Para personil The Kings, didahului Sara dan diakhiri Kalea memasuki aula serba guna Muse Entertainment.
Ratusan suara klak-klik kamera dan blitz menghujami mereka.
Sesuai dugaan Sara, masalah yang menimpa Kafka hanya bisa diselesaikan oleh konferensi pers. Dan keputusan hasil rapat para petinggi Muse pun menyatakan seperti itu.
Lebih dari 100 media, cetak maupun elektronik, baik dalam dan luar negeri, datang untuk meliput.
Di belakang para wartawan dan kameramen, dengan penjagaan ketat dari petugas keamanan dan staff Muse Entertainment, berkumpul para My Queen yang terus mencoba merangsek maju sambil meneriakkan bahwa Kafka tidaklah bersalah. Dia hanyalah korban.
Sara Menghela napas. Biasanya mereka mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa The Kings akan menggelar konser atau pun hal-hal baik lainnya, tapi sekarang?
Wanita itu benar-benar kecewa terhadap dirinya sendiri. Ia yang biasanya bisa menghandle skandal para personil The Kings agar tak terekspos publik, kali ini gagal.
Keenam orang itu menempati tempat duduk di balik sebuah meja panjang dengan masing-masing mikrofon untuk setiap orang.
Gurat sendu terpampang jelas di wajah keenam orang tersebut, namun hanya Kalea dan Sara yang sedih atas kejadian ini. Yang lainnya, karena masalah masing-masing.
Kafka masih memikirkan peristiwa kemarin. Entah apa yang dipikirkan Rachel tentang dirinya. Mungkin penghianat? Tukang tikung? Teman makan teman? Atau mungkin hal-hal buruk lainnya.
Kafka menghela napas. Kaki kanannya tak bisa tenang sejak tadi.
Mata agak sipit Nata memperhatikan kaki Kafka, namun fokusnya bukan terhadap kaki sahabatnya tersebut, melainkan pada sms Nuris sepuluh menit yang lalu. Gadis itu mengabari bahwa Bapak masuk rumah sakit.
Haruskah ia menjenguk?
Illias terus melihat tanggal yang tertera pada jam tangan Gamea. Di sana, menunjukkan bahwa hari ini adalah tanggal 29 April. Tanggal dimana orang terkasihnya berulang tahun. Dan yang membuatnya gelisah sejak tadi, ia belum mengucapkan selamat dan membelikan sebuah hadiah.
Kening Gamea mengerut. Di otaknya bertengger sebuah pertanyaan. Kenapa Sina tiba-tiba membatalkan acara makan malam mereka?
Pemuda berhidung lancip itu, melirik Kafka. Pasti Kafka penyebabnya. Sahabatnya itu memang tidak suka jika dirinya mendekati Sina. Tapi ia juga tak bisa menyalahkan Kafka.
Jika ia memiliki saudara perempuan yang didekati oleh laki-laki macam dirinya, ia juga tidak akan tinggal diam.
Gamea menyeringai samar. Sina tak ada, masih ada si mungil Diva, news anchor yang tengah melejit.
Kelima orang itu kembali pada kenyataan saat Sara berdehem melalui mikrofon. Menegakkan dagu, wanita itu menatap kamera-kamera yang menyiarkan secara langsung acara konferensi pers ini. "Terimakasih atas kehadiran teman-teman media, juga para My Queen. Saya harap My Queen bisa tenang sebentar?!" Sara tersenyum dan keributan para My Queen pun terhenti, "terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings
RomanceMemasuki tahun kelima, The Kings mulai goyah. Satu per satu masalah datang menghampiri para personilnya. Karena kepercayaan yang terlalu tinggi, Kafka si pemimpin, harus kembali merasakan sakitnya dikhianati. Karena ketidakadilan yang selalu didapat...