24

1.7K 185 45
                                    

tekan vote diujung kiri bawah.


tulis komentar jika sempat.

and,

happy reading.




















1 tahun, 10 bulan kemudian...





Gama kembali memijat pelipisnya pelan ketika melihat tumpukan berkas kerja yang menumpuk di meja-nya padahal ini baru jam sepuluh pagi.

"Permisi. Pak Gama ini ada berkas penting yang harus bapak tanda tangani. Jam satu siang nanti bapak ada meeting bersama Direktur Wisma Company. Satu jam lagi ada rapat antar staff dan karyawan yang harus bapak hadiri"

Gama menggeram pelan, kemudian melihat pria yang sepuluh tahun lebih tuanya itu dengan kesal. "Kok jadi semuanya sama saya? Papi mana?"

"Direktur sedang bermain golf bersama rekan bisnisnya yang lain"

Gama menghela nafas pelan, "Kosongin jadwal saya sampe jam dua belas siang"

"Tidak bisa Pak Gama, ini penting"

Gama melihat pria berkacamata itu jengah, "Kalau penting ya biar papi yang turun, walupun posisi saya disini itu wakil direktur, kalau meeting bernilai milyaran rupiah biar papi yang turun. Saya masih baru, masih ingusan"

"Tapi ini perintah langsung"

Gama mendecak, lalu beralih meraih ponselnya dan menekan nama 'Papi' disana.

"Halo Pi, ini kenapa semua rapat sama meeting jadi Gama yang handle? Tugas Gama sebelumnya 'kan cuma ajuin berkas yang punya project bagus dari perusahaan-perusahaan yang mau kerja sama, sama perusahaan kita" protes Gama langsung.

"Buat hari ini kamu dulu yang urus, papi lagi sibuk"

"Sibuk main golf maksudnya"

"Hahahaha itu kamu tau, papi juga butuh liburan tau gak?"

"Pi, ya gak bisa gini dong. Gama juga punya kerjaan sendiri" protes Gama masih tidak mau kalah.

"Gak terima protes! Atau papi aduin ke Calya kalau kamu gak masuk kerja hari ini"

"Papi"

Tut.

Gama membanting ponselnya ke meja kerjanya, moodnya sedang buruk hari ini. Daritadi Calya belum membaca pesannya, bahkan tidak mengangkat telefon dari Gama. Ditambah lagi dengan segudang pekerjaan yang tiba-tiba menghampirinya.

"Hari ini jadwal saya sampai jam berapa?" tanya Gama kemudian.

"Jam sembilan malam Pak"

"Yaudah atur aja semuanya" putus Gama kemudian dan kembali membaca setumpuk berkas-berkas yang membosankan untuk Gama.

♡♡♡ ABC ♡♡♡

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang