2. Bercanda ya

49 4 0
                                    

Akhirnya sampai juga aku di kasur tercinta di mana aku bisa tertidur nyenyak dan mengistirahatkan anggota tubuhku.

Seperti remaja lainnya, kebiasaan burukku sebelum tidur adalah memainkan ponselku.

Aku cukup mengernyit melihat obrolan di group kelas sangat ramai.

============================

Delapan A hoa hoe

082134++
Piye, Mas? Sidone Lia?

085645++
Gas terus Mass, wanine ojo neng kantin tok.

085123++
Iyo lah. Ben kayak Dilan Milea ya, Li. @anda

085645++
Asek asek joss

085427++
Lanjutkan @085123987456 Bapak bangga.

083440++
Wahh ada kapal baru inii
#LiaDimas @085123987456 @anda

Dila
#LiaDimas @085123987456 @anda

Ana
#Lia Dimas @085123987456 @anda

============================

Aku mengernyit membaca group kelas yang entah mengapa tiba-tiba membahas aku dan Dimas.

Darimana mereka semua tahu jika aku diam-diam mengagumi Dimas sejak kelas 7 terakhir?

Atau jangan-jangan, Dimas juga menyukaiku? Ah tidak mungkin. Jagan ge-er Lia!

Baru saja aku menepis rasa percaya diriku tentang perasaan Dimas, justru aku mendapatkan sebuah notifikasi yang benar-benar membuatku terkejut.

============================

085123987456

Hai Sayang
Ini Dimas

Hah? terus?

Save ya beb

Ini dibajak ya?

Tadi yang hai sayang iya
Tapi sekarang enggak

Oh

Jangan lupa save aku beb,

Dibajak lagi?

Enggak

Kok beb?

Kamu belom baca group kelas?

Udah. Kok ngomongin kita?

Ya kan, sekarang kita jadian

Hah?

Enggak. Gara-gara tadi di kantin, mereka jadi pada ngece kayak gitu.

Oke beb

Nah gitu dong beb, kan jadi romantis.

Ya beb

Tidur sana beb

Iya.
Btw kita manggil beb biar apa?

Biar yang lain tambah moyoki kita wkwk.
Kan seru buat bercanda

Wkwk
Bercanda ya:v (deleted)

Tidur sana bebbb

Iya beb, night

Too

============================

Tolong siapapun yang mengerti maksud Dimas ini apaa beritahu aku.

Dimas ingin menjadi Dilan agar Lia menjadi Milea? Ah apasih tidak jelas.

Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa Dimas hanya bercanda.

Tapi bagaimana jika belum apa-apa aku sudah membawa perasaan?

*****

Satu kelas ricuh ketika aku datang. Seluruh penghuninya bersorak "cie" padaku.

"Cieee, sekarang sama Dimas nih Li?" Ara menggodaku dengan senyum menyeringai.

Aku berdecak malas. Aku pun tidak ada minat sedikitpun untuk membalas perkataan Ara.

Belum juga satu orang ku balas, kini sebagian warga kelas mendekatiku dan melontarkan pertanyaan yang membuat kepalaku penat.

"Li, kok bisa sih sama Dimas?"

"Sejak kapan li?"

"Ditembak neng ndi, Li?"

"Nembak'e piye, Li?"

"Weh, ana Dilan Milea neng kelas iki."

Karena sudah benar-benar malas, aku menggebrak meja dan membuat mereka semua terkejut. Aku menatap mereka satu persatu dengan intens.

"Siapa yang bilang aku jadian sama Dimas?!" bentakku di depan mereka semua.

Ah, andai saja aku bisa melakukan hal seberani itu.

Nyatanya kini aku hanya bisa menggelengkan kepala dan menggumam pelan, "Aku ga jadian."

Setelahnya, Dimas datang dan mereka yang tadinya mengerubungiku berbalik ke arah lelaki itu. Apakah aku harus bersyukur?

Ah, tidak juga. Karena justru kini Dimas mendatangiku. Aku berusaha menepis pikiran-pikiran kepedean yang muncul.

Tapi,

"Aku rak pacaran karo Lia, ya. Tapi nek misale Lia mau, sekalian tak lamar disini, piye?"

Kalian tahu, Dimas mengucapkan kalimat menggelikan itu di depan wajahku sambil menyeringai. Manis sekali. Eh?

Jelas saja aku malu dan kini pipi chubby milikku berubah menjadi kepiting rebus. Ditambah satu kelas kini ricuh menyoraki aku dan Dimas.

Aku mulai mengatur nafas agar tidak terlalu terlihat baper?

"Orak orak, Ah. Bercanda."

Nah kan, Dimas cuma bercanda. Terima kasih Dimas.

*****

It's About LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang