kelima puluh delapan

4.1K 191 12
                                    

Jejes mengejap ngejapkan matanya, dirasa kepalanya sangat pusing. Bahkan ia juga tak sanggup mengingat kejadian yang menimpanya tadi. Setaunya ketika ia sedang berjalan dengan ria, tiba tiba saja ada seseorang bertopeng yang langsung menggeretnya, dan membekapnya. Setelah itu Gelap......

"Ya Tuhan kepala gue, kok pusing banget"Batinnya meringis kesakitan

"Wait wait, gue ada dimana kenapa gue ada dikamar? Ini kamar siapa lagi?" Pikirnya bingung lalu berusaha bangkit dari tempat tidur, namun naas rasa pusingnya terlalu menguasai dirinya hingga ia hampir saja lunglai jatuh. Hampir saja, karena dengan sigap Samudra langsung menangkap tubuh jejes, ketika wanita itu hampir tersungkur.

"Sam kok lo ada disini sih?" tanya jejes lemah, lalu berusaha bangkit menjauhi sam.

"Lo gabakal ngapa ngapain gue kan sam?" Tanya jejes kembali dengan suara lebih tegas dari tadi.

"Tenang jes tenang, gue ngaku kalau gue yang nyulik lo kesini, maaf karena gue sengaja pakai obat bius, agar lo gak berontak" Sahut samudra dengan gantlenya, yang membuat laki laki ini beda dengan yang lain.

"Sarap ni anak, dimana mana kalau orang nyulik ya gabakal ngaku, lah ini malah kejujuran. Gue rasa kalau banyak orang kayak Sam. Penjara penuh deh. Ckckck" Batin jejes sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Tapi gue berani sumpah gak ngapa ngapain lo, Lagian mana mungkin gue ngrusak orang yang gue sayang" Ucapnya penuh pengharapan.

"Yaudah gue mau pulang!" pekik jejes sambil menuju kearah pintu

"Gak akan gue biarin lo pulang, sebelum rencana gue untuk milikin lo itu berhasil!" Sam langsung mencengkram tangan jejes kuat, hingga jejes tak bisa berkutik dan hanya meringis kesakitan, setelah itu Sam membopong jejes ke kasur. Lalu mengikat tangannya dengan tali agar gadis itu tak memberontak.

"Gila! Pengecut lo! Tadi lo bilang, lo gabakalan nyakitin gue, tapi ini buktinya apa. Brengsek!" maki jejes, kini emosinya mulai tersulut.

"Gue gak akan jadi pengecut, yang gue lakuin sekarang ini adalah sebagian dari perjuangan gue buat dapetin lo. " jawab sam enteng lalu meninggalkan jejes.

"Sakit jiwa tuh orang!" ricau jejes sambil berusaha melepaskan tali yang sam ikat ditangan dan kakinya "Dikira gue sapi, main ikat sembarangan" Batin jejes memberengut kesal.

****

Ria baru saja menjelaskan kronologisnya, saat ini ia benar benar sedih dan tak henti henti hentinya menyalahkan dirinya sendiri.

"Gue bodoh! Coba aja tadi gue gak jalan duluan, jejes sekarang gak diculik!" ricaunya sambil menangis sesegukan didada bidang brave.

"Gue emang sahabat, gak tau diuntung! Selama ini jejes selalu ada buat gue, tapi apa yang gue bales. Ngejagain dia saat dia butuh perlindungan pun, gue gak mampu!!" timpalnya lagi, ia sangat terpukul dengan menghilangnya sahabatnya yang satu ini.

"Mending sekarang kita lapor kepolisi aja!" kata thea berusaha memecah ketegangan

"Polisi gak bakalan nanggepin kita, karena mereka anggap remaja kaya kita itu, cuman main main. Lagian belum 24 jam, percuma gak akan diproses" jawab andrew tegas

"Samudra" tiba tiba saja tangan bryan mengepal kuat, meluapkan segala amarah yang sedari tadi ia simpan.

"Apa, Maksut lo!" tanya alex tak mengerti mengapa Bryan, secara spontan menyebut nama bajingan itu.
"Kita cari Samudra sekarang!" Bryan tak menjawab pertanyaan Alex, namun ia langsung saja menuju mobil disusul oleh teman temannya.

Ketika brandon sedang membantu sahabatnya, mencari pacarnya yang notabandnya juga sahabatnya. Ponsel brandon berbunyi, menampakkan nama brenda, saudara kembarnya yang menelponnya.

"Hallo kenapa bren?"

"Kak gue tadi salah liat atau gimana gue gak tau, yang pasti gue tadi lihat Jejes lagi dibopong, sama laki laki yang waktu itu Brenda liat di pertandingan basket sekolah kakak"  setelah mendengar apa yang baru saja saudaranya katakan, senyum lega berhasil lolos di wajah brandon. Setidaknya ada titik terang, keberadaan Jejes.

"Sekarang dimana alamat tadi kamu lihat jejes, memang kakak sama temen temen lagi cari dia?"

"Di apartemen Keraton Residence, gue juga lagi ada disitu. Yaudah gue juga bantu awasin Jejes ya? Tapi gue gaberani masuk, soalnya gue sendirian"

"Iya iya, lo disitu aja jangan gegabah"

"Okey kak"

"Bryan sekarang kita ke Apartemen Keraton Residence, Kata brenda Sam bawa jejes kesana buruan!" printah brandon yang diangguki bryan lalu ia menjalankan mesinnya secara brutal

*****
"Sam lepasin gue, apa untungnya lo nyulik gue kayak gini, toh ini gak bakalan bisa merubah hati gue buat cinta lagi sama lo! Sam gue yakin, sebenarnya lo itu orang yang bijaksana dan baik, Samudra yang gue kenal gak anarkis kayak gini. Sam please lepasin gue...." oceh Jejes saat Samudra baru saja masuk, berniat akan memberikan makan untuk jejes

"Gue nglakuin ini buat lo, karna gue cinta sama lo" ucap samudra parau

"Sam kalau lo cinta sama gue? Kenapa, lo ingkarin rasa kepercayaan yang udah gue kasih ke lo, dulu gue selalu percaya bahkan nganggep lo itu laki laki terbaik selain papi gue. Tapi kenapa lo malah bikin sakit hati gue,  remukin hati gue tanpa ampun. SAKIT SAM, SAKIT. Asal lo tau!" kata jejes sambil menitihkan air mata, dan menahan gejolak emosi yang sedang menguasainya

"Gue udah bilang sama lo jes, gue dijebak. Gue gak sebrengsek yang lo pikir. Gue masih Samudra Angkasa yang dulu. Jess come on" samudra berusaha meyakinkan jejes

"Soal gue yang ciuman diclub itu, karna gue mabok, mana mungkin sih gue mau, ciuman bekas orang banyak!"

"Sam gue gak tau yang lo jelasin ke gue itu, beneran atau cuman karangan lo. Tapi maaf, gue gabisa sama lo karna gue punya bryan" ucap jejes berusaha membentengi dirinya, agar tidak hanyut dalam kata kata manis samudra

"Jes, gue tulus cinta sama lo, gue janji gue gak akan nyakitin lo untuk kedua kalinya. Jes, hati gue udah milih lo, gue janji gak akan patahin hati lo lagi, gue janji setiap detik gue bakalan nyirami hati lo. Biar selalu berbunga" Samudra berusaha meyakinkan hati jejes, bahwa dirinyalah yang berhak untuk dicintai jejes. Dia sekarang sadar, bahwa hanya jejeslah. Wanita yang selama ini selalu ada untuknya dan tak pernah berhianat dengannya.mungkin jika dia terlahir kembali di dunia dan tuhan menentukan pilihan, siapa yang akan menjadi jodohnya? Pasti tanpa berpikir panjang, Sam akan memilih jejes untuk menjadi jodohnya, menjadi miliknya seutuhnya tanpa takut akan kata "PUTUS"

"Sam Please, masih banyak perempuan diluar sana yang lebih dari gue, kita masih remaja. Banyak impian yang harus dikejar!" ucap jejes sambil tersenyum manis kepada Samudra, berusaha menghibur hati Sam yang mungkin sekarang ini sedang tak memiliki sinar.

"Tapi gue yakin, kalau 1000 tahun dulu kita diciptain, Yang bakalan jadi Romeo dan juliet itu Kita" kata samudra sambil memeluk jejes.

"pelukan ini? Pelukan hangat yang selalu mencairkan hati gue." ucap jejes dalam hati.

Dibalik pintu apartemen Bryan sudah tersulut emosi, tangannya mengepal tak karuan. Hatinya seperti remuk, bagai terhambur angin laut dan terbang lalu dicabik, oleh sekumpulan burung camar. Sakit dan Perih rasanya saat ini.



Vote
Vote
Vote
Comment

PS = Part berikutnya akan ada unsur haru, Tetep stay di cerita Author ya. Pokoknya bakalan ada kejutan baru.

Selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin. Author minta maaf ya, kalau ada salah salah kata sama para pembaca The Fuck Badgirls 🙏

THE FUCK BAD GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang