EPILOG

22.7K 805 132
                                    

Enam tahun kemudian...

  SUASANA sangat ramai, tentu saja. Hari ini, seorang bintang besar sedang konser. Sedari tadi, suaranya yang menenangkan meramaikan gedung konser ini. Sudah beberapa lagu yang dinyanyikan dan ini adalah lagu terakhir mereka pada konser kali ini.

  "Mereka keren! Ngecover lagu Attention miliknya Charlie Puth, sumpah keren!"

  Terdengar teriakan-teriakan dan jeritan dari penonton yang menambah suasana menjadi tambah ramai, di depan sana kira-kira ada tiga orang dengan band nya yang katanya sudah lahir sejak mereka SMA.

  Dan itu memang benar adanya, gadis ini saksinya. Dengan memakai baju tanpa lengan berwarna biru laut, gadis ini menonton konser kekasihnya, paling belakang.

  Setelah lagu Attention - Charlie Puth selesai dan ketiganya yang berada dipanggung pamit, gadis ini langsung pergi duluan ke belakang panggung, berniat untuk menemui kekasihnya.

  "Hai, kalian keren!!!"

  "Astaga! Kamu bilang kamu sibuk."

  "Hehe, supriseee! Ih tapi kamu tadi genit. Aku gak suka."

  Pria itu lalu menariknya kemudian memeluknya dengan lembut membuat pipinya merona, "Wajar dong. Kesayangan kamu ini ‘kan banyak fansnya."

  Tetapi tetap menyebalkan, "Ih sebel, Lingga udah berapa tahun kita pacaran!"

  Ternyata pria itu adalah Lingga, dengan sedikit  merapikan rambutnya, Lingga berbisik. "Happy Anniversary, dua tahun Saras Varella. I love you."

  Gadis itu; Saras, tambah merona. Lalu memeluk Lingga erat sambil tersenyum dibaliknya, Lingga juga tidak bisa menyembunyikan senyumnya dan mengacak-acak rambut kekasihnya itu, semua kejadian dimasa lalu membuat Saras sadar kalau selama ini, Lingga sangat berarti.

  Sementara itu, Meka dibelakang hanya berdecih kesal. "Kalau ngerayain Anniv ‘tuh di kafe, hotel atau tempat-tempat romantis! Ini dibelakang panggung, heran gue."

  Mendengar celetukan itu, Lingga melepaskan pelukannya walaupun Saras masih menempel padanya, "Makanya nyari jodoh sana!"

  "Heh bahlul, jodoh kagak usah dicari. Jodoh ada ditangan Tuhan."

  Saras tertawa melihat keduanya, lalu dirinya baru teringat kalau salah satu personil disini kurang, pria itu... Pemeran utamanya, dimana dia?

  "Eh, Revan kemana?"

  "Paling ke toilet dia."

  Meka menjawabnya sambil terus memainkan ponsel, sementara Saras hanya mengangguk pelan.

  Tiba-tiba dari arah kiri, manajer Yosep kelimpungan sambil berteriak, "Panggil ambulance! Cepet!!!"

  Meka terkesiap, begitupun dengan Lingga dan Saras yang langsung berjauhan, kaget.

  "Lah ada apaan?" Lingga menghentikan langkah pak Yosep yang masih dengan kekhawatirannya, "Revan! Revan diserang fansnya!"

őőő

   Revan dibawa ke rumah sakit ternama di Jakarta, rumah sakit milik keluarga Prayoga, tempat dimana Ran dirawat dulu, sesudah mendapatkan pertolongan pertama oleh pihak ambulance di dalam mobil. Dan kini, Revan terbaring di ruang UGD. Wajahnya datar, tidak berekspresi. Lingga bahkan Meka menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tindakan para agency yang berlebihan, padahal Revan hanya ditampar dan dicakar oleh seorang fans.

  "Van, emang lo beneran parah ya sampe di bawa ke rumah sakit, di infus lagi." Lingga terkekeh pelan,  sambil mengusap keningnya.

I Love You, RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang