[38] I Can't Find Your Heart

10.8K 609 31
                                    

38. I Can't Find Your Heart

  BRAK

  Revan membuka pintu tersebut dengan tergesa-gesa, pandangannya tajam dan tangannya ia kepal. Ayahnya sungguh keterlaluan, Velma benar-benar kelemahannya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya kalau Ayahnya itu akan berlaku sebegini halusnya.

  Seluruh karyawan terlihat memberikan jalan kepada Revan dengan tatapan yang sulit diartikan, tapi Revan sama sekali tidak mempedulikan keadaan sekitarnya.

  "Tuan Revan, anda tidak bisa mengakses --"

  "Minggir."

  Glek. Salah satu karyawan yang bertugas dibagian CCTV itu terlihat gemetaran, "Saya bertugas untuk keluarga Prayoga, tapi --"

  "M-I-N-G-G-I-R." Ucap Revan lagi dengan penuh penekanan membuat karyawan itu mau tidak mau mempersilahkan Revan duduk dan mendapatkan keinginannya.

  Revan mengutak-atik mesin dihadapannya kemudian munculah hal yang diinginkannya, terlihat disana seorang gadis yang sangat Revan kenali sedang berjalan kemudian berhenti di depan ruangan ayahnya, cukup lama gadis itu berdiri disana sampai akhirnya masuk kedalam.

  Revan menggeram, benar saja dugaan Lingga. Setelah tadi dirinya begitu lama mengurusi masalah Saras yang akhirnya diantarkan oleh Lingga, kemudian janji Lingga yang akan menuruti semua fans disana bahkan Meka terlihat kewalahan, sampai akhirnya mendapatkan sesuatu yang sangat penting ini.

  Sesudahnya Revan langsung melangkahkan kakinya kembali untuk keluar dari ruangan tersebut, banyak desas-desus yang dihiraukan olehnya. Revan tidak tahu harus pergi kemana untuk menenangkan hatinya, waktu sudah larut dan hampir tengah malam. Tanpa tujuan yang jelas, Revan menyetir mobilnya kemanapun ia pergi asal hatinya dapat tenang kembali.

  Drrt... Drrt...

  Baru saja kakinya akan menginjak pedal gas tapi sebuah nama muncul di layar ponselnya.

  "Hallo, Ran?"

  Tidak ada jawaban, ini semakin membuat Revan tidak karuan. "Ran??? Ran tolong katakan sesuatu sama kak Evan."

  "Ran koma."

  Setelah itu, semuanya terlihat hanya kegelapan dalam hidup Revan.

őőő

Velma menutup buku matematikanya, para guru sedang mengadakan rapat untuk kelulusan nanti. Membosankan, sama seperti tempo dulu. Diliriknya jam dinding yang menggantung disana dan sepuluh menit lagi bel istirahat berbunyi.


  "Vel, dicariin Revan diluar." Alsa yang tadi Velma lihat tengah mencatat, kini ada dihadapannya.

  "Eh, beneran?"

  "Iya, dia keliatan... Kacau, Vel."

  Deg. Ucapan Alsa berhasil membuat sentilan keras dalam hatinya, jangan bilang Revan mulai mengetahui semuanya. Ah, tidak mungkin.

  "Velma?"

  Velma langsung mengerjapkan matanya lalu berdiri, "Makasih Als."

I Love You, RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang