L A D I R G A - 32

1.5K 237 64
                                    


Berbulan-bulan sudah berlalu, semenjak berakhirnya hubungan antara Dirga dan Lisa. Berakhir begitu saja tanpa ada penyelesaian yang baik dari keduanya. Baik Lisa dan Dirga, tidak lagi memikirkan soal balas dendam atau taruhan yang mengakibatkan terciptanya hubungan mereka.

Ada yang lebih penting dari kedua hal itu, yaitu, membenahi hati masing-masing. Tidak mudah melupakan seseorang yang telah terlanjur menetap di hati. Mereka merasa kesulitan, diawal hari-hari setelah berakhirnya kisah cinta mereka. Banyak sekali hal yang harus diubah.

Pernah, suatu hari Lisa menunggu Dirga pulang sekolah, padahal sudah tidak ada lagi Dirga yang mengantar jemputnya. Atau Dirga yang tanpa sadar melaju motornya menuju rumah Lisa, bermaksud menjemput gadis itu. Hal sepele yang berakibat luar biasa.

Hingga berbulan berlalu, tidak mungkin jika mereka tidak saling berpapasan selama sekolah. Mereka bertemu, bahkan gedung sekolah berlantai 4 ini terasa begitu sempit.  Lisa sering kali menghindar dengan mati-matian dari Dirga, jika ia sudah melihat sosok cowok itu dari kejauhan. Jika gagal, dirinya akan berpura-pura main ponselnya, agar mereka tidak saling menatap.

Lisa merasa seperti orang bodoh. Dia selalu berusaha menahan agar matanya tidak pernah lagi melihat ke arah Dirga. Dan hal yang paling sulit ia lakukan adalah, menghilangkan nama Dirga dari kehidupan dan hatinya.

****

Masa-masa UNBK untuk siswa tingkat XII sudah selesai, begitu juga pengumuman untuk kelulusan, dan kakak kelas Lisa untuk tahun ini dinyatakan lulus 100%.

Lisa merasa senang tentunya, karena dengan begitu kakaknya, Desty dinyatakan lulus. Desty juga berhasil mendapatkan PMDK di universitas tujuannya, di daerah Yogyakarta. Dia hanya perlu melakukan daftar ulang.

Seluruh keluarga Lisa, merasa senang dan bangga dengan semua pencapaian yang diraih oleh kakaknya itu.

Untuk merayakannya, keluarga Lisa mengadakan makan malam sederhana di sebuah resto di hotel berbintang.

"Nanti cari kostnya yang dekat dari kampus aja, Dest, jangan yang jauh-jauh. "

"Iya Bunda, gimana nanti. Nanti Desty rencananya mau kost berdua sama temen. "

"Jangan berdua deh kak, mending sendiri aja, tapi masih sama kostan, jangan samaan dalam satu kamar. " Lisa yang sejak tadi diam mulai ikut dalam pembicaraan keluarganya.

"Kenapa? "

Lisa mengangkat bahu. "Enggak pa-pa, ya cuma asing aja gitu lo harus satu kamar sama orang lain. Satu kamar sama gue aja nggak mau. "

"Ya iyalah, siapa juga yang mau satu kamar sama lo. Kamar berantakan terus, nggak pernah rapih, belum lagi kalau tidur, nguasain kasur banget. "

Lisa berdecak sebal. "Terimakasih atas pujiannya. "

Dani berdeham. "Sudah, kalian sudah besar masih aja suka ribut-ribut gini!"

Baik Lisa mau pun Desty memilih bungkam, dan melanjutkan santap makan malam mereka.

Lisa tidak benar-benar menikmati makan malamnya hari ini. Bukan karena tidak enak, hanya saja dia sedang memikirkan sesuatu. Hal yang hampir setiap hari melintas di pikirannya.

Semenjak ujian nasional kelas XII berakhir. Sosok Dirga tidak pernah nampak lagi di sekolah, yang Lisa lihat hanya teman-teman cowok itu. Lisa juga tidak pernah lagi mendengar kabar Dirga.

Apa Dirga juga diterima di universitas pilihannya?
Saat mereka masih pacaran kemarin, hal ini tidak pernah dibahas. Yang Lisa ingat hanyalah perkataan Dirga yang mengatakan akan menurut universitas apa pun yang dipilih orangtuanya.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang