Gamea tertawa geli membaca chat dari Sina. Gadis itu tengah mengeluh karena sikap Kafka yang terlalu overprotektif.
Gamea mengetikkan balasan.
Ya bagus dong... berarti Kafka sayang sama kamu.
Selang beberapa menit, pemuda itu kembali mendapatkan chat dari Sina.
Sina : Ya, tapi nggak gitu juga Kak. Mau temenan sama cowok aja harus pake persetujuan dia dulu. Apalagi kan, Kak Gamea udah temenan lama sama Kak Kafka, masa nggak percaya juga.
Jadi, selama ini, kamu cuman nganggep aku temen doang? Baper.... 😔 : Gamea
Sina : Mulai deh 😏
Game tersenyum. Ia kembali akan mengetikkan balasan, namun, sebuah tangan yang tiba-tiba melingkari pinggangnya, menghentikan rencananya itu.
Ia baru sadar, sejak tadi--bahkan sejak semalam--ia tidak sendiri. Ada Diva, si news anchor yang menemaninya.
"Pagi...," sapa wanita itu parau sambil tersenyum kepada Gamea dengan mata setengah terbuka.
Gamea yang tengah duduk sambil bersandar pada kepala ranjang, langsung menundukkan diri untuk mengecup bibir Diva. "Pagi... nyenyak?"
Diva menggangguk dan mengikuti Gamea duduk. Wanita itu merapatkan tubuh polosnya pada tubuh Gamea yang juga polos. Mengecupi leher Gamea dengan tangan yang tak tinggal diam. Bermain di area bawah pinggang pemuda itu.
Gamea mengerang. Menaruh handphone-nya sembarang, lalu menarik wajah Diva ke atas dan mencium bibir wanita itu, tak sabaran. "Serangan fajar, huh?" ucap Gamea dengan suara yang telah berat.
"Iyah... abis... kamu telalu asik entah dengan siapa." Diva menarik diri dan naik ke pangkuan Gamea, membuat Gamea semakin merapatkan tubuh mereka.
Pemuda itu menatap Diva dengan pandangan berkabut. Ditambah Diva yang terus begerak, semakin membuat Gamea frustasi.
"Kita bisa lanjutkan, kalau kamu mau jawab pertanyaan aku dengan jujur. Sejujur-jujurnya. Siapa dia?"
Gamea tertawa kecil. Ayolah... Diva wanita dewasa, umurnya saja 29 tahun. Harusnya dia tahu, bahwa yang mereka lakukan ini, hanya untuk kesenangan semata. Jangan terlalu dibawa perasaan. Tapi, Gamea menghargai kecemburuan wanita itu.
Gamea mengusap pipi Diva dan menjawab sekenanya. "Hanya penggemar centil."
***
"Kok, cuman diread doang?" gumam Sina sambil memperhatikan chat terakhirnya.
"Tuh, kan, apa gue bilang! Gamea tuh cuman main-main sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings
RomanceMemasuki tahun kelima, The Kings mulai goyah. Satu per satu masalah datang menghampiri para personilnya. Karena kepercayaan yang terlalu tinggi, Kafka si pemimpin, harus kembali merasakan sakitnya dikhianati. Karena ketidakadilan yang selalu didapat...