27

1.6K 203 60
                                    

tekan vote diujung kiri bawah,

tulis komentar jika sempat,

and,

happy reading.













Reicha mengerutkan dahi ketika mendengar suara calon ibu mertuanya, Evelyn, sedang tertawa bersama seorang perempuan lain dari arah dapur. Langkah kaki Reicha terhenti ketika melihat Calya dan Evelyn yang sama-sama memakai sebuah celemek dan terlihat sedang mengaduk adonan kue. Dihapadan mereka, Bara tertawa sesekali.

"Aku ganggu gak?"

Semua mata kini tertuju kearah Reicha, Calya tidak menjawab namun hanya tersenyum, sedangkan Evelyn lebih memilih mengaduk adonan kue kembali.

"Enggak, kenapa gak bilang mau kesini?" tanya Bara kemudian

"Aku mau kita cari cincin sekarang, kita belum siapin cincin pernikahan sampai sekarang" ingat Reicha, kemudian menghampiri Bara dan mengecup pipi Bara.

Calya menahan dehaman ketika tenggorokannya terasa gatal tiba-tiba.

"Gak bisa nanti?" tanya Bara

"Ini udah hampir jam empat sore Bara, kamu janji kemarin mau jemput aku jam tiga. Tapi malah masih diem dirumah, lagi temu kangen sama Calya?" emosi Reicha tersulut seketika.

"Kenapa bawa-bawa Calya?" tanya Evelyn, "Calya kesini karena saya yang minta buat bantu bikin resep kue baru yang saya buat"

"Kenapa enggak aku aja Bun? Yang calon menantu Bunda 'kan aku, bukan Calya"

"Lho-lho? Ya suka-suka saya, kenapa kamu yang repot?"

"Tante..." tengah Calya kemudian

"Oh iya, Bunda 'kan gak suka sama aku" Reicha tertawa sekilas, "Tapi gak butuh juga disukain Bunda, yang mau nikahin aku 'kan Bara bukan Bunda"

Evelyn melemparkan segengggam tepung pada wajah Reicha, "Kurang ajar banget kamu!"

"Bunda!" seru Bara

"Tanteeee" Calya sedikit memundurkan tubuh Evelyn, dan memberi tahu Bara lewat tatapan mata untuk segera membawa Reicha pergi.

"Punya calon mertua kok kejam!" seru Reicha yang kemudian dibawa Bara untuk segera meninggalkan dapur.

"Pendidikan tinggi tata krama gak punya!" bentak Evelyn untuk terakhir kalinya.

Calya mengambil sebuah lap handuk kemudian membasahinya dan membersihkan tangan Evelyn dengan hati-hati, Calya menghentikan kegiatannya ketika ada setetes air yang jatuh ditangannya.

Calya melihat wajah Evelyn yang kini sedang menangis dalam diam, "Tante, jangan nangis....." tenang Calya kemudian memeluk Evelyn kedalam rengkuhannya.

"Tante enggak ikhlas kalau Bara dapetin cewek kaya Reicha, Cal...." isak Evelyn saat ini.

Calya mengusap pundak Evelyn dengan sayang, "Jodoh 'kan udah ada yang atur, Reicha kaya tadi mungkin efek stress karena bentar lagi pernikahannya. Orang mau nikah 'kan cobaannya banyak tante"

Evelyn melepas pelukannya, kemudian menggenggam tangan Calya, "Cal, kalau Bara nanti ada ngajak kamu balik jadi pendampingnya, kamu mau ya?"

Calya terpaku di tempatnya.

"Tante percaya, kalau jodoh Bara itu kamu"

♡♡♡ ABC ♡♡♡

"Kamu kenapa kurang ajar sama Bunda?" tanya Bara dingin

Reicha yang masih membersihkan seluruh bajunya yang terkena tepung kini melihat Bara dengan kesal, "Kurang ajar darimana, emang Bunda kamu itu gak pernah suka sama aku! Kentara banget pilih kasihnya antara aku sama Calya! Yang mau jadi calon mantunya dia itu aku, bukan Calya!"

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang