L A D I R G A - 1

3K 363 42
                                    

PLAAKKK

“Dasar cowok brengsek!”

Dirga mengusap pipi kanannya yang panas karena tamparan yang ia dapat dari cewek di depannya.

“Jadi selama ini elo nyelingkuhin gue? Hah?”

PLAAAKKKK

Satu lagi tamparan lain mendarat di pipi kirinya.

“Gue kurang apa? Gue udah sayang sama lo! Gue cinta sama lo! Tapi kenapa lo jahat dan khianatin gue? Jawab Ga, jadi cowok jangan banci!”

Dirga menutup matanya, mencoba menetralisir emosinya agar tidak ikut tersulut seperti gadis di depannya.

“Dini, dengerin gue...”

Mata gadis itu membelalak seketika saat mendengar ucapan Dirga setelah cowok itu diam sejak tadi. “Dini? Siapa Dini? Nama gue Citra!”

Mampus, kenapa gue bisa lupa sama nama dia, terus si Dini-Dini itu siapa ya?

“Gue seharusnya sadar, dan dengerin omongan temen-temen gue. Kalau elo cowok brengsek. Gue minta PUTUS!”
Saat tangan Citra kembali terangkat, dan ingin kembali menampar Dirga. Namun kali ini cowok itu tidak tinggal diam, sudah cukup pipi kanan dan kiri menderita, Dirga menahan lengan Citra.

“Denger ya, emang kita punya hubungan apa? Ngapain lo minta putus, cewek gue juga bukan! Nggak inget lo, kalau elo yang udah nembak gue?”

Citra tersentak mendengar perkataan Dirga, merasakan wajahnya yang memanas. Perkataan Dirga barusan membuatnya malu dan marah, walau sekarang tidak ada orang lain di sekitar mereka. Tapi Citra benar-benar tidak bisa menahan emosinya, bagaimana bisa Dirga mengucapkan hal seperti itu, seolah Dirga sudah merendahkan harga dirinya.

“Satu lagi, cewek yang kemarin elo lihat itu, dia adalah pacar gue. Ingat, dia pacar gue! Dan elo, bukan siapa-siapa gue!” Dirga melepas cengkeramannya dan meninggalkan Citra yang masih diam di tempatnya.

“Dirga, gue sumpahin kepala ketiban tangga, atau beton sekalian. Biar elo mikir, untuk nggak terus nyakitin perasaan cewek!!!” Pekik Citra dengan penuh emosi.

Dirga membalikkan badannya, “Emang lo siapa berani nyumpahin gue? Ibunya Malin Kundang? Nggak bakal mempan gue sama sumpah lo!”

Dan kembali melanjutkan jalan, baru saja beberapa langkah.

BUUKKKK

“Anjirrrr!!!”

Dirga terhuyung ke samping kiri, karena merasakan suatu sudah menghantam kepalanya. Mendadak ia merasakan pusing dan penglihatannya sedikit buram, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Membuatnya lebih baik, walau masih merasakan nyeri di kepalanya.

Dirga menggeram. “Sakit, sialan!” ia melihat bola basket berwarna merah yang bergelinding tak jauh dari tempatnya berdiri.

“Hahaha, sukurin lo! Sumpah gue berlaku kan buat cowok bajingan kayak lo. Berani lo sama gue? Mau gue sumpahin lagi lo?”

Dirga tidak menjawab, kepalanya terlalu sakit untuk memikirkan balasan jawaban omongan Citra. Begitu gadis itu meninggalkannya, Dirga mengambil bola basket yang baru saja menghantam kepalanya.

Matanya langsung menatap tajam kearah lapangan basket. Dimana beberapa murid sedang berkumpul disana.

“Siapa yang udah berani lempar gue pake bola basket sialan ini?” desis Dirga.

*.*.*.*

“Baim!” teriak seorang cewek. “Ambil bolanya cepetan!” titahnya.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang