02

2.6K 289 45
                                    

tekan vote di ujung kiri bawah.



Jasmine terlihat mengabsen seluruh anggota calon maba yang berada di bawah tanggung jawabnya dan juga Garin, ia meneliti setiap calon maba apakah mengikuti peraturan dengan baik dan memakai semua atribut kewajiban dengan benar tanpa ada satupun yang terlewat.

Para calon maba yang masih melanggar peraturan kembali diarahkan pada panitia bagian tata tertib.

Jasmine hampir bernafas lega ketika mengetahui seluruh calon maba FK memakai atribut lengkap dan memenuhi semua aturan.

Sampai akhirnya,

"Calya Hafika Rushdie" panggil Jasmine.

Calya keluar dari barisannya, lalu menghampiri Jasmine yang mulai mengabsen kelengkapan atribut yang dipakai Calya.

"Tanda pengenal, kemeja putih, rok hitam, jas almamater, sepatㅡ" Jasmine melihat Calya tidak percaya, "Lo lagi enggak bercanda 'kan?" tanya Jasmine

Calya mengerutkan dahinya bingung, "Emang aku kenapㅡ" ucapan Calya terhenti ketika ia melihat kearah bawah mampus ujarnya dalam hati.

"Garinnnn!!!" panggil Jasmine setengah berteriak.

Garin yang sedang berbicara serius dengan panitia lain melihat kearah Jasmine, lalu menghampiri Jasmine yang terlihat menahan kesal. "Kenapa Jas?"

"Dia pake sandal rumahan" semprot Jasmine kemudian, menunjuk kepada arah kaki Calya yang terlihat memakai sandal rumahan jepit berwarna pink dengan motif bunga-bunga.

Garin melongo tidak percaya, lalu ia kini melihat kearah Calya, bermaksud untuk meminta penjelasan.

Calya menerbitkan senyum penuh keluguan, yang terlihat menggemaskan di mata Garin, "Aku enggak sadar Kak, serius deh"

"Kita bisa kena omel tatib" ujar Jasmine

Garin mengangguk membenarkan, "Biarin aja sekarang dia Jas, nanti abis isoma lo datang keruang BEM samperin gue. Ngerti?" ujar Garin melihat kearah Calya.

Calya menganggukan kepalanya paham, padahal sedari tadi dia menahan umpatan dalam hati akibat kecerobohannya lagi dan lagi di masa ospek ini.

♡♡♡ ABC ♡♡♡

Calya baru saja menyelesaikan isoma kini ia menghampiri salah satu panitia ospek yang berjaga dan menanyakan dimana letak ruang BEM yang dimaksud oleh Garin tadi pagi.

Setelah bertanya, Calya kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang BEM.

Ketika ia sudah didepan pintu berwarna putih dan bertuliskan BEM, ia mendengar suara yang menggelegar dari dalam ruangan, sebuah suara tawa dan beberapa orang yang menyahut.

Calya meneguk ludah, ia merasakan gugup yang luar biasa, setelah tarik-buang nafas beberapa kali, tangan Calya terjulur dan mengetuk pintu ruang BEM.

"Masuk" suara seseorang dari dalam menyahut ketukan pintu Calya.

Calya memutar knop pintu, dan membukanya pelan, kemudian ia mencondongkan tubuhnya dan meloloskan kepala pada pintu BEM.

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang