Wedding

1.6K 46 0
                                    

.

     Ku patut sekali lagi diriku dihadapan benda datar yg disebut, cermin. Dengan kebaya putih bersih dan kerudung senada, antara senang hati dan tak percaya bahwa hari ini hatiku akan dipautkan oleh seseorang yang gak pernah disangka.

Aku berjalan menuju tempat dilangsungkan ijab Qabul sudah ada Dito disana terduduk manis dengan jas berwarna abu abu dipadu warna silver.

Disinilah menit-menit hak milik akan diriku akan dialihkan kepada lelaki disampingku pernikahan konyol karena gelas limited edition mamah menyatukan gue sama dia sekarang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kanaya Syifa Pratama bin Abdillah Pratama dengan seperangkat alat solat dan mas 10gram dibayar tunai." Dengan sekali tarikan. Dan, Sah.

Air mata pun berderai di mataku sekarang aku Kanaya Syifa Pratama sudah sah menjadi milik seorang lelaki bodoh Anindito Alvaro mungkin aku akan mulai menerima nya, memasuki ruang hatiku yg telah lama kosong melupakan dia sang masa lalu yg telah berlalu, membuka lembaran baru, dengan tinta baru yg lebih baik, mungkin.

Aku cium tangan Dito lama dan aku memeluk mama karena sekarang aku sudah jadi milik orang lain dan segalanya dilimpahkan pada suamiku.

Setelah semua selesai aku menghampiri mama dan papa diruangan lain dan langsung memeluk mama lagi sambil menangis.

"Sudah..Sudah..Jangan nangis tar make up-nya luntur sayang kan bayarannya."mama menepuk-nepuk punggung ku pelan.

"Mama aku udah jadi istri orang mah nanti yg ngituin aku siapa, bangunin aku siapa, nyiapin sarapan siapa, manjain aku siapa ma..." Aku terus berderai air mata.

"Belajar nay Mama yakin kamu pasti bisa mama bakal sering sering jenguk kamu kok nay kan sekarang malah enak manja manjanya Ama suami."

"Enak manja manjaanya bisa bikin cucu yg lucu."papah menimpali.

"Galucu pah ini aku lagi serius tau." Aku mulai tersenyum setelah banyolan papah.

"Ya kan papah juga serius, tuhkan senyum lagi anak papa."papa pun memelukku hangat entah apakah aku masih bisa merasakan kehangatan ini lagi atau tidak.

Aku kembali ke ruanganku dan 2 jam lagi kita akan pergi ke salah satu gedung untuk melakukan resepsi pernikahan gue dan Dito.

"Nay istirahat aja dulu masih dua jaman lagi kok ntar capek lagi pas disananya." Dito sudah memakai baju biasa dan duduk diranjang ya ini kamarku syukur tidak dihias hal yg macam-macam paling setelah resepsi pernikahan aku bukan disini.

"Iyah gue mau mandi dulu." Gue berjalan ke kamar mandi.

Aku keluar dengan memakai baju mandi dan handuk dikepala, Dito tak terlihat di kasur mungkin dia keluar itu lebih bagus karna aku bisa ganti baju dengan leluasa.

Aku memakai gamis hari ini lagi mood ajah make gamis lalu aku keluar untuk makan sedari pagi aku belum makan karna subuh subuh orang salon udah memukul pintu surgaku ohmeygat.

"Sini nay makan dulu baru otewe kesana." Dito sedang memakan rotinya aku menghampiri dan mengambil roti yg sama dengan selai kacang.

"Naya cepet cepet bikin cucu ya Mama pengen gendong bayi soalnya." Aku langsung tersedak mendengar kalimat mama.

"Minum nay" Dito menyodorkan susu dan gue meminumnya.

"Mama apaan sih baru sejam yg lalu emang mama pikir begitu gampang." Dito hanya tersenyum picik kearah ku.

"Ya usahanya yang giat dong nay ya gak nak Dito? kita para lelaki Takan pernah menyerah sampai titik darah penghabisan." Papah menepuk bahu Dito yg diberikan acungan jempol oleh Dito. Emang edan punya suami begini.

Marry Idiot Gurl• [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang