L A D I R G A - 29

1.5K 224 7
                                    

Hal yang membuat Dirga suka dan betah pacaran dengan Lisa adalah sifat cewek itu yang santai dan tidak posesif seperti mantan pacarnya terdahulu.

Lisa tidak pernah banyak bertanya ketika Dirga mengatakan akan pergi main futsal atau pergi kumpul dengan teman-temannya. Dia juga tidak menanyakan dengan siapa saja Dirga pergi, pulang jam berapa, atau yang lebih parah sampai bertanya pada teman-teman Dirga yang lain, seolah mencurigai takut-takut Dirga berbohong, Lisa bukan cewek seperti itu.

Walau semakin Dirga memahami sikap acuh pacarnya, terkadang hal itulah yang membuatnya khawatir, apakah Lisa benar-benar menyayanginya seperti yang dikatakan saat itu? Bukankah posesif adalah salah satu tanda sayang, lalu kenapa Lisa terkesan acuh.

Justru Dirga merasa, dirinya-lah yang selalu bersikap berlebihan terhadap Lisa. Bahkan, saat Lisa mengatakan akan pergi kerja kelompok dengan teman-temannya saja, cowok itu akan membom-bar-dir berbagai pertanyaan, dan selalu memastikan dirinya yang akan menjemput pulang. Tapi Dirga tidak pernah menganggap bahwa itu adalah sikap posesif, menurutnya itu adalah bentuk perlindungan untuk seorang yang sudah menjadi miliknya, tidak berlebihan, bukan?

"Ga, Gimana sih caranya, biar cewek nggak ngambek lagi? Kesel banget gue, Windy ngambeknya nggak kelar-kelar!" Gerutu Farel, mengambil joystick yang tergeletak di atas karpet tebal di kamar milik Bobby.

Mereka baru saja selesai bermain futsal, dan saat ini sedang singgah sejenak di rumah Bobby, sambil melepas lelah, Bobby dan Farel memilih bermain game konsol, sementara Dimas langsung pulang ke rumah karena ada acara lain dengan keluarga. Dirga memilih asik dengan telepon genggamnya, menghubungi Lisa, karena sejak kemarin malam mereka belum saling menghubungi satu sama lain.

Satu lagi sifat Lisa yang terkadang membuat Dirga gemas, Lisa tidak bawel jika Dirga tidak memberinya kabar, atau tidak membalas pesannya, pacarnya itu cukup santai, terlalu santai sampai akhirnya Dirga sendiri yang merasa bodoh karena dia jadi memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Apaan sih?" Decak Dirga, begitu kembali masuk ke dalam kamar Bobby.

"Windy marah sama gue, gara-gara gue lupa sama anniv kita! Udah dibujuk juga susah banget, ngancem putus segala lagi!"

Dirga menyambar tasnya yang berada di atas tempat tidur Bobby. "Ya elo sendiri, masa sama anniv aja sampe lupa, wajarlah dia ngambek! Lo-nya juga oon pura-pura sengaja lupa kek, buat kasih suprise!"

Farel menggaruk belakang kepalanya. Iya juga ya, kenapa dia tidak berbohong saja pura-pura lupa, bukannya malah mengakui kalau dirinya memang lupa. Dari pada efeknya malah jadi kacau seperti sekarang, walau Dirga mengajarkan hal yang tidak baik, tapi dia pernah baca salah satu quotes yang diupload temannya diakun media sosial, 'berbohong lebih baik, dari pada mengatakan yang sebenarnya dan malah akan menyakitkan'.

"Gue cabut ya," pamit Dirga yang sudah menyampir tasnya.

"Cepet amat? Mau kemana, Ga?" Tanya tuan rumah tanpa mengalihkan matanya dari layar televisi.

"Biasa, tuan putri minta dianter."

"Tuan putri yang mana dulu nih? Kan sekarang princess lo ada tiga, eh dua?"

"Nanda lah, siapa lagi," ucap Dirga sambil membuka pintu kamar Bobby. "Duluan ya sayang-sayangku." Kekehnya.

"Ok cinta, hati-hati ya," balas Bobby sedikit berteriak karena sosok Dirga sudah keluar dari kamarnya, tapi dia tahu kalau sahabatnya itu masih dapat mendengar suaranya.

Dirga geleng-geleng kepala, sambil berjalan menuruni tangga rumah Bobby. Saat melewati ruang keluarga, Dirga berpapasan dengan Mama Bobby, dia menyalami sekalian pamit. Walau rumahnya dan Bobby hanya berbeda blok, tapi keluarga mereka sudah saling kenal, jadi sudah tidak ada rasa sungkan lagi ketika diantara mereka berkunjung.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang