6. I Love You Fisika

56 3 0
                                    

Selama hampir beberapa bulan terkahir ini, tepatnya saat aku mulai merasa gejolak aneh pada Dimas, kebiasaan malam ku adalah stalk lelaki itu.

Tapi malam ini harus terhambat karena tugas fisika yang sangat banyak dan harus dikumpulkan esok pagi.

Mungkin teman-teman yang lain bisa santai dan berpikir untuk mengerjakannya di sekolah saja. Mereka dengan seenaknya menyalin tugas milik manusia sejenisku.

Dulu aku pernah mencobanya sekali. Tidak mengerjakan tugas, dan memilih berangkat pagi. Aku menyalin tugas milik teman lelakiku yang jujur saja aku hanya tahu namanya meski kita sekelas. Tapi ternyata ketika dikumpulkan, jawabanku salah semua. Sejak saat itu, tidak lagi-lagi mengerjakan tugas rumah di sekolah.

Baru sepuluh nomor berhasil kukerjakan. Itu artinya, aku baru mengerjakan setengah darinya. Semangat Lia!

Andai saja ada yang menyemangatiku.

"Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin. Bayangan yang terbentuk terletak 12 cm di depan cermin. Jika benda digeser 3 cm mendekati cermin, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah."

Kepalaku nyaris dibuat pecah membaca soal nomor sebelas. Apa-apaan ini. Ingin kurobek saja tugasku ini.

"Ribet banget ih. Kalo mau ngaca di cermin tinggal ngaca aja. Ngapain pake geser-geser. Yang ada, dandanannya berantakan lah." hardikku kesal berbicara pada selembar kertas di hadapanku.

Cling

Sebuah notifikasi muncul di ponselku. Setelah menimbang-nimbang, aku memilih untuk membukanya. Daripada pusing dengan cermin?

Alhamdulillah dari Dimas.

Assalamualaikum cantik.

Oh iya, aku baru ingat dengan pria pujaanku. Sudah dua hari ini aku jarang berkomunikasi dengannya. Aku jadi lebih sering chat dengan Vina. Maaf ya sayang.

Waalaikumsalam. Knp?

Ya, kalian pasti tahu jika seorang cewe akan pura-pura jutek agar prianya lebih perhatian.

Ga.

Alih-alih perhatian, jawaban singkat dari Dimas membuatku sedikit,
Deg-degan?
Aku takut ia marah.

Maaf.

Ga mau. Kurang ajar ya kamu! Berani-beraninya bikin aku gabisa tidur gara-gara kangen.

Ya Tuhan, tolong kirim Dimas ke sini sekarang juga. Aku sangat gemas padanya.

Pasti sekarang pipi kamu merah banget.
Jadi pengen cium.
Eh:v

Apaan sih, Mas.

Jangan panggil Mas dong, Li.

Lah trs?
Masa mau aku panggil Steve:v
Nama kamu kan Dimas

Kalo dipanggil mas, akunya minder.
Kan aku belom bisa kasih kamu MAS kawin
Eh apasih;v

Dih gombal.

Gapapa yang penting disayang kamu

Hm:v

Eh, Li. Udah kerjain tugas Fisika?

Ini lagi kerjain

Berarti aku ganggu ya?

Iya kamu ganggu pikiran aku yang tergila-gila karenamu (deleted)
Engga kok. Lagi pusing nomor 11

Oh itu mah gampang

Segampang bilang mencintai kamu? (Deleted)
Ajarin dong:v

Sini ke rumah. Hehe.

Ajakin aku satu rumah dong! (Deleted)
Wkwk

Aku mengernyit. Sudah lebih dari 5 menit Dimas tak lagi menjawab pesan dariku. Mungkin ia memilih untuk berkutat kembali dengan tugas Fisika ini. Aku pun begitu.

Baru saja aku menggenggam bolpoin, sudah ada panggilan masuk di ponselku. Dan ternyata dari Dimas. Lebih tepatnya bukan panggilan, melainkan video call

Aku sedikit tersentak karena sebelumnya ia belum pernah mengajakku video call.

Ketika kuangkat, menampilkan Dimas dengan kolor pendeknya sedang berbaring di kasur. Ia berguling-guling ke sana kemari hingga membuat kertas-kertas di sana berserakan. Aku tertawa lepas dibuatnya.

"Ketawa kamu emang paling bisa ngalahin pusingnya fisika. I love you"

Tiiitt

Telepon terputus. Begitu tidak mutunya Dimasku ini. Tapi begitu, ia berhasil membuatku bahagia di setiap kalimatnya.

Aku melirik ke arah jam dinding di kamarku. Terkejut aku dibuatnya karena jam tersebut menunjukan angka 21.00

Aku harus menyelesaikan tugasku.

Sebelumnya, aku kembali melirik roomchat Dimas. Alhamdulillah, ia mengirimkanku beberapa foto yang isinya adalah contekan.

Nyontek dari pacar sendiri ga apa-apa kali, ya. Eh, kan belum pacaran.

I love you, Fisika.

******

It's About LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang