L A D I R G A - 26

923 172 5
                                    


"Aku nggak suka, Kakak deket-deket sama Mita." Lisa mengutarakan sesuai dengan apa yang dia rasakan, tidak ada perasaan tidak enak atau canggung sedikit pun pada Dirga. Tidak peduli sedekat apa hubungan Dirga dan Mita, Lisa hanya merasa hatinya tidak nyaman setiap kali melihat kedekatan Mita dan Dirga.

"Hah? Maksud kamu?"

Lisa memejamkan mata sejenak. "Aku nggak suka, Kakak deket-deket sama Mita." Ia mengulang kembali kalimatnya.

"Tapi kenapa?" Dirga tidak mengerti maksud Lisa.

"Kakak sadar nggak sih, kalau Mita itu suka sama Kakak! Suka yang bener-bener suka, bukan antara sahabat tapi... Mita suka atau bahkan dia masih sayang sama Kakak," jawab Lisa panjang lebar.

Dirga mengernyit. "Kamu nggak usah ngaco Sa, aku sama Mita emang deket banget. Bahkan kita deket, sebelum aku kenal kamu. Jadi wajar, orang-orang bakalan ngira kalau aku sama Mita kayak orang pacaran."

Tidak ada yang salah dengan kalimat yang Dirga ucapkan barusan. Hanya saja, Lisa merasa hatinya sedikit tersentil, apa lagi saat Dirga mengatakan bahwa Mita lebih dulu masuk ke dalam kehidupannya dibanding dengan dirinya.

"Aku emang orang baru dalam kehidupan Kakak, nggak sebanding sama Mita yang udah kenal Kakak lama!" Lisa merasa wajahnya panas, sebelum air matanya keluar, ia keluar dari mobil Dirga tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.

Dirga mengusap wajahnya kasar, lalu turun dari mobil, menyusul Lisa. "Kamu marah cuma gara-gara aku deket sama Mita?"

Lisa menghentikan langkahnya, dan berbalik badan menghadap Dirga. "Iya," balasnya.

"Sa," cowok itu menghembuskan napas sejenak. "Aku sama Mita nggak ada apa-apa, kamu tahu sendiri..."

"Kakak bisa anggap kalian nggak ada apa-apa! Tapi Mita?... Kak, aku liat jelas gimana cara Mita liat Kakak, pegang tangan Kakak, meluk... semuanya."

"Aku juga pegang tangan kamu waktu kita belum jadian..."

Lisa mendadak gemas sendiri menghadapi Dirga, kenapa Dirga tidak mengerti juga, ini bukan tentang soal pegang tangan, atau hanya sebuah pelukan, tapi... Lisa berdecak dalam hati, apa Dirga benar-benar tidak mengerti alasan kenapa Lisa tidak suka dia dekat dengan Mita?

"Terserah!" jawab Lisa lagi, tanpa mempedulikan Dirga yang terus memanggil namanya.

****

Lisa menatap layar ponselnya yang mati. Tangan kirinya melipat di atas meja, sementara dagunya bertopang pada tangan kanan. Di samping ponselnya terdapat novel yang dibiarkan terbuka tanpa berniat untuk membaca, karena matanya hanya berfokus pada ponselnya berharap layar ponsel itu menyala dan menampilkan sebuah notifikasi dari seseorang yang tidak menghubunginya selama 2 hari ini.

Lisa menghela napas, dia terlihat seperti orang bodoh, bahkan ia memasang aerphone pada telinganya, agar orang-orang mengira kalau ia sedang membaca novel sambil mendengarkan music. Nyatanya dia tidak menyalakan musik apapun.

Matanya berkedip beberapa kali, ketika mulai terasa panas. Ia takut cairan yang sudah membendung di pelupuk matanya akan keluar.

Kembali menghembuskan napas, dia menyadarkan punggungnya pada kursi yang sedang ia dudukin, melihat sekeliling. Keadaan kelas yang tidak terlalu ramai karena sekarang adalah jam istirahat.

Lisa mengerjap saat melihat sebungkus roti dan sebotol air mineral di atas novel, lalu mendongak kepala melihat Dewi dan Arin sudah berdiri di samping mejanya.

"Buat lo, yang sok nggak mau diajak ke kantin." Dewi duduk di kursi depan Lisa.

"Dan nggak tahu kesambet apa, tiba-tiba jadi suka baca novel." Arin menarik kursi lain agar bisa duduk di dekat Lisa.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang