kelima puluh sembilan

6.9K 224 57
                                    

"Cinta itu ibarat Hujan yang turun membasahi alam semesta, dan petir itulah sebagai pelengkapnya.
Begitu pula dengan cinta, disaat cinta tumbuh dihati deras derasnya, maka rindulah yang berperan sebagai pelengkap dikala rasa itu telah membara"

************************************
"

Bryan gimana? Kita grebek mereka atau?" Brandon berucap sambil mengherdikkan bahu bingung.

"Eh ogeb bahasa lo segala digrebek! Lu kira mereka didalem lagi. Adegan mesum, Dasar cungut O'On" Sahut Alex tak terima, dan mendaratkan gebrakan manja ke kepala brandon.

"Yang mesum itu, otak lo! Biji salak!" ucap brandon tak terima.

"Bukan biji salak, dia itu akar mengkudu!" cablak thea sengit.

"Udahlah temen lagi remuk atinya malah ini, pada berantem gajelas. Emansipasi broo????" Brave berkata dengan lantang dan semangat.

"Biarin mereka menyelesaikan masalahnya" Bryan berkata setenang mungkin, ia berusaha meyakinkan perasaannya, walaupun keadaan hatinya ingin saja memberontak lalu menghabisi Sam. Tapi bukan itu yang harusnya ia lakukan.

"Bryan, lo yakin sama hati lo saat ini?" ucap Dave berjalan disamping bryan menuju parkiran apartemen

"Udahlah itukan urusan mereka, bukan urusan kita. Jadi gak etis dong kalau kita tiba tiba aja ikut campur, lagian gue yakin jejes gak bakalan ngehianatin kepercayaan yang udah kita bangun dalam hubungan ini? Lo tenang aja. Kalau kita berani mencintai seseorang, kita juga berani buat menghadapi seberat apapun resiko yahh itung itung itu ujian cinta" kata bryan bijak  berusaha menutupi rasa kekecewaannya.

"kalau ibarat ilmu Biologi itu cinta semacam kompetisi, siapa yang kuat dia yang bakalan menang. Yang membedakan kalau yang menang biasanya dapet makan, kalau saat ini yang menang dapet mbak jeslyn" Andrew menggoda Bryan sambil mencolek pipi bryan dengan gombalan picisan andalannya.

"Mual gue denger lo gitu, drew. Huekk" kata Caitlin yang kemudian mendapat toyoran dari Andrew

******
Author POV

"Sam lepasin, gue gak mau nanti ada orang yang liat. Dikira gue macem macem!" jejes berusaha melepaskan pelukan hangat sam, sebenarnya ia rindu saat saat dahulu. Ketika Sam selalu ada untuknya, selalu menghibur disaat ia menangis. Menjadikan ia yang utama dari yang paling utama sekalipun, tapi sekarang ia sudah tak bersamanya lagi, artinya semua kenyamanan itu hilang. Namun ia percaya bahwa setiap manusia tak mungkin tidak memiliki rasa bahagia, buktinya sekarang walaupun ia sudah tak bersama Sam. Tapi ia mempunyai Bryan, lelaki yang selalu ada untuknya, menjadi obat saat laranya, menjadi penyejuk dalam gersangnya, menjadi tanah dalam pupuknya. Iya selalu ada untukku perhatiannya, melebihi sam padaku. Ia selalu membuatku menjadi gadis ter istimewa. Aku terlalu jatuh cinta padanya, perasaanku sudah seperti karang yang kokoh dan tak mudah dihancurkan.

"Apa lebihnya Bryan sampai lo seakan jijik sama gue! Dia juga BADBOY sama kaya gue gak ada bedanya, hanya tukang rusuh yang selalu bikin onar sekolah. Tapi kenapa lo, nganggep dia bak dewa. Kenapa jes?" Amarah Sam kembali tersulut saat jejes tiba tiba mendorong Sam.

"Lo sama dia beda Sam, BEDA. Walaupun dia Bad sama kaya lo, tapi setidaknya dia selalu ngejaga perasaan gue. Perasaan orang yang dia sayang, dia gak pernah ganjen sama wanita, apalagi sama Jalang yang ada diclub! Lo jelas beda sama dia, Lo susah buat diajak berubah untuk kontrol emosi. Tapi Bryan demi gue, dia bisa berubah jadi orang yang gak emosional kaya dulu. Jadi sekarang lo, PAHAM SAM!!!!" ucap jejes menggebu gebu hendak meninggalkan apartemen Sam.

"Gue mau disisa sisa terakhir umur gue lo selalu ada buat gue, biar nanti suatu saat tuhan ngambil nyawa gue. Setidaknya gue bahagia, karna semasa hidup gue ada bidadari tanpa sayap yang ada dalam kisah cinta gue. Dan gue selalu berdoa kepada tuhan, walaupun lo bukan jodoh gue didunia, jadikanlah lo jodoh gue diakhirat." kata sam pelan namun halus, ucapannya seperti ucapan permintaan yang membuat jejes ingin menangis kali ini juga.

"Sam lo gausah lebay!"

"Gue gak lebay jes, dokter sebenarnya udah ngefonis gue terkena HIV.  dokter juga udah bilang sama gue, kalau umur gue gak akan lama lagi ajarin gue buat berubah jes, cuman lo satu satunya orang yang gue percaya. Gue berharap banyak sama lo jes, temen temen gue ngejauh dari gue gara gara mereka tau penyakit terkutuk ini!" ucap Sam parau namun akhirnya segala beban yang akhir akhir ini selalu berkelumit dalam dirinya, keluar sudah. Kali ini yang ia rasakan hanya pasrah keadaan jejes, ia tak bisa menyalahkan siapa siapa jika jejes juga akan meninggalkannya.

"Gue bakalan selalu ada buat lo sam, gue bakalan support lo sampai lo sembuh. Lo jangan pernah menyerah, karna tuhan memberikan ujian kepada umatnya itu karena ingin menjadikan lo lebih ingat lagi sama tuhan. Lo tetep tegar yaa, gue bakalan selalu ada buat lo. Gausah kawatir sam, gue gak bakalan ninggalin lo. Karna lo adalah pria yang dulu selalu bisa bikin hati gue jungkir balik kaya prosotan anak TK, hehehe" kata jejes lalu tersenyum kepada sam, walau hatinya sebenarnya tak percaya bahwa Sam mengidap penyakit yang semua orang tak pernah membayangkan betapa sakitnya.

"Gue sayang lo Sam, tapi sebagai Kakak gak lebih." kata jejes lalu mengacungkan jari pertanda damai kepada sam.

"Dasar anak koala" Sahut sam sambil tersenyum.

.
.
.

Haduh kok jadi gini kira kira gimana kelanjutan hubungan Bryan dan jejes ya, entah tanyakan saja pada mereka.

Untuk 2 atau 3 part selanjutnya author masih bakalan ngulik cerita cintanya jejes sama Bryan dan Babang Samudra yaa.

Author turut prihatin sama kondisinya Sam nih,
GWS bang Sam 😘 cepet sembuh ya.

*maafkan
*author
*yang jarang update 😂
# TBC

THE FUCK BAD GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang