Wajah Kalea memanas melihat Kafka yang berjingkrak-jingkrak di atas panggung. Menghibur para undangan dan juga My Queen yang lebih mendominasi MEIS.
Jika ia tidak menjadi asisten The Kings, pasti ia telah melebur dalam lautan merah. Bernyanyi bersama dan ikut melambai-lambaikan lightstick. Itu pun jika tidak ketahuan Mama.
Hah... ia jadi rindu melakukan hal-hal tersebut.
Kini, ia hanya berdiam diri. Menunggu The Kings selesai perform, sambil melihat penampilan mereka melalui TV LED di ruang tunggu khusus The Kings.
Kepala Kalea miring ke kanan. Kafka memang tampan, tapi kenapa malam ini pemuda itu terlihat berkali-kali lipat lebih tampan?
Ya ampun!
Mata Kalea membulat. Apa yang ia pikirkan tadi? Tidak. Tidak. Tidak. Gadis itu menggeleng kuat. Hanya Illias, personil The Kings paling tampan. Urutan pertama versi Kalea Samara, disusul Kafka lalu Gamea dan Nata.
Kalea menangkup kedua pipinya yang semakin memanas. Ia menghembuskan napas berkali-kali, mencoba menetralkan degup jantungnya yang tak biasa. Bahkan, tanpa stetoskop pun, ia bisa mendengarnya.
Setiap kilasan tentang insiden tak terduga tadi muncul, tanpa ia minta, reaksi tubuhnya pasti seperti ini.
Kalea mengacak rambutnya dan merengek-rengek tak jelas. Untung di ruang tunggu tak ada siapa pun. Wadrobe dan make-up artist telah keluar beberapa menit yang lalu. Bisa disangka gila dia.
"Itu ciuman pertama gue...," lirih Kalea.
"Maaf, Mbak. Mbak, nggak kenapa-kenapa?"
Kalea menghentikan aksi konyolnya saat sebuah suara maskulin menyapa indra pendengarannya.
Ternyata seorang kru. Datang bersama se-troli penuh makanan. Kalea nyengir. "Nggak apa-apa, Mas." Gadis itu bangkit dari sofa, merapikan rambutnya lalu berjalan menghampiri kru tersebut. "Ini makanannya?"
"Iya, Mbak. Silakan dicek dulu, sesuai standar atau belum?"
Kalea melihat berbagai macam makanan dan minuman yang dibungkus plastik wrap. Semua ini--empat tingkat troli---adalah pesananan anak-anak The Kings.
Sebenarnya Kalea tidak tahu apakah ini sesuai standar atau belum. Sara tak memberitahunya apa-apa. Wanita itu hanya memberikan daftar makanan dan minuman yang harus Kalea pesankan kepada pihak Televisi.
"Udah, Mas. Terima kasih," jawab Kalea, asal.
"Iya, sama-sama. Kalau begitu saya permisi dulu."
Kalea mengangguk.
Setelah kru itu pergi dan pintu tertutup, Kalea kembali memperhatikan makanan anak-anak The Kings. Gadis itu berdecih. Kalea pikir, cuma artis luar negeri saja yang banyak permintaannya ketika mengisi acara. Ternyata, permintaan The Kings juga tak kalah heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings
RomanceMemasuki tahun kelima, The Kings mulai goyah. Satu per satu masalah datang menghampiri para personilnya. Karena kepercayaan yang terlalu tinggi, Kafka si pemimpin, harus kembali merasakan sakitnya dikhianati. Karena ketidakadilan yang selalu didapat...