33

1.9K 186 52
                                    

hello my readers, long time no see. rite? xixixi. ((( baca dulu aja, ngomelnya nanti diujung ok?:( ))))

tekan vote diujung kiri bawah,

beri komentar jika sempat,

and,

happy reading!











Calya menghela nafasnya pelan, ia duduk sendiri dihamparan sajadah, mukena putih masih ia gunakan setelah melaksanakan salat istikharah. Sudah seminggu terakhir ini Calya melakukan sembahyang sunat itu untuk meminta jawaban atas segala rasa gundah di hatinya.

Maha Suci Allah, Calya sudah mendapatkan segala jawaban dari do'anya selama tiga malam berturut-turut melalui mimpi-nya. Calya melihat dia, pria yang menjadi jawaban atas pada siapa hati Calya berlabuh, dan siapa jodoh Calya yang sebenarnya.

"Calya"

Calya menolehkan kepalanya kearah pintu kamar, ia sedikit terkejut ketika melihat Allisa disana, "Bunda? Kok belum tidur?"

Allisa tersenyum, ia membenarkan pasmina yang ia gunakan, kemudian berjalan menghampiri Calya dan duduk disalah satu sofa disamping sajadah Calya terpampar.

"Bunda kebangun barusan, liat kamar kamu nyala, yaudah Bunda liat kamu sekalian. Abis salat apa?" tanya Allisa kemudian mengusap kepala Calya yang masih tertutup oleh kain mukena.

"Istikharah Bunda"

"Minta apa sama Allah?"

Calya sedikit mengulum senyumnya, "Jodoh" Calya melihat Allisa sepenuhnya, "Calya minta petunjuk siapa jodoh Calya yang sebenernya Bunda. Calya capek ikutin hati atau otak yang gapernah sejalan"

"Udah dapet jawabannya?" tanya Allisa

Calya mengangguk mantap, "Udah Bunda. Tiga kali, Calya dapet jawaban tiga kali lewat mimpi. Dan, semua-nya nunjuk laki-laki yang sama"

"Hm, terus, laki-laki yang jadi jawaban atas segala do'a kamu selama ini. Ada dimana?"

Calya mengerutkan dahinya bingung, "Maksud Bunda?"

"Laki-laki yang jadi jawaban atas semua do'a kamu, ada dimana?" Allisa mengusap kepala Calya sekali lagi, "Dihati kamu, atau di pikiran kamu?"

Calya mengulas senyum manisnya, "Ada di hati Calya, Bun"

♡♡♡ ABC ♡♡♡

Bara kembali terbangun dari mimpinya, kepalanya berdenyut sakit dan banyak keringat di pelipisnya. Bara mengambil langkah lebar untuk turun kelantai bawah dan meneguk minuman bersoda kuat-kuat, tidak peduli seberapa perih tenggorokannya yang menegak minuman itu sampai habis.

"Ngapa bang?"

Bara menoleh, disana Giri baru saja turun dari tangga dengan mata sedikit mengerjap-ngerjap.

"Mimpi buruk"

Giri membuka kulkas, kemudian ikut mengambil sekaleng minuman bersoda seperti Bara, "Apaan? Calya nikah sama orang lain?"

"Lebih buruk" ujar Bara pelan.

"Apaan elah" Giri kemudian meminum sodanya, kemudian melihat Bara, "Mimpi basah lo nanggung ya Bang?"

"Bacot" tukas Bara

Giri tertawa keras, "Ya abis lo susah banget ngomongnya kaya gadis lagi ditatap doi"

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang