10. Dating?

52 3 2
                                    

Setelah kejadian amin, aku sedikit jaga jarak dengan Dimas. Ya, kurang lebih sudah 3 hari ini.

Aku merasa sedih dan gemas karena Dimas sama sekali tidak sadar jika aku sedikit menjauhinya dengan menjawab chatnya singkat-singkat.

Bahkan yang lebih parah, malam ini Dimas tidak memberiku notifikasi satupun. Mungkin dia sedang bermain game. Haha, game lebih penting, bukan?

Tling!

Aku berdecak, mendengar notifikasi yang masuk. Sudah jelas itu dari l*ne today, atau mungkin official account yang lain. Maklum saja, aku kan jomblo, jadi temanku ya mereka itu.

Akhirnya rasa penasaranku mendorong aku untuk membuka ponsel.

Eh, ternyata dari Bebeb Dimas. Sebenarnya aku sangat penasaran dan ingin segera membacanya. Tapi kan, gengsi.

Akhirnya setelah menunggu 5 menit lamanya, aku baru membuka notifikasi itu. Jual mahal, dong.

Assalamualaikum cantik
Selamat malam bidadari
Jangan lupa senyum

Ya Tuhan, aku ingin benar-benar menjerit. Jika aku melihat cermin, sudah pasti pipi chubby milikku berwarna merah padam seperti kepiting rebus.

Waalaikumsalam

Aku terus menunggu balasan dari Dimas. Kupikir, laki-laki itu akan membalas chatku secepat kilat.

Nyatanya ini sudah lebih dari 15 menit.

Sayang tau ga, ini aku lagi di atas pos ronda nyari sinyal.

Oh, rupanya Dimas sedang susah sinyal. Saking inginnya chat denganku, ia sampai naik di atas pos ronda. Kalau begini, siapa yang tidak baper, coba?
Benar-benar idaman sekali calon suamiku ini. Eh, pacar saja belum hehe.

Sayang?
Kok ga di bales?
Aku bela-belain loh.

Ini bales.

Kamu ga terharu gitu?

Ga. B aja😂

Ck.
Untung sayang

Sayang sayang terus, emang kamu sayang aku?

Iya lah

Siapa kamu? Berani-beraninya sayang sama aku..

Aku Dimas

Iya tauu
Maksudnya kamu siapa aku? Pacar juga bukan😛

Emm, besok ada acara, Li?

Ck. Dimas bisa saja mengalihkan pembicaraan. Padahal kan, aku hanya ingin tahu apakah selama ini ia hanya bercanda, atau memang ada rasa.

Baiklah, mungkin memang belum saatnya kita membuat suatu hubungan.

Aku jomblo:v
Minggu ya di rumah lah

Jalan yok, ke gramed

Entah mengapa aku tertawa. Mungkin benar yang pernah diucapkan Vina. "Pacaran sama anak olim ya mainnya ke toko buku. Kenyang dah lu sama tulisan!"

Tapi tak mengapa, apapun itu jika bersama Dimas sudah jelas membuatku sangat bahagia.

Ketemu di sana?

Iya. Jam 9 yaa
Jangan dandan!
Ntar tukang parkirnya naksir

Bodo. kan aku naksirnya kamu (deleted)
Iyaaaaaa...

Semoga saja, dating kali ini bisa membuatku lebih bahagia

*****

Kalau kalian berfikir Dimas adalah orang yang romantis. Jelas saja kalian salah.

Dimas di chat dan di dunia nyata sangat berbeda. Jika kata-katanya bisa membuatku terbang, perlakuannya justru membuatku ingin menerbangkan sepatuku ke arahnya.

Dia sangat cuek.

Aku sangat berharap, dia mengajakku berbicara sepatah dua patah kata. Tapi dia justru sibuk dengan buku-bukunya.

Kalau melihat Dimas yang sedang serius seperti ini, tingkat ketampanannya bertambah. Keningnya berkerut dan sorot mata memperhatikan lembar demi lembar buku yang ia baca.

Dan kini ia menoleh ke arahku dengan senyum yang membuatku meleleh.

"Cie liat-liat. Aku ganteng, tho?"

Salting. Aduh bagaimana ini, pipiku sekarang sudah seperti kepiting rebus. Tidak ada cara lain, selain menutupinya dengan buku.

Naasnya, Dimas menarik buku yang ku genggam dengan gemetar ke bawah hingga membuatku meringis malu.

"Jangan salting gitu, lucu." Dimas mengucapkan itu sambil mencubit angin di sebelah pipiku.

"Pengen cubit ini", ujarnya menunjuk pipiku namun tidak sampai menyentuhnya, "tapi nanti nunggu halal." lanjutnya.

Siapapun tolong! Oksigen mana oksigen?!

******

It's About LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang