L A D I R G A - 6

1.6K 252 2
                                    

Lisa langsung berdiri dari duduknya saat melihat Dirga sudah melepas helmnya. Cowok itu terlihat keren saat sedang duduk di atas motor sportnya, Lisa mengakui hal itu.

Tapi jika harus teringat kembali tingkah Dirga dan teman-temannya, semua itu terasa percuma dan memuakkan.

Tangan Lisa meremas ujung roknya, saat melihat Dirga turun dari motor dan berjalan kearahnya. Mau ngapain lagi coba? Batin Lisa.

Pikiran buruk Lisa tentang Dirga yang mendekatinya mulai bermunculan, dia sudah siap berteriak jika Dirga mulai melakukan hal aneh.

Namun sudah hampir sepuluh menit lamanya tidak ada tanda-tanda Dirga melakukan hal aneh. Maksudnya cowok itu, hanya duduk diam di samping Lisa tanpa mengatakan apa pun.

Lisa melirik Dirga sekilas, dan yang membuatnya sedikit kaget ternyata cowok itu sedang menatapnya. Kenapa lagi nih cowok?

Dirga bukannya tidak sadar dengan sikap Lisa yang menjaga jarak, dan seperti sedang ketakutan atau apa pun itu. Dirga sangat sadar. Makanya cowok itu memilih duduk dengan jarak yang tidak berjauhan dengan Lisa, sengaja agar semakin membuat cewek di sampingnya ketakutan. Dirga hanya ingin mengetes sejauh mana Lisa berani melawan padanya.

Dirga segera berdiri, saat melihat Lisa berjalan meninggalkan halte. Tangan Dirga terangkat menahan lengan Lisa, membuat Lisa membalikkan badannya.

"Mau ngapain sih? Lepasin!" Lisa terus meronta karena Dirga tidak melepas genggamannya.

"Lo mau kemana?" tanyanya.

"Bukan urusan kakak, saya mau kemana. Lepasin! Atau saya teriak bilang kakak mau nyulik saya!"

Dirga tertawa kecil. "Lo kira anak SD diculik segala. Gue anter lo pulang!"

Seketika rontaan Lisa berhenti. Apa tadi? Anter pulang? Gak salah dengerkan gue.

Lisa berdecak. "Kakak jangan aneh-aneh ya, gak cukup ganggu saya di sekolah? Sekarang di luar sekolah juga?"

"Enggak," jawab Dirga santai. "Makanya sekarang lo gue anter pulang." Lalu menarik tangan Lisa menuju motornya di parkir.

"Naik!" titah Dirga. Lisa menggeleng.

"Naek!" titahnya lagi.

"Gak mau, ehm... Saya pulang sendiri aja. Makasih atas tawarannya." Lisa baru saja membalikkan badan, namun Dirga kembali menariknya.

"Naek, atau gue gendong paksa lo."

"Kakak tuh kenapa sih? Saya..." Lisa belum menyelesaikan ucapannya namun ia tersentak saat Dirga menundukkan badannya dan menaruh tangannya diantara lutut dan bahu Lisa. "Eh, Kakak mau ngapain?!... I-iya, iya saya naik, saya naik."

Dirga tersenyum tipis dan melepas tangannya. "Cepetan naek!"

Lisa menatap Dirga dengan tajam, dia mencari tau apa maksud Dirga memintanya pulang bersamanya? Jangan bilang dia mau ngerjain gue lagi, harusnya tadi gue kabur aja, batin Lisa.

Dengan terpaksa Lisa naik ke motor Dirga.

"Pegangan!" titah Dirga

Bibir Lisa mencebik, dia menumpukan tangannya pada bahu Dirga.

"Lo kira gue tukang ojek? Pegangan yang bener!"

"Kemana?"

"Kemana kek, asal gue gak keliatan tukang ojek."

Lisa memegang ujung jaket Dirga.
"Rumah lo dimana? Kasih tau gue jalannya!"

Selama di jalan mereka saling diam, ucapan yang keluar dari mulut Lisa, hanya saat cewek itu memberitahu dimana letak rumah. Selebihnya tidak ada. Mungkin mereka diam karena pikiran masing-masing.

L A D I R G A [LD#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang