23

1.7K 184 31
                                    

tekan vote diujung kiri bawah.

tulis komentar jika sempat.

and,

happy reading.









3 bulan kemudian ......

Bara kembali melihat kepada sebuah email yang ia terima empat hari lalu. Email yang menawarkan pekerjaan arsitektur di benua Eropa, khususnya Roma, Italia.

Pekerjaan bergengsi itu tidak Bara dapatkan secara cuma-cuma, sebelumnya Bara mengikuti perekrutan dengan cara mengirimkan design arsitektur terbaik ke perusahaan asal Italia itu. Setelah delapan puluh hari menunggu, Bara mendapatkan jawabannya.

"Gimana?"

Bara menoleh, Giri sedang berjalan kearahnya sembari memegang segalas susu coklat ditangannya.

"Masih bingung" jawab Bara kemudian.

Giri mendecak, "Ah lo mah, lo sendiri yang daftar sekarang lo sendiri yang ragu kesana atau enggak"

"Gue gak tau kalau kerja awal disana harus dua tahun penuh tanpa balik ke Indo"

"Lo udah gede Bang, dua tahun gak lama. Masih lama Bang Toyib, 3 tahun. 3 kali puasa sama 3 kali lebaran"

Bara terkekeh pelan mendengar ucapan konyol Giri.

"Lo berat ninggalin siapa? Reicha? Gak mungkin" Giri mendecih.

"Bunda" jawab Bara cepat.

"Bunda dukung lo penuh Bang, Ayah sama Bunda jelas-jelas bangga karena lo bisa keterima di perusahaan arsitektur terkenal di Italia" Giri meminum susunya, "Walaupun menurut gue masih bagusan Dubai"

Bara terdiam, tidak merespon.

"Email yang lo terima 'kan minta konfirmasinya seminggu setelah email itu lo terima. Sekarang udah empat hari. Tiga hari kedepan lo masih linglung. Udah deh, emailnya jadi ampas"

"Gue mau kirim email konfirmasinya besok" sahut Bara.

"Nah gitu dong, lo terima 'kan?" tanya Giri.

"Gue mau obrolin dulu sama Reicha"

Giri tersedak saat meminum sisa susunya, kemudian menatap Bara tidak percaya, "Jadi lo selama ini belum kasih tau Reicha?"

Bara menggeleng.

"Wah parah lo"

Bara mengedikan bahunya asal.

"Calya tau gak?"

Bara melihat mata Giri sekarang, "Buat apa dia tau?"

Giri terdiam sejenak, "Seenggaknya kalau lo mau terima tawaran itu, lo kasih tau temen-temen lo yang lain 'kan?"

"Buat?"

"Pamitan lah goblok!"

Bara tertawa, "Iya"

"Gue cabut ah, bisa sariawan otak kalau kebanyakan ngobrol sama lo" ujar Giri kemudian melengos pergi meninggalkan Bara.

ABCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang