34

2.1K 204 51
                                    


tekan vote diujung kiri bawah,

beri komentar jika sempat,

and,

happy reading.











Gama berdiri mematung, memayungi Ibunda Calya yang menangis tersedu mengusapi nisan anaknya yang baru terpasang.

Avery dan Osa ikut menangis memeluk Ibunda Calya, berusaha menguatkan akan kenyataan yang sedang mereka alami saat ini. Ayah Calya masih berjongkok dan memberikan do'a untuk putrinya.

Gama yang berusaha menahan tangis, kini mulai menitikan air matanya setetes demi setetes. Garin yang berada di sampingnya menepuk-nepuk pundak Gama untuk memberikan kekuatan.

Bara, Kenneth, Andre dan Kelima Romeo, berdiri dibelakang Ayah Calya dengan duka yang sama dalamnya. Semua berpakaian hitam, menandakan suasana duka dan berkabung menyelimuti mereka.

"CAAAAAL, LO KENAPA HARUS PERGI SECEPET INI SI!?" teriak Osa histeris dan mulai meremas gundukan bunga makam Calya.

"MANA JANJI LO YANG MAU DATANG KE WISUDAAN GUE? MANA JANJI LO YANG MAU DATENG KE NIKAHAN GUE?" Avery ikut berteriak, menangis sedu.

Garin dan Axell segera meraih Avery dan Osa yang sudah tidak bisa di kondisikan lagi. Ibunda Calya semakin tersedu melihat semua kejadian belakangan ini.

Langit ikut menangis, rintik hujan mulai turun dan memaksakan seluruh orang meninggalkan makam satu-persatu. Hingga Ibunda Calya yang meninggalkan pemakaman dengan sejuta kesedihan didalam dekapan Ayah Calya.

Di pemakaman, kini hanya menyisakan seluruh lelaki yang pernah mengisi hidup Calya. Mata mereka memerah menahan air mata. Mereka hanya diam menatapi tanah kuburan yang masih basah itu.

"Ini semua gara-gara lo"

Semua mata tertuju pada Bara, sedangkan mata Bara sendiri tertuju pada Gama.

"Kalau lo bantuin gue buat nyelamatin Calya dari penjahat itu, Calya gak akan meninggal" lirih Bara dengan tatapan penuh luka dan benci.

Bara kemudian mengeluarkan sebuah senapan dari punggungnya, dan mengarahkannya tepat pada Gama "Lo yang harusnya mati Gam, lo yang harusnya MATI!"

DOR!

♡♡♡ ABC ♡♡♡

"Gam? Gama!"

Gama bangun dari tidurnya dengan keringat yang muncul dari pelipisnya.

"Gam? Kamu gak apa-apa 'kan?"

Gama menoleh, Respati duduk disampingnya dengan muka khawatir melihat putera bungsunya.

Gama melihat keadaan, ia berada didalam sebuah pesawat. Ia baru ingat bahwa ia sedang dalam perjalanan untuk kembali ke Indonesia.

"Pih, sekarang jam berapa?"

"Dua lewat lima belas"

Lagi. Gama kembali terbangun di jam yang sama dan dengan mimpi yang sama.

"Kamu mimpi buruk?" tanya Respati

Gama mengangguk pelan.

"Papi lagi tidur tadi, terus denger kamu teriak-teriak. Pramugari juga ada yang coba bantuin bangunin kamu tadi" jelas Respati

Kemudian seorang pramugari datang dengan segelas air di nampan yang ia bawa. Gama menerima gelas itu kemudian meminum airnya dalam sekali teguk.

"Mau cerita?" tanya Respati

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang