I Still Want to Stay Beside You

10K 1.1K 245
                                    

BLAM

"Jungkook!" Sebab gagang infus yang masih dibawanya kemana-mana, YoonGi berjalan kewalahan. Kakinya terus berusaha mengejar Jungkook yang berjalan cepat di depan sana. "Aish! Jeon Jungkook!"

Seakan menulikan pendengarannya, Jungkook terus berjalan tanpa mempedulikan Min YoonGi yang kesusahan mengejarnya di belakang sana. Bahkan ia langsung menekan tombol lantai satu dan memasuki lift.

"Jungkook! Hoi!" Rasanya, YoonGi ingin marah. Entah itu pada gagang infus yang masih dibawanya, atau pada Jungkook yang seenak jidat mengabaikannya. Padahal mereka sudah setiap hari mempermasalahkan tentang sopan santun kepada yang lebih tua. Tapi seakan tidak memiliki telinga, bocah SMA itu tetap mengabaikannya bagai butiran debu.

"Aku benar-benar akan menghajarmu kalau pintu lift tertutup!" Setelah YoonGi berteriak demikian, pintu lift yang hendak menutup tiba-tiba saja digagalkan oleh lengan seseorang. Dia sempat menghentikan langkahnya saat mengetahui bahwa Jungkook lah yang menahan pintu lift dengan lengannya.

"Jangan diam saja, bodoh."

YoonGi berdehem sesaat sebelum berjalan memasuki lift. Matanya bergerak melihat Jungkook yang kembali menekan tombol lift dan diam mematung di sebelahnya. Kini, hawa di dalam lift benar-benar dingin menusuk tulang. Terlalu suram dan menakutkan. Jungkook bahkan tidak melakukan apapun—membuat suasana hati YoonGi semakin memburuk.

Maka, setelah berdehem kembali, YoonGi memecah keheningan dengan cara memanggil Jungkook. "Jangan dengarkan apa yang Tuan Wang ucapkan.." Mulainya pelan. Sembari melirik, ia kembali melanjutkan, "yaa.. Dia itu memang tidak mengerti apa-apa, haha.."

Jungkook tidak menjawab. Kepalanya bahkan tidak menoleh sama sekali untuk melihat yang lebih tua. Dia benar-benar seperti patung tanpa nyawa, dan itu sudah cukup menjelaskan pada YoonGi tentang perasaan yang dirasakan Jungkook saat ini.

Yeah, seperti yang tertera, Jungkook dan masa lalunya memang tidak pernah bisa berteman baik.

"Jungkook," Tapi YoonGi tidak menyerah untuk mencari perhatian Jungkook. Tangannya yang sempat memperbaiki letak selang infus, dipakainya untuk meraih bahu yang lebih muda. "Aku tau, kau paling tidak suka jika ada orang lain mengingatkanmu tentang masa lalu.." Ia berhenti sejenak untuk menarik napas sebanyak yang ia bisa, "tadi itu.. Anggap saja kalau si tua bangka sedang menceritakan sesuatu seperti omong kosong?" Di sini, niatnya baik, mencoba membuat Jungkook lebih baik atau setidaknya membalas setiap perkataannya dengan lirikan mata yang tajam—seperti biasa. Tapi bukan sesuai harapan, matanya malah tidak sengaja melihat tangan Jungkook yang terkepal kuat—mengoyak foto yang sempat dibawanya pergi.

Jungkook kemudian memasang ekspresi wajah yang tidak enak dipandang. Ia menatap pantulan dirinya sendiri dari dinding lift. "Tidak. Dia benar."

"Hah?" YoonGi ikut memperhatikan pantulan Jungkook.

"Dia akan meninggalkanku seperti mereka."

"He-hei, Jungkook!" Kedua mata YoonGi membulat tidak percaya setelah telinganya berhasil mendengar gumaman Jungkook. "Jangan terpengaruh! Orang itu hanya mengatakan omong kosong!" Tangannya lalu terayun menyatakan ketidak setujuan. "Jimin tidak akan melakukan hal seperti itu! Dia bukan orang yang bisa semudah itu kau samakan dengan ayah dan ibumu!" Ucapannya segera terputus begitu Jungkook menoleh menatapnya. Mulutnya terkunci rapat saat menyadari tatapan kosong yang Jungkook perlihatkan.

"Kenapa kau begitu yakin?" Jungkook bertanya pelan, hampir seperti berbisik. "Apa yang membuatmu mempercayai Jimin, hyung?"

YoonGi tertegun. Tidak bisa mengatakan apapun. Dia seperti melihat sesuatu yang mustahil dilihatnya selama ini. "Jangan ikut campur. Dari awal, dia hanya mainanku."

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang