14. Pesta Ulang Tahun

195 15 5
                                    

"Kabar Kafka baik, gimana sama Papi? Hah? Nggak lah, tapi kalau Papi mau beliin, juga nggak apa-apa, iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kabar Kafka baik, gimana sama Papi? Hah? Nggak lah, tapi kalau Papi mau beliin, juga nggak apa-apa, iya... haha...."

Kalea mencebik sambil membereskan barang bawaan Kafka. Pemotretan telah selesai dan sekarang mereka tengah bersiap-siap pulang.

Di meja rias, Kafka sedang membersihkan make up dibantu oleh seorang make-up artist dengan handphone di telinganya.

"Hm, iya. Makasih, Pi." Vokalis The Kings itu menutup teleponnya. Papi yang sudah berada di Jepang selama dua minggu, baru saja menghubunginya dan mengabari bahwa lusa akan pulang.

Kafka memperhatikan wajahnya yang telah polos. "Sudah, Mbak?" tanya Kafka saat make-up artist itu membereskan peralatannya.

"Iya, Mas. Um... Mas Kafka?"

"Iya?" Kafka menoleh dan mendapati make-up artist––yang sepertinya berumur tiga atau empat tahun lebih tua darinya––itu tengah menunduk sambil memilin ujung baju.

"Bo... boleh minta foto? SayafansbangetsamaMasKafka."

Sontak, Kafka tertawa lepas mengetahui kegugupan make-up artist tersebut, hingga berkata dengan cepat tanpa jeda. "Oh, itu...," Pemuda itu tersenyum manis. Senyum yang biasa ia tebar saat berada di depan kamera maupun fans, "Boleh," ucapnya lalu berdiri.

Mata Kalea melebar menyaksikan adegan teramat manis di depannya. Ia kembali memajukan bibir. Giliran sama gue aja nggak ada manis-manisnya, gue kan Juga My Queen! Sudut-sudut bibir Kalea tertarik ke bawah, seperti orang hendak menangis. Bola matanya menampakkan kepiluan. Gue juga pengen foto....

Kontrak kerja yang mengharuskan Kalea profesional memang menjadi salah satu penghalang kecil, kenapa sampai sekarang ia belum mendapatkan foto bersama para personil The Kings. Sedangakan faktor terbesarnya, adalah ia terlalu gengsi, apalagi meminta foto kepada Kafka. Pertemuan pertama yang buruk dan betapa menyebalkannya Kafka, menyentil harga diri manusia biasanya.

Tining!

Sebuah chat masuk.

Kalea mengambil handphone-nya di dalam saku celana. Ternyata Dona.

Dona : Amsyong lah, gue baru selesai ngerjain hukuman dari Pak Didin 😢

Kalea terkikik lalu mengetikkan balasan.

Kok bisa? Biasanya kan Pak Didin cuek-cuek aja kalau kita nggak ngerjain tugas. Tau-tau, muncul aja nilai D : Kalea

Dona : Ini gara-gara headset gue yang rusak 😠 gue nggak sadar kalau suara handphone gue juga kedengaran di speaker. Tadi pagi, gue live streaming suami-suami gue... 😭 Bazeng. Kapan sih, lo selesai cuti? kan enak, punya temen dihukum.

Kalea mendengus.

Terharu gue punya sahabat kaya lo 😡 : Kalea

The KingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang