L A D I R G A - 15

1.4K 229 10
                                    

Tidak perlu menanam dendam, cukup tersenyum saja dan biarkan KARMA melakukan tugasnya diam-diam.
Karena yang melukai akan terluka pada waktunya.

***

Dirga sedang duduk di balkon kamar Bobby sambil nyesap rokok yang ia selipkan diantara jari telunjuk dan tengahnya, matanya menatap kosong ke arah langit, pikirannya melayang pada satu cewek yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Bahkan suara dering ponselnya tidak berpengaruh sama sekali, Dirga tahu itu bukanlah pesan atau telepon penting. Dia tahu, semua itu hanya dari para perempuan yang pernah ia dekati dan masih mengharap Dirga. Kalau kemarin-kemarin mungkin Dirga masih akan membalas mereka, tapi sekarang ada yang sudah mengalihkan semuanya dari pandangan Dirga, siapa lagi kalau bukan Lisa.

Cewek yang ia jadikan bahan tahuran antara dirinya dan teman-temannya.

"Ngelamun aja lo, kayak anak gadis."

Dirga hanya menoleh sekilas ke arah Bobby yang sedang berdiri sambil bersandar pada pintu balkon kamarnya.

"Yang sekarang sama yang sebelumnya bedanya apa sih, Ga?" Tanya Bobby. "Kayaknya elo terlalu hati-hati banget, ibaratnya lo tuh takut buat nyakitin hati tuh cewek."

Dirga mendengus, ia mematikan rokoknya di atas asbak yang di taruh di atas meja kopi. Dirga sendiri juga tidak tahu kenapa dia tidak bisa menghadapi Lisa seperti perempuan yang lainnya, bersama Lisa, Dirga seperti menjaga jarak dan berhati-hati.

"Apa karena dia adeknya mantan elo?"

"Desty gak ngaruh sama sekali." Dirga tahu kalau Lisa adalah Adik dari Desty saat cowok itu datang ke rumah Lisa, sedikit terkejut tapi melihat sikap Desty yang biasa saja membuat Dirga juga biasa, berarti Desty tidak ikut campur dalam urusannya yang mendekati Lisa.

"Terus, masalahnya apa?" Bobby berdiri di depan Dirga, punggungnya bersandar pada dinding pembantas. "Apa jangan-jangan udah elo tembak, tapi ditolak?" Tebak Bobby.

Dirga menggeleng. "Gue baru bilang suka doang ke dia, belom ketahap tembak-menembak."

"Respon dia?"

"Biasa aja, eh sedikit menghindar gitu, tapi kesininya biasa lagi."

Bobby menghela napas. "Ya udah Ga, tinggal lo tetapin aja waktu buat eksekusinya. Cewek suka malu-malu kalau gak kita para cowok yang mulai duluan, kali aja dia suka sama lo tapi gengsi!"

"Kalau dia nolak gue gimana?"

Bobby menepuk bahu Dirga. "Ya udah, duit jajan gue awet sampe gue lulus."

"Sialan lo!"

****

"Baim! Baim! Lempar sini!" Teriak Lisa yang sudah berdiri di dekat ring basket, tangannya melambai-lambai kepada Baim agar mengoper bola kepadanya.

Sudah 1 minggu sejak absen karena sakit, sekarang Lisa kembali aktif pada hobinya bahkan jauh lebih aktif dari sebelumnya. Waktu istirahat maupun pulang sekolah Lisa pakai untuk latihan atau bermain basket, entah sendiri, dengan teman sekelasnya, atau team basketnya.

Dan hampir setiap hari pula Liana terus mengomeli Lisa karena sering terlambat pulang sekolah akibat latihan basket. Bukan apa-apa Lisa baru saja sembuh dari sakitnya dan Liana tidak mau kalau nanti putri bungsunya kembali sakit akibat terlalu lelah dengan aktifitasnya.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang