[34] Complicated //2//

11.5K 628 16
                                    


34. Complicated //2//

  SETELAH istirahat dan memakan sedikit roti yang diberikan Alsa, keadaannya mulai membaik walaupun pusingnya masih sangat terasa yang penting badannya tidak selemas tadi. Jika Ibunya tau keadaannya seperti ini pasti sudah luar biasa khawatirnya.

  Alsa terlihat sedang memainkan ponselnya dan Rosi pergi entah kemana, Velma menghela nafasnya pelan sambil mengedarkan pandangan ke segala arah. Dan satu titik dimana ada dua orang yang dikenalinya menjadi objek menarik bagi penglihatannya kali ini.

  Di sebelah sana ada Revan bersama Saras, entah sedang apa yang pasti Velma yakin kalau Revan sedang membelanya, beberapa menit kemudian... Hatinya tiba-tiba sesak, apa yang mereka lakukan dibelakangnya? Apakah, ini cara Revan memberi pelajaran kepada Saras? Sangat spesial, berbeda dengan yang dilakukannya kepada Resta tadi.

  "Vel, liat deh ini Revan sama Lingga waktu kecil. Lucu kan?"

  Merasa tidak dianggap, Alsa menolehkan kepalanya ke arah Velma yang terlihat sedang serius. "Velma?" Tetap tidak dijawab, kemudian Alsa mengikuti arah pandangan gadis itu lalu melotot.

  "Aduh, Vel. Yakin deh, Revan gak sengaja ngelakuin itu, itu pasti pelukan perpisahan! Percaya sama gue." Dirinya sangat khawatir ketika melihat Velma yang sedari tadi memperhatikan dua orang didepan sana.

  Dan hanya dengusan yang bisa dilakukan Alsa ketika ucapannya hanya dibalas oleh senyuman khas ala Velma.

   "Vel, lo harus percaya kalo Revan cintaaa banget sama lo!"

  Setelah beberapa menit saling diam, Alsa mencoba mencairkan suasana dengan meyakinkan Velma atas perasaan Revan.

  "Gak apa-apa kok, terserah dia mau deket sama siapa aja."

  "Ck!" Alsa menghirup nafasnya dalam-dalam, "Lo kayak gini dari dulu Vel, gak usah bohongin perasaan lo sendiri. Gue gak suka, dulu juga lo pernah ngomong kayak gitu sama gue pas Revan lagi deket-deketnya sama Saras."

  "Gue ngerasa... Jadi penghalang kebahagiaan orang."

  "Astaga, kebahagiaan Revan ada di lo Vel! Revan yang gak peka, lo jangan ikut-ikutan gak peka, lo harus ngertiin dia. Lo gak bisa nyia-nyiain perasaan cowok kayak Revan, gak bisa Vel. Gak ada yang harus lo lakuin, gak perlu lo menghindar. Gue tau lo juga sayang kan sama Revan? Yang harus lo lakuin itu, bersyukur karena ada cowok kayak Revan yang dikirim Tuhan buat ngelindungin lo."

  Hening, lagi-lagi Velma hanya diam. Hatinya memberontak dan mengatakan tidak bisa. Ini tidak boleh terjadi, walaupun sayang, harusnya dirinya pintar menahan diri. Meskipun bisa dijalani, Revan akan ikut menderita karenanya. Dan itu hal yang paling Velma benci, ada orang yang menderita karenanya. Tidak akan Velma izinkan.

  BRUGH

  "Udah mendingan belum?"

  Suara berat itu, Velma terkesiap ketika disampingnya sudah ada Revan dengan tangannya yang berdarah, Alsa menghilang juga. Mungkin dirinya terlalu banyak melamun sampai tidak sadar orang-orang meninggalkannya.

  "Tangan lo kenapa?"

  Deg. Velma mengerjapkan matanya ketika tangan Revan yang satunya menyentuh dahinya. "Gak panas, udah mendingan belum?"

  Velma mengangguk disusul oleh tangan Revan yang disorohkannya, "Obatin tangan gue. Nih kotak p3k nya, nih airnya juga."

  Revan menatap gadisnya itu yang malah gelagapan, tak lama kemudian Velma mulai membuka kotak p3k itu yang membuat Revan tersenyum.

I Love You, RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang