Puzzle & Fire

23.9K 2.1K 126
                                    

Keesokan harinya, Jimin bangun dengan perasaan hampa. Pertama kali yang ia lakukan adalah duduk dipinggir kasur, lalu mengamati gorden jendela dalam diam. Kedua tangannya saling tertaut saat ia tidak mengenali kamar ini.

Jam kecil di atas nakas berteriak nyaring, mengalihkan atensi Jimin secara keseluruhan. Setelah ia mematikan alarm, Jimin beranjak dari kasur untuk sekedar melihat-lihat isi kamar.

Jimin belum sempat merapikan barang-barangnya. Karena takut, tadi malam, setelah menyuci piring dan menyiapkan sup ayam untuk Jungkook, Jimin segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

Tangan mungil itu melihat lemari berukuran minimalis di pojok kamar. Warnanya coklat, tapi sudah pudar. Banyak debu dan benar-benar jauh dari sinar matahari.

Hari ini hari sabtu. Jimin tidak terburu-buru seperti biasanya karena sekolahnya libur. Jadi, daripada mandi, Jimin lebih tertarik untuk membongkar beberapa benda di kamar ini.

Ya, Jimin harap Jungkook tidak keberatan.

KREK

Mata Jimin membulat kaget saat tangannya membuka pintu lemari. "A-apa-apaan ini..?" Kedua kakinya melemas melihat benda-benda di dalam lemari itu.

Sebenarnya tidak ada yang aneh. Hanya beberapa kotak segi empat yang berukuran kecil, juga beberapa kertas yang berhamburan. Tapi yang membuat Jimin melotot kaget adalah kertas yang tertempel di dinding lemari.

'Surat penangkapan'

Itu surat dari kepolisian bukan? Jimin maju, mencoba membaca surat itu dengan seksama. Ekspresi terkejutnya semakin terlihat kala membaca deretan kalimat yang terketik rapi di atas kertas itu.

"Penangkapan atas nama... Siapa?" Jimin mengernyit saat beberapa kalimat dicoret dengan spidol lalu ada tulisan "siapa" di pinggir paragraf. Tidak ada lagi kelanjutannya, karena kertas itu sudah robek di bagian bawah.

Atau memang sengaja dirobek?

Tubuhnya kembali berdiri tegap. Jimin memasang ekspresi berpikir yang begitu serius. Apa maksudnya? Surat siapa ini? Kenapa bisa ada disini? Kira-kira pertanyaan-pertanyaan seperti itu lah yang terlintas di pikiran Jimin saat ini.

Entah kenapa, hatinya tidak begitu yakin kalau surat itu milik Jungkook. Kalau memang penangkapan itu atas nama Jeon Jungkook, mungkin Jungkook sekarang sudah mendekam di penjara atau semacamnya.

Jimin yakin Jungkook bukan orang yang ceroboh. Dia tidak mungkin menyimpan surat itu disini kalau dia sendiri yang menyuruh Jimin menempati kamar ini. Jungkook bilang dia boleh membersihkan kamar ini, dia juga tidak memberikan Jimin larangan untuk tidak membuka lemari ini.

Rasa penasaran semakin membesar dihatinya. Sejak kemarin, tidak, bahkan saat pertama kali ia mengenal Jungkook, Jimin membuat begitu banyak pertanyaan untuk pemuda Jeon itu.

Siapa dia sebenarnya?

Apa maksud dari sikapnya?

Apa yang dia inginkan?

"Jimin?"

Suara Jungkook tiba-tiba mengagetkan Jimin. Ia segera menutup lemari itu dan berdiri tenang disamping kasurnya. Pintu kamarnya tidak lama kemudian terbuka, menampilkan sosok Jungkook yang terlihat acak-acakan khas bangun tidur. "Kau sudah bangun?"

Suara itu. Suara berat itu terdengar serak, dan entah kenapa cukup membuat Jimin terpancing. Diam-diam, Jimin mencubit pinggangnya. Mencoba menyadarkan dirinya sendiri.

"S-sudah.." Jimin menggigit bibirnya saat melihat Jungkook mengangkat sebelah alisnya. Terlebih lagi ekspresi dingin itu membuatnya merinding. Jimin langsung tau apa yang Jungkook inginkan.

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang