Something happened

17.2K 1.5K 143
                                    

Pukul 8 malam, taman bermain itu terlihat semakin membludak dengan puluhan pengunjung yang terus memasuki area. Jalan yang selebar apapun jadi terasa sangat sempit karena pejalan kaki yang memadati.

"Hah~" YoonGi memperhatikan orang-orang yang sibuk saling mendorong di depannya. Sebuah senyum miring terlukis diwajahnya bersamaan dengan pandangan sinisnya. "Beruntung kita datang lebih awal.." Ujarnya sembari menoleh melihat Jimin yang duduk diam dengan mata mengamati keadaan sekitar.

Pemuda berkulit seputih salju itu terdiam begitu menemukan sebuah senyum manis di wajah Jimin. Ia lantas merangkul bahu Jimin dan menariknya mendekat. "Apa kau menikmatinya?" Tanyanya dengan tawa renyah.

Jimin membeku selama satu detik sebelum menganggukkan kepalanya membalas pertanyaan YoonGi. "Terima Kasih, YoonGi-ssi.."

"Kenapa berterima kasih?"

"Karena sudah membawaku kesini?"

Mendengar ucapan penuh keraguan milik Jimin, YoonGi langsung melepas rangkulannya dan menatap Jimin dengan tatapan yang sulit diartikan. Jimin hanya balas menatap YoonGi dengan senyuman kecilnya yang begitu manis, semanis permen kapas. Membuat jantung YoonGi tiba-tiba berdebar.

"Seharusnya kau tidak berterima kasih kepadaku," YoonGi menghela napas dan kembali memperhatikan para pejalan kaki yang terus berlalu lalang di depan mereka tanpa henti. "Tapi berterima kasih pada Jungkook.."

Senyuman Jimin langsung memudar begitu mendengar nama Jungkook. Binar matanya menyatakan kebingungan begitu juga dengan raut wajahnya. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Lebih memilih bungkam membiarkan YoonGi berbicara tanpa dipancing.

"Dia yang memintaku membawamu kesini.." YoonGi mulai bercerita setelah memastikan Jimin mendengarkan perkataannya dengan seksama. "Dia bahkan memaksaku untuk membolos bekerja hanya karena ini.."

Membolos?

Jungkook menyuruh YoonGi membolos?

"Dengar.." YoonGi menoleh kearah Jimin dengan kedua tangan yang berada dikedua bahu Jimin. Bibirnya yang terasa kering, ia jilat berulang-ulang seakan mencoba menghilangkan rasa gugupnya. "Aku dan Jungkook.., kami sudah saling mengenal sejak 10 tahun lamanya. Dan ini adalah pertama kalinya aku melihat dia seperti ini.."

"Kami adalah rekan kerja. Tuan Wang mempercayakanku untuk menjadi rekan kerja Jungkook. Jungkook adalah bocah yang sangat tertutup dan pendiam. Waktu pertama kali aku memperkenalkan diri padanya, aku pikir ide menjadikanku sebagai rekan kerja bocah itu bukanlah ide yang bagus. Tapi setelah beberapa waktu aku bekerja dengannya, ternyata Jungkook cukup bisa membuatku nyaman.." YoonGi terdiam selama beberapa saat. Ekspresinya terlihat sedang memikirkan sesuatu dan Jimin cukup tertarik melihatnya. "Dia.. Yah.., aku benar-benar bingung karena ini pertama kalinya Jungkook peduli terhadap seseorang.."

"Jungkook bekerja?" Jimin bertanya setelah lama diam mendengarkan. Nada suaranya terdengar sangat penasaran hingga akhirnya YoonGi membenarkan pertanyaannya.

"Dia adalah anak broken home, Jimin. Ayah dan ibunya selalu bertengkar, dan ibunya adalah wanita egois yang selalu bertindak kasar. Sejak kecil Jungkook mencoba bertahan ditengah-tengah keadaan yang seperti itu, hingga akhirnya orang tuanya bercerai. Ayahnya pergi melarikan diri sementara Jungkook ditinggalkan bersama ibunya.." YoonGi lalu menoleh melihat sosok Jungkook yang tengah mengantri di sebuah kedai minuman. Awalnya, ia berniat membeli minum karena tenggorokannya terasa kering sejak pertama menginjakkan kaki di taman bermain. Tapi tiba-tiba, keinginannya langsung berubah begitu melihat raut antusias Jimin yang tertahan.

Sejak awal mereka ke sini, YoonGi sudah menyadari tingkah Jimin dan Jungkook. Setiap Jungkook memperhatikan Jimin, Jimin pasti akan membalas dengan menundukkan kepala dan memasang ekspresi takut. Sebab itu lah kedua bahu Jimin selalu terlihat tegang. Seberapa besar dia menikmati permainan, jika matanya melihat Jungkook, maka dia akan sekuat tenaga menahan perasaan itu.

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang