L A D I R G A - 21

1.5K 211 16
                                    


"Emang tadi bilang sama Bunda mau pulang jam berapa?" Tanya Dirga saat dia dan Lisa sudah masuk mobil.

Setelah selesai makan siang, Lisa sempat mengobrol santai dengan Devi. Lisa senang karena dapat diterima dengan baik oleh keluarga Dirga, ini pengalamannya yang pertama kali dan menurutnya tidak terlalu buruk.

Devi dan Nanda sempat menahan Lisa agar tidak dulu pulang, tapi Lisa sudah mengatakan tidak akan pulang terlalu sore pada Bundanya. Akhirnya Devi dan Nanda membiarkan Lisa pulang, dan mengatakan agar Lisa tidak kapok dan mau untuk kembal datang ke rumah Dirga.

"Nggak bilang jam berapanya mah, cuma tadi Bunda bilang jangan pulang terlalu malem."

Dirga mengangguk kepala beberapa kali, kemudian dia tersenyum membuat cewek yang sedang duduk di sampingnya mengernyit bingung.

"Kenapa senyum-senyum?"

"Sering-sering pake baju kayak gini, adem liatnya," balas Dirga dengan seringai menggoda.

Lisa merasakan pipinya yang memanas, tangannya terangkat memukul punggung lengan Dirga. "Receh banget tahu nggak!"

"Haha, dikasih tahunya. Eh, tapi kamu pake apa aja tetep aja cantik."

Lisa membuang pandangannya kearah jendela. "Udah ih, aku nggak mempan ya, sama gombalan kayak gitu."

Dirga tertawa terbahak. Sementara Lisa menenangkan diri, mengatur jantungnya yang jungkir balik karena godaan Dirga barusan. Ada rasa senang mendengarnya, tapi Lisa tidak mau terlalu percaya diri. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua yang dikatakan Dirga hanyalah demi membuat Lisa jatuh cinta pada Dirga.

"Kalau pulangnya agak telat, nggak pa-pa?"

"Emang kita mau kemana dulu?"

"Ikut kumpul sama anak-anak, mau ya?"

Lisa nampak berpikir. "Nggak pa-pa kalau aku ikut nimbrung sama temen-temen Kakak?"

"Nggak pa-pa, santai aja."

****

Mereka sudah sampai di tempat yang dimaksud Dirga, tempat berkumpul dengan teman-temannya, sebuah kafe. Lisa belum pernah datang ke kafe ini sebelumnya.

Dirga mengenggam tangan Lisa hingga mereka masuk ke dalam kafe. Pandangan Lisa mengedar pada design interior kafe, kesan minimalis yang Lisa ambil. Terdapat juga sebuah podium kecil yang sepertinya sering  menyuguhkan live music.

Dirga menyapa seorang laki-laki yang bernama Fauzan — owner kafe ini, dia sempat memperkenalkan diri kepada Lisa ditengah perbincangannya dengan Dirga.

"Anak-anak pada di atas, lo keatas aja."

"Ya udah, gue ke atas duluan."

"Ok, nanti gue nyusul," balas Fauzan.

Dirga membawa Lisa menaiki tangga menuju lantai selanjutnya pada bangunan kafe ini. Di lantai 2, tema yang diambil berbeda dengan lantai bawah tadi. Di sini tema vintage klasik, terdapat beberapa sofa diantara sudut ruangan dan lebih dominan dengan warna cokelat, hitam dan, putih.

Tapi ternyata tujuan mereka bukan di lantai ini. Mereka kembali menaiki tangga, dan tiba di rooftop kafe. Di sini banyak anak muda yang berkumpul. Lisa kembali mengedarkan pandangannya. Atap buatan dengan daun pohon yang menjalar, terdapat juga hammock yang menggantung, juga beberapa sofa lantai, serta kursi kayu.

Seseorang menepuk bahu Dirga, membuat dia menoleh ke belakang.

"Woi!"

"Woi, sialan lo gue kirain siapa?!"

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang