Saras, Lingga, Alsa [Extra Part]

13.6K 327 15
                                    

  Teringat ketika pertama kali Alsa merasakan sesuatu yang berbeda dari seorang Lingga saat masih menjalin hubungan, tepatnya waktu itu Revan tengah mengadakan acara ulang tahun adiknya, dan saat itu dirinya pergi bersama Lingga.

  Lalu, tiba-tiba ada gadis yang berpenampilan sangat anggun sehingga mencuri perhatian semuanya yang hadir disana, salah satunya adalah Lingga. Dari sorot matanya, Alsa menarik kesimpulan bahwa Lingga mulai merasakan ketertarikan pada gadis itu, saat Saras dengan gamangnya langsung bergelayut manja pada Revan, Lingga bergumam tidak jelas, seakan dirinya tidak sadar kalau Alsa tengah memerhatikannya daritadi.

  Alsa menghela nafas pelan, "Ling, aku ambil minum dulu ya."

"Biar aku yang --"

"Udah deh, diem jangan kemana-mana, ya?"

   Lingga mengangguk, setelah itu Alsa langsung pergi meninggalkannya untuk mengambil minum.

  Sementara itu, Lingga merasa tidak enak, merasa bersalah, pikirannya menerawang tentang bagaimana kalau Alsa tadi melihatnya tengah memerhatikan gadis lain? Astaga, brengsek sekali dirinya ini. Lingga mendengus lalu memasukkan tangannya ke saku celana.

   Tidak lama kemudian, terlihat Saras dan Revan yang kian mendekat, Lingga menjadi salah tingkah, entah kenapa.

  "Lingga lo kenapa diem aja?"

  "Nungguin Alsa aja, sih." Jawabnya sambil melirik ke arah Saras yang juga menatapnya aneh, sementara Revan mengangguk.

   "Lo gabung sama Meka aja disana, gue ke dalem dulu."

   "Iya, iya, udah sana."

   Saat Revan akan melangkah lagi, Saras tiba-tiba melepaskan tangannya pada Revan, "Revan kamu duluan aja, ya? Kayaknya aku perlu ngomong sama dia."

  Revan mengernyitkan keningnya, apalagi Lingga, dia sudah memasang wajah cengo membuat Revan hanya mengangguk lagi dan pergi meninggalkan mereka berdua.

  "Ada apa, Sar?"

  "Gue gak suka ya cara lo natap gue." Jawab gadis itu sarkas, Lingga langsung terkesiap.

  "Maksud lo apaan?"

  "Lo natap gue sedaritadi kek ada maunya, gue risih, jadi sebelum gue aduin ini ke Revan, berhenti natap gue kayak gitu, okay?"

  Lingga terdiam, sementara dalam hatinya ia merutuki perbuatan konyolnya itu, kalau Saras saja sampai peka, berarti Alsa tadi juga merasakan hal sama? Ya ampun.

  "Oh iya satu lagi," clak, Saras menyentil kening Lingga membuat pria itu meringis kesakitan, "balasan untuk perbuatan lo tadi. Bye."

  Melihat Saras mulai melangkah menjauhinya, Lingga terkekeh pelan, kelakuan Saras tadi bukannya membuat Lingga berhenti memikirkannya malah membuat pikirannya semakin liar mengenai gadis itu, sial.

  Sementara itu, Alsa tersenyum getir, benar berarti setelah yang ia lihatnya tadi, Lingga sudah tidak mencintainya lagi, mungkin Lingga sudah capek mengejarnya, tapi kenapa disaat dirinya akan memulai memperbaiki semuanya dan berasumsi akan berjuang bersama, hati Lingga lebih dulu berpaling? Jadi ini, jadi seperti ini rasanya, astaga, ternyata sangat sakit.

  Kejadian beberapa tahun lalu masih terpantri dengan jelas dalam ingatannya, seakan mempunyai ruang tersendiri untuk rasa sakit itu, rasa sesal itu, dan Alsa sampai sekarang tidak mengerti pada sikap Lingga.

  Lingga itu seperti mempunyai benteng pertahanan sendiri yang bahkan tidak bisa diterka sama sekali, bagaimana keadaannya, bagaimana perasaannya, dia sekarang semakin pintar menyembunyikan itu semua, dan hal ini membuat Alsa kesulitan sendiri menilai maksud perbuatan Lingga terhadapnya.

I Love You, RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang