FINAL [PAGE 3: I LOVE YOU]: I Miss U

20.6K 1.2K 1K
                                    

Jimin tersentak. Kepalanya lalu menoleh melihat tangga rumah Hoseok dalam diam. TV yang sedari tadi menyala menayangkan acara kesukaannya pun terabaikan.

Entahlah. Tapi Jimin rasa, sekilas ia mendengar suara debuman dari lantai dua. Dan itu cukup membuat hatinya merasakan desiran aneh yang lebih tertuju pada ketidak nyamanan.

Ingin memastikan, ia akhirnya memutuskan untuk mendengarkan baik-baik suara tersebut. Volume TV yang begitu nyaring ia kecilkan hingga kini telinganya dapat mendengarkan dengan seksama.

Sayangnya, beberapa detik telah berlalu namun Jimin tidak mendengarkan suara apapun selain keheningan.

Apa hanya perasaannya saja?

"Sepertinya aku mendengar sesuatu.." Gumamnya sembari memiringkan kepala. Matanya kemudian melirik pada jaket YoonGi yang tersampir di bahu sofa. Kedua alisnya mengernyit bingung. Hatinya mendadak gelisah tanpa sebab dan itu membuatnya berkali-kali mengganti posisi duduk.

Ada apa?

TAP

TAP

Ketika mendengar suara langkah kaki, kepalanya langsung menoleh dan mendapati Hoseok yang tengah menuruni tangga dengan ekspresi tenangnya. "Hoseok?" Panggilnya dengan nada tanya. "Dimana YoonGi hyung?" Tanyanya setelah Hoseok berdehem.

Tanpa sepengetahuan Jimin, kedua bola mata Hoseok berbinar gelap. Garis kaku tanpa lengkungan yang membentuk senyum pun tak terlihat. Membuat ekspresi itu semakin lama semakin terlihat menakutkan. Tapi hal itu tidak berlangsung lama lantaran kemampuan akting yang sudah dimilikinya selama bertahun-tahun itu dia gunakan untuk berhadapan dengan Jimin.

"Ah! Katanya perutnya bermasalah! Aku jadi khawatir dengan YoonGi hyung!" Bohongnya dengan ekspresi khawatir. Bibirnya ia gigit dan kakinya berjalan cepat mendekati Jimin. "Apa kau tau sebelum ke sini, YoonGi hyung makan apa?"

Jimin sendiri terkejut mendengar penuturan Hoseok. Si mungil nampak begitu polos hingga tidak menyadari kalau saat ini, dirinya tengah ditipu oleh seseorang yang bahkan lebih tua dari dirinya. "E-eh.. Benarkah?? T-tadi sebelum kemari, kami membeli kopi di mini market.." Dia menjawab seadanya. "Apa karena kopi?" Tanyanya balik.

"Aku rasa begitu. Kalian belum makan, bukan?" Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban. Sekarang dia ikut khawatir dengan kondisi YoonGi. Terlebih pemuda pucat itu baru saja berkelahi dengan orang-orang berpakaian menakutkan. "Baiklah! Akan aku buatkan makanan!" Berbeda dengan Jimin, Hoseok sudah berseru mencoba menyemangati Jimin. Pemuda itu memberi senyum sebelum berbalik menuju dapur.

Dan saat membalikkan badan, saat itu juga ekspresinya berubah 180 derajat. Senyum yang sempat tersemat, menghilang dalam hitungan detik. Binar matanya meredup, pun bibirnya yang bergerak menggumamkan sesuatu tanpa sepengetahuan Jimin.

"Merepotkan..."

ㅡㅡ
ㅡㅡ

Berbeda kondisi dengan Jimin, Taehyung kini tengah berlari menuju kantor ayahnya. Pikirannya sudah keruh hingga ia tidak dapat memikirkan apapun selain keselamatan Jimin. Padahal, pemuda Tan itu memiliki motor sport di dalam garasi rumahnya.

"Bangsat!" Umpatan itu terdengar disela larinya. Keringat sudah bercucuran membasahi wajah, leher hingga pakaian miliknya. Pun handphone yang masih tergenggam erat dalam kepalan tangannya.

Saat ini, ia harus memastikan sesuatu; kalau apa yang ia lihat sebelumnya benar-benar terbukti.

Sial!

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang