Epilogue, A Little Story For Min YoonGi

11.3K 571 284
                                    

Apa yang dikatakan Jimin memang benar adanya. Seseorang yang sudah lama memendam perasaan, seseorang yang sejak lama memberi semangat dari tempatnya berdiri. Seseorang yang memilih bungkam ketimbang mengatakan perasaan yang dimilikinya.

Aku bodoh. Merasakan perasaan memalukan seperti ini dan memilih menyimpannya ketimbang membuangnya.

Memilih melihatnya dari kejauhan ketimbang berlari menggapai tangannya.

Daripada menertawai, aku lebih suka menyoraki diriku sendiri dengan kata-kata payah.

Seharusnya aku tau, seberapa rasa sukanya terhadap Jimin. Sebesar apa kegigihan Taehyung untuk kembali mendapatkan Jimin. Seharusnya aku terbiasa.

Tapi ternyata tidak. Berapa kalipun aku melihat interaksi keduanya, aku merasakan perasaan asing yang menghantam hatiku. Seharusnya aku sudah lebih kuat dari ini. Tapi ternyata tidak.

Perasaan sakit itu masih sama. Bahkan semakin besar.

Aku tidak tau lagi. Aku tidak tahan.

KLAK!

YoonGi meminum bir kalengan dengan penuh khidmat. Hari ini, entah kenapa banyak pelanggan yang berdatangan memadati kedai ayam gorengnya. Ia sampai kewalahan menangani pesanan yang semakin menggunung. Untungnya, saat itu ada Jimin dan Jungkook yang membantunya melayani pelanggan.

"Ahh~ akhirnya.." Desah lega terdengar setelah lidahnya berhasil mencecap rasa bir yang belakangan ini jarang ia minum. Kesibukannya mengurus kedai serta membeli bahan-bahan semakin menyiksanya. Sekarang, kehidupannya hanya bergantung pada kedai ayam yang penghasilannya bahkan tidak seberapa.

Setelah perusahaan Wang Jackson resmi ditutup, YoonGi hampir terancam hidup miskin karena tidak berhasil memenuhi kebutuhannya. Mencari pekerjaan pun sangat susah mengingat padatnya populasi di Seoul; tidak seperti dulu. Untungnya, saat itu dia kepikiran untuk membuka usaha kedai dan berani mencobanya.

Kedua bahunya terasa berat sekaligus kaku. Otot-otot tubuhnya tegang luar biasa dan memijatnya dengan kedua tangan pun terasa sia-sia. Kini, ia benar-benar butuh istirahat. "Akh, aku merasa semakin tua saja.." Gerutunya saat seluruh tubuhnya merasa pegal luar biasa.

Diabaikannya udara malam yang menusuk tulang. Saat ini, meregangkan otot-otot tubuhnya sembari menghirup udara segar adalah hal utama yang sangat dibutuhkannya. Dia tetap diam terduduk di tangga pagar selama beberapa menit. Sesekali kepalanya mendongak melihat langit malam dengan beberapa bintang yang menghiasi.

Fisiknya lelah. Begitu juga dengan batinnya. Pikirannya keruh. Kepalanya terasa seperti rebusan yang mengeluarkan uap panas. Kedua mata sipit yang menyimpan kelereng cokelat berkilau itu menggantungkan tatapan penuh kesedihan dengan seribu arti di dalamnya.

Lama terdiam, tiba-tiba di tengah rasa lelah luar biasanya, YoonGi mengingat sesuatu yang sangat ingin ia lupakan.

"Aku menyukaimuㅡ"

"Aku sangat menyukaimu, tidakㅡ

Aku mencintaimu."

Ia mendengus berat. Satu sudut bibirnya tertarik membentuk senyum miring yang entah kenapa terlihat begitu masam. Tangannya lalu terangkat dan ia kembali meminum sisa bir dengan rakus.

"Apa sudah tidak ada celah untukku?"

Gerakannya terlihat dipaksakan. YoonGi menggenggam erat kaleng bir yang sudah kosong dengan perasaan kacaunya. "Cih! Kenapa aku harus mengingatnya?" Gumamnya seraya tertawa pelan. Niatnya hanya ingin menjernihkan pikiran serta mengistirahatkan tubuh. Tapi kenapa ingatan menyebalkan seperti itu yang justru diingatnya?

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang