[29] Rasa Sesal

11.2K 609 7
                                    


  PRIA ini memakai jas hitam dengan tubuh yang kekar, di hadapannya ada tiga orang anak laki-laki. Tangannya di dalam saku, dan tatapannya tajam hanya pada satu orang laki-laki. Nafasnya berderu, kakinya ia langkahkan ke depan secara perlahan. Mengikis jarak dengan putranya, tatapan kekecewaan langsung ia tampilkan saat itu juga.

  PLAK!

  "Di mana pikiran kamu, DI MANA PIKIRAN KAMU TUAN REVAN!"

  Suara itu, suara yang menggema di ruangan yang begitu luas dengan segala pernak pernik yang indah dan mewah, semuanya terdiam. Revan merasakan sakit yang luar biasa di pipi kirinya, terlahir di keluarga yang sangat menjunjung tinggi kekayaan seperti ini adalah bukan hal yang ia inginkan, giginya bergertakan saat satu buah tamparan kembali mengenai pipi sebelah kanannya. Perih.

  "SAYA TIDAK MENGAJARKAN KAMU UNTUK MENCEMARKAN NAMA BAIK PRAYOGA!!!"

  "Om, om." Lingga mulai berbicara ketika melihat tangan om Darma kembali akan di layangkan pada Revan.

  "ARGH! KALIAN! Kalian kenapa tidak mencegah hal ini terjadi!?! Bodoh, kalian semua bodoh. Bisa bangkrut hanya karena ada gadis miskin yang memperdaya kamu, Revan!"

  "Dan saya mengizinkan kalian menjadi teman baik putra saya untuk mengarahkan Revan ke yang baik! Keluarga kalian saya bantu agar Revan bisa mempunyai teman, dan saat Revan melakukan kesalahan seperti ini, kalian malah diam saja? Malah mendukung, IYA!?"

  "Yah, cukup! Velma dan mereka tidak salah!"

  "Tidak salah apanya? Jauhi gadis itu atau saya akan mengirim dia ke negeri lain yang tidak akan kamu temui, bahkan saya tidak segan-segan membuat keluarga teman kamu bangkrut dalam hitungan detik."

  "AYAH!" Revan berteriak, nafasnya tersenggal-senggal dan tanganya ia kepal.

  "Kenapa Ayah seperti ini? Bukankah sama saja bila jatuh cinta! Ayah, saya mohon dengan sangat jangan membuat gadis itu menderita, Revan akan buktiin kalau Velma itu baik walaupun-"

  "Mending kamu cari gadis bangsawan, jangan kamu cari gadis berandalan. Malu!"

  Revan terdiam, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Lingga dan Meka pun kelihatan pasrah, jika sudah seperti ini dirinya harus berfikir jelas untuk ke depannya. Dan itu sangat menyakitkan, polisi bahkan jendral saja jika di lawankan dengan ayahnya sudah pasti kalah telak, apalagi dirinya? Revan menghembuskan nafasnya kasar.

  PRANG

  Seluruh pasang mata langsung teralihkan ketika mendengar sesuatu yang terjatuh dari arah timur, dan di sana ada seorang laki-laki yang tengah membereskan sebagian pernak-pernik yang terjatuh.

  "O-ooh, Ayah. Apa kabar? Maaf maaf saya mengganggu, ta-"

  "Dhirga, sini sebentar."

  Dhirga menghela nafas pelan, lalu menghampiri Ayah tirinya yang tengah kelelahan, baru sampai dari Sydney langsung memarahi Revan seperti ini, ck. Menguras tenaga saja, karena Dhirga yakin kalau Revan tidak akan menyerah hanya dengan ini.

  "Lihat kakak kamu, Ayah datang ke Indonesia bukannya di sambut dengan prestasi malah sebaliknya, kamu jangan sampai seperti dia, mengerti?"

  Cih, terdengar desisan Revan yang membuat Dhirga terdiam tidak berkutik.

  Sialan.

őőő

  "Hallo?"

  Rosi menunda acara makannya ketika melihat ponselnya berdering dan Dhirga ada di sana, larut malam begini Dhirga menelponnya, cepat-cepat dirinya mengangkat telepon tersebut karena pasti Dhirga sedang membutuhkannya.

  "Ros, bantuin gue bisa?"

  "Bantuin apa?"

  "Velma lagi ada dalam bahaya."

  Oke, Rosi menghela nafasnya pelan. Pasti masalah Dhirga tidak jauh tentang Velma, padahal jelas-jelas dirinya menunggu gapaian tangan Dhirga tapi yang ada Dhirga malah juga sedang menunggu gapaian orang lain. Oh, Rosi tau perasaan ini, perasaan bego ini yang seharusnya tidak ada.

  "Rosi?"

  "ROSITA!"

  "E-eh, ya?"

  "Gue lagi gak becanda, ini serius!"

  Ya, Dhirga hanya menganggapnya sebagai lelucon. Bahkan ketika dia sedang memikirkan laki-laki itu, dianggapnya sedang becanda.

  "Gue juga, maaf tadi mama ngajak bicara."

  "Oh, iya."

  "Ada apasih, Dhir?"

  "Lo pura-pura jadi pacar gue, pokoknya lo harus ngebuat Ayah gue mikir kalo lo emang lagi deket sama gue, please."

  Deg.

  Rosi terdiam, pura-pura? Walaupun hanya pura-pura, tapi sungguh sangat menyenangkan si hati ini.

  "M-maksud -"

  "Jadi gini, lo besok dandan yang cantik. No kelabang, gue jemput dan om Darma kenal sama ibu lo yang designer terkenal itu, terus gue bakalan ngenalin lo ke dia, setelah itu kita pergi ke tempat camp Velma karena sekarang Velma lagi dalam bahaya dan gue harus nolongin dia sebelum si Revan sialan ngebocorin semuanya, lo mau kan bantuin gue?"

  "Om Darma? Apa hubungannya?"

  "Dia Ayah tiri gue, Ros."

  "APA!?!?!"

  "Ssst, mending lo tidur dan besok pagi-pagi kudu dandan yang cantik, okay? Besok gue ceritain, kita berangkat pagi, nice dream Rosi."

  Tuut.. Tuut..

  "Ba-bagaimana bisa?" Rosi menggeleng gelengkan kepalanya, ini bukan hanya sekedar tentang harta juga tentang tahta dan wanita. Rosi cepat-cepat memohon ampunan Tuhan ketika menyadari masalah rumit kali ini, dan astaga dirinya harus ikut terlibat.

  Sepersekian detik berikutnya, ponsel yang baru saja ia simpan kini menyala kembali dengan menampilkan orang yang berbeda. Dalam hitungan jari, Rosi langsung mengangkatnya.

  "Hallo, Feb?"

  "Lo gak lupa, kan? Besok acara apa?"

  Hening.

  Astaga, besok adalah ulang tahun Febi! Dan dirinya bersyukur kalau Febi seperti ini kembali, artinya dia sudah tidak mempermasalahkan yang kemarin.

  "Ros?"

  "Y-ya pasti ingetlah!"

  "Oke, jam dua siang. Gue tunggu di Cafe Talulla. Birthday Party gue konsepnya Blackpink. Selamat tampil cantik, Ros."

  "Oke, see you Feb!"

  Oke, ini tidak buruk. Jam dua siang pasti urusan dirinya dan Dhirga sudah selesai, dan saat itu juga dirinya pergi ke acara sahabatnya itu, Rosi menghela nafas pelan lalu beranjak dari meja makan untuk pergi menuju kamarnya ketika jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

őőő

CIE mulai keungkap, pada kaget gak kalau Dhirga sebenernya A D I K Tiri seorang Revan Prayoga? Asdfghjkl, sebab-sebab Dhirga yang gak mau ngakuin om Darma dan ngakunya sebagai sepupu Revan nanti bakalan di ceritain di part selanjutnya^^ cerita ini udah mau nyampe puncak konflik, berarti cerita ini gak bakalan lama lagi akan T A M A T. Yeay!
Fast update kan, qaqa:p

Ddyulian

I Love You, RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang