Prolog

140 5 0
                                    

Namaku Lia. Aku seorang siswa SMA biasa yang menjalani kehidupan tidak biasa. Beban hidupku terlalu berat.

Aku tidak sekolah di Indonesia, karena Paris menjadi pilihanku.

Jangan anggap aku bahagia berada di sini.

Di sini, di rooftop apartemenku, aku menikmati angin yang berlalu. Dan sedikit mengenang masa lalu.

Aku rindu.
Rindu dia yang jauh di sana
Yang membuatku merasa sangat bahagia
Walaupun akhirnya dia juga yang membuatku lupa caranya bahagia

Kini aku sendiri dalam kesunyian malam
Meneteskan air mata dan mengingat kenangan
Mencoba tidak peduli dengan kebahagiaan
Dan merindu dalam doa

"Tok tok tok"

Ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Aku memutuskan untuk beranjak dari sofa dan membukakan pintu.

Ternyata pelayan yang hendak mengantar makan malamku.

"That is your dinner." ujarnya kemudian berlalu.

Setelah pelayan itu pergi, aku kembali termenung.

Akan seperti apa aku nantinya di negeri ini. Seperti apa nantinya kisah asmaraku. Apakah akan bahagia atau justru kembali terluka?

Aku akan sedikit bercerita bagaimana kisahku di masa putih biru dan bagaimana aku bertemu dia.

Dia yang mengajarkanku arti "i love you", dan betapa pentingnya mengucap kalimat itu

Namanya Dimas Candra Pradana.
Pangeran ku

Dan inilah kisahku bersama pangeranku di masa putih biru ...

*****

Ingatkah kamu pertama kali kita bertemu?

Saat kau menjabat tanganku sambil menyebutkan namamu
Saat itulah pertama kalinya aku terlena dengan pandanganmu

Ingatkah kamu ketika pertama kali kamu mendekati ku?

Ketika kamu melontarkan kalimat yang membuatku tersipu

Atau mungkin ingatkah kamu ketika pertama kali kita saling menjatuhkan hati?

Ketika kamu nengatakan bahwa kamulah pria yang paling beruntung di dunia ini
karena berhasil meluluhkan hati ini

Jika tidak ingat juga, ingatkah kamu semua yang telah kita jalani?

Hanya sekedar meminum kopi di dinginnya suasana malam hari

Mungkin kali ini kamu mengingatknya.
Mengingat hari yang paling kubenci.

Hari dimana kamu melupakan segalanya
Melupakan aku
Mematahkan hatiku
Dan memadamkan rasa cinta untukmu

Tidakkah kau sadari, seberapa besar harapan yang kutaruh padamu?

Kau tahu bukan, bersanding denganmu bukan hal yang mudah
Banyak sekali tantangan yang harus kita lewati
Hingga menjatuhkan air mata berkali-kali

Kamu lah yang menggenggam tangan ini, dengan berbisik "Tak peduli semesta menolak, kamu cuma buat aku."

Nyatanya, kamu hanya bisa mengungkapkan sebuah frasa

Dan tidak pernah membuktikannya

-Bukan Milea-

*****

It's About LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang