FINAL [PAGE 2: PLEASE, KEEP HOLD MY HAND]: Found You

12.3K 1.1K 305
                                    

Sungjin masih memasang senyum ketika Jungkook membuang pandangan. "Aku tidak percaya kau lebih memilih membunuh ayahmu sendiri, Jungkook.." Bisikan itu membuat telinga Jungkook berdengung. Pemuda dingin itu mengepalkan tangannya yang mana membuat salah satu pesuruh Sungjin menendang kursinya.

"Tuan, bocah ini sepertinya menahan amarahnya.." Lapor pria berjas hitam sembari tersenyum miring. Sungjin sendiri hanya mendengus menanggapinya.

"Jungkook," Hening. Tidak ada yang menyahut panggilan itu. Bahkan si pemilik nama merasa muak karena pria tua itu terus memanggilnya dengan nada lembut yang menurutnya begitu menjijikan. "Kau pasti sudah tau semuanya, bukan?"

Pengusaha itu menoleh, melihat salah satu bawahannya dan menyuruhnya untuk mendekat-sebuah tas ransel terlihat berada dalam genggaman bawahannya. "Kau pasti berpikir, kenapa file rahasia ada di dalam satu komputer? Kenapa file itu dengan mudah di dapat, bahkan hanya mengandalkan virus untuk mengunduhnya.." Pengusaha itu lalu mengambil alih tas ransel yang ternyata milik Jungkook tersebut. Dibukanya risleting tas untuk kemudian dirogohnya benda-benda yang ada di dalamnya.

"Aku sengaja. Sengaja menyuruh Minhyun memberikan tugas itu, agar kau mengetahui apa yang sudah aku rencanakan selama bertahun-tahunㅡ" Bisikan itu berlanjut. Tapi Sungjin segera menghentikan celotehannya setelah tangannya menemukan apa yang dicarinya. "Aku tau kau pasti akan mendatangi perusahaanku dan mencuri dataku. Tugas yang sengaja aku berikan, melalui orang yang kupercayai selama 6 tahunㅡ"

"ㅡdan tentunya kau tau siapa dia?"

Jungkook menggeram rendah. Kepalanya seakan mendidih saat menyadari maksud pembicaraan Sungjin-dan tentunya, seseorang yang dimaksud oleh pria tua itu.

Sungjin menggenggam sebuah flashdisk biru yang ia temukan di dalam tas ransel Jungkook. Tatapan matanya berubah datar dalam sedetik setelah menyerahkan flashdisk itu pada bawahannya. "Aku sengaja melonggarkan keamanan. Penjaga-penjaga yang aku pekerjakan, tidak akan semudah itu memberikan kepercayaan kepada orang lain yang memasuki ruang penyimpanan file perusahaan..," Ujarnya dengan dagu terangkat. "Aku sudah tidak ingin berlama-lama bermain denganmu, Jungkookie.." Jungkook menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras begitu menemukan ekspresi sedih yang diperlihatkan Sungjin.

Tiba-tiba, binar mata Sungjin terlihat lebih bersinar, berambisi dan penuh kemenangan. Pancaran kesombongan serta kepercayaan diri yang tinggi terus di perlihatkannya hingga membuat Jungkook bernapas berat. "Jungkook.. Aku percaya kita akan memimpin dunia ini tanpa ada halangan.." Sebuah kalimat penuh teka-teki diucapkan pria tua itu. "Hanya perlu taburan bumbu yang pas agar semuanya berjalan seperti seharusnya.."

Tangannya kemudian bergerak melonggarkan dasi. Dilipatnya siku kemeja yang dia gunakan hingga kini pria itu terlihat lebih bebas dari sebelumnya. Bibirnya kembali terbuka, namun suaranya tak kunjung keluar karena salah satu bawahannya menginterupsi dan berbisik di telinga kanannya.

"Ah.. Aku rasa pertemuan ini cukup sampai di sini." Jungkook masih bungkam. Kedua matanya terus memberikan tatapan penuh kebencian pada Sungjin yang kini kembali membetulkan pakaiannya. "Pekerjaanku lebih penting, karena uang akan menghampiriku sebentar lagi.."

Setelah berucap demikian, pengusaha itu berbalik pergi bersama bawahannya. Meninggalkan Jungkook yang masih dalam keadaan terikat dan kulit yang bercucuran keringat. Tapi sebelum benar-benar menutup pintu gudang, Sungjin sempat menoleh melihat anaknya. "Kita akan mengobrol lagi nanti. Isi perutmu, karena aku akan menyuruh beberapa pelayan mengantarkan makanan.."

"..Itupun kalau kau bisa meraih dengan kedua tangan terikat.." Kekehan sinis itu mengakhiri perbincangan mereka dan pintu gudang kembali tertutup. Jungkook terdiam untuk beberapa detik, sebelum berdecih muak.

Warm MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang