Because of You

19.5K 1.6K 323
                                    

Jungkook akan melakukannya.

Sudah terlambat untuk menghentikannya.

Sekarang, keinginan untuk berada di dalam tubuh Jimin,

Keinginan untuk merasakan betapa Jimin membungkusnya dengan sangat erat,

Semua keinginan itu sudah sangat kuat dan Jungkook tidak akan menghentikannya.

Tapi tiba-tiba semua itu terhenti begitu saja. Didetik pertama, Jungkook hampir tidak bisa mengontrol dirinya.

Ya, dia benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya. Tubuhnya membeku dengan tatapan kosong yang tergantung disana. Pergerakannya benar-benar terhenti, ketika melihat Jimin yang mendongak menatapnya dengan tatapan terluka.

Tatapannya begitu mengganggu hati Jungkook. Terlebih air mata yang terus turun mengotori pipi putih dengan semburat merah itu.

Jungkook hampir tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya.

"Jungkook..," Jimin memanggil dengan suara serak yang terdengar sangat pelan. Setitik air mata jatuh untuk yang kesekian kalinya saat ia menatap kedua mata yang sehitam arang itu. "Aku membencimu."

+
+
+
+
+

Page 2: Please, keep hold my hand

--
--

YoonGi tengah mengerjakan laporan saat waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Kedua matanya yang sipit terlihat semakin sipit karena menahan kantuk. Itu dibuktikan dengan dirinya yang terus menguap setiap lima menit sekali.

Pemuda pucat itu lalu mendengus. Hal yang paling dibencinya adalah ketika waktu tidurnya berkurang hanya karena harus melakukan tugasnya. Sekarang, kantung mata terlihat bergelantungan dibawah matanya. "Laporan sialan!" Desisnya penuh kebencian.

"YoonGi hyung.."

"ARGH!?!" Tiba-tiba saja ditengah pekerjaannya yang begitu membosankan, YoonGi dikejutkan dengan suara dingin yang berasal dari dalam kamarnya. Kepalanya sontak menoleh mencari siapa pelakunya dan langsung menggeram kesal begitu mendapati seseorang tengah berdiri didekat jendela kamarnya yang terbuka.

"What the fuck, Jeon Jungkook?!" Umpatnya sambil berdiri menghampiri Jungkook. Tangannya yang mungil mendorong tubuh bongsor Jungkook menjauhi jendela kamarnya. "Tidak bisakah kau menggunakan pintu depan?" Tanyanya terdengar jengkel setelah berhasil menutup jendela kamarnya.

Jungkook mendengus mendengar YoonGi yang akan segera mengomel panjang kali lebar padanya. Maka, dibawanya kaki-kakinya berjalan mendekati single bed milik YoonGi, lalu direbahkannya tubuhnya dengan hempasan yang kasar.

"Apa kau sudah meminta izin padaku sebelum menaiki kasurku?" YoonGi mendumel dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Laporannya baru selesai setengah dan kini Jungkook datang mengacaukan konsentrasinya.

"Kau sudah tau persis seperti apa aku, hyung.." Jungkook menjawab santai tanpa mempedulikan YoonGi. Kedua matanya terpejam erat dan napasnya mulai terdengar teratur.

Pemuda pucat itu memperhatikan Jungkook dalam diam. Sepertinya bocah itu sudah terlelap. Tapi meskipun begitu YoonGi tidak benar-benar menganggap bahwa Jungkook sudah tertidur. Kedua bola matanya berputar malas seakan tau apa yang akan terjadi beberapa menit ke depan. "Jungkook, aku cukup hapal tingkahmu itu. Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan padaku?" Tanyanya. Tidak peduli kalau Jungkook sudah tidur atau belum.

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang