L A D I R G A - 16

1.4K 231 19
                                    

Cinta datang karena terbiasa

***

Lisa menjatuhkan diri di kursinya. Dia seperti orang yang sudah kehilangan nyawa, masih sedikit syok dan tidak percaya dengan yang baru saja terjadi. Bahkan Lisa tidak menjawab satu pun pertanyaan dari teman-temannya yang ingin tahu kejadian di lapangan tadi lebih jelas.

Jadi hari ini gue sama dia, udah resmi jadian?

Lisa mengacak-acak rambutnya, dia menjerit dalam hati. Ada rasa penyesalan karena sudah menerima Dirga sebagai pacarnya. Dalam hati dia berbisik, kalau pun Dirga mendekatinya hanya karena taruhan, kenapa juga Lisa malah meladeni sikap Dirga, seharusnya dia biarkan saja, nanti juga Dirga akan capek sendiri dan menyerah mengejarnya. Soal Dirga yang kalah taruhan, itu urusan Dirga bukan Lisa.

"Bego!" Rutuknya.

"Baru jadian tuh harusnya seneng, lah ini muka malah ditekuk gitu," celetuk Dewi yang entah sejak kapan sudah duduk di depan Lisa.

"Berisik lo!" Sungut Lisa.

"Elah, Sa. Kak Dirga ganteng ini, gak bikin malu juga kalau diajak jalan. Lo kayak yang nyesel gitu udah nerima dia."

Lisa berdecak. "Emang keliatan banget ya?"

Arin dan Dewi mengangguk secara bersamaan.

Lisa menghela napas dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ibaratnya sekarang sudah terlanjur, mau tidak mau Lisa harus menjalani yang ada.

"Enak ya Sa jadi lo, awalnya nyari ribut sama Kak Dirga eh sekarang malah jadian. Pinter banget sih lo, cari kesempatan biar bisa deket sama Kak Dirga." Sindir Nola salah satu teman sekelas Lisa.

"Apa sih, La. Gak usah sirik gitu deh," balas Dewi tidak terima dengan ucapan Nola.

"Ya habisnya trik Lisa tuh berhasil banget buat cari muka depan Kak Dirga..."

"Gue gak cari muka ya, kalau ngomong dipikir dulu!" Sela Lisa sebelum Nola melanjutkan ucapannya.

Nola mencibir. "Ya yang penting cara lo itu terlalu cerdik dan licik buat dapetin Kak Dirga."

Lisa menggebrak meja, dan bangun dari duduknya. "Apa sih, La? Penting banget ya hidup gue buat elo, sampe ngurusin urusan gue segala! Kalau elo mau sama Kak Dirga, ambil La, ambil GUE IKHLAS!"

Nola sempat terkejut dengan balasan Lisa yang emosi terhadapnya, apa lagi baru kali ini Lisa berbicara sambil berteriak dengan emosi seperti sekarang. Dia bahkan bergeming dari tempatnya, dan hanya menatap punggung Lisa yang sudah berjalan meninggalkan kelas.

Lisa menghentakkan kakinya, hatinya kesal. Kenapa efek Dirga begitu berpengaruh di sekolah ini? Bahkan cowok itu bukan murid terpintar, berprestasi, atau kebanggaan di sekolah. Cuma modal tampang doang, batin Lisa.

Lisa hanya duduk termenung di dalam toilet, dia tidak tahu harus kemana. Jam istirahat masih tersisa 15 menit lagi, tadinya dia akan pergi ke kantin tapi membayangkan betapa ramainya susana kantin, dan bukannya Lisa terlalu percaya diri, dia sudah yakin orang-orang pasti sedang membicarakannya. Lisa mendadak malas bertemu dengan orang-orang, akhirnya disinilah dia sekarang duduk di atas kloset yang tertutup sambil mencerna yang terjadi hari ini.

"Gila ya, gue kira tadi si Dirga mau ngapain?!"

Lisa mendengar ada yang masuk ke toilet. Dia langsung terdiam dan mendengarkan percakapan siswi lain yang sudah pasti membicarakan dia dan Dirga.

"Eh lo tahu gak? Cewek yang ditembak Dirga kan, Adeknya Desty," ucap seorang siswi lainnya, lalu terdengar suara keran air.

"Masa sih? Parah, gila!" Balas siswi berkuncir kuda.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang