang itu lagi di ambang pintu, jantungku seakan tersambar oleh kilat. Bahkan aku merasakan jiwaku kini telah lepas dari ragaku. Kilasan balik terus menggerayangi otakku, sebuah kejadian yang mampu mengulangi rasa trauma bagikku.
Aku melihat rahang Mas Ghany mengeras saat megusir Vito dari rumah ini. Bahkan Adara yang di gendong Mas Ghany pula menangis ketakutan.
Dadaku bergetar hebat, aku seakan tidak mempunyai penopang lagi dan pandanganku gelap seketika.
Jakarta 2008,
Dering ponselku bergetar dan membuatku merogohnya dari handbagku.
"Hallo?"
"Kamu dimana? Pulang cepetan. Udah malem, mau dijemput sama Abang?" ujar Mama di seberang sana.
Ya, aku memang masih menunggu kedatangan Vito di cafe ini. Sudah dua jam aku menunggu namun laki-laki itu tak kunjung datang.
"Hah, iya bentar lagi mah. Kalo setengah jam lagi Vito gak dateng aku pulang deh." pasrahku dan telponnya segera di sudahi oleh mama.
Dari awal aku melihat mama tidak menyukai Vito, aku merasakan itu saat Vito datang ke rumahku namun malah diacuhkan oleh mama. Memang nyatanya Vito itu sering membuatku menunggu, mungkin itu alasan mama kurang menyukai Vito? Beberapa kali pula mama menasehatiku bahwa 'wanita itu kodratnya dicari bukan mencari apalagi disuruh nunggu seperti itu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Mensive 5th Month Wattpedia [CLOSE]
Acak[CLOSE] -Covers Contest -Menulis Drabble/Cerpen -menulis Puisi Total hadiah : 9 novel + sticker/theme line + 35 E-book